Translate: Sienna
Edit : Blue Blossoms
Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar
Selamat Membaca. 😊
---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------
Saat itu akhirnya hujan turun juga.
Tetapi, hujan yang awalnya rintik-rintik kemudian berubah menjadi hujan deras. Sambil berdiri di lantai satu gedung sekolah dia memandangi hujan, hati Bai Luoyin tampak syahdu. Setelah berharap begitu lama, mereka akhirnya bisa menghemat beberapa ratus yuan untuk biaya air kali ini.
Sebagian besar siswa yang tinggal di asrama sudah bergegas membuka payungnya dan kembali ke asrama masing - masing. Sepuluh atau lebih orang yang tersisa sebagian besar sudah dijemput oleh orang tua mereka. Bai Luoyin memandangi jam di dinding, meski tampak tak yakin hujan akan segera berhenti. Dia malah memperkirakan mungkin saja hujan masih akan turun hingga langit diselimuti gelapnya malam, sehingga dia memilih untuk berjalan pulang.
Ketika Gu Hai sedang berjalan keluar meninggalkan sekolah, tiba-tiba ia melihat sopirnya sedang berdiri di luar dan menunggunya.
"Hari ini hujan deras. Lebih baik jika Anda tidak naik taksi sendirian."
Tatapan sang sopir sedikit memelas. Namun, Gu Hai tahu bahwa itu adalah tatapan yang dibuat-buat, sama sekali berbeda jika dibandingkan dengan tatapan pengharapan anak pada orangtuanya. dalam benaknya, dia merasakan sebuah firasat tidak enak akan kondisi keluarga dirumahnya.
Kendati demikian, ia tetap masuk ke dalam mobil.
"Xiao Hai, Jenderal mengatakan bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Nyonya. Dia telah mengundang Anda untuk datang ke rumah dan makan malam keluarga."
Kepala Gu Hai bersandar pada sandaran mobil. Ibuku tidak lagi merayakan ulang tahun, hanya ulang tahun peringatan hari kematiannya.
"Bawa aku pulang ke kontrakanku."
"Xiao Hai..."
"Kukatakan sekali lagi, bawa aku ke ..." ucapan Gu Hai terpotong tatkala dia melihat seseorang di luar, lalu menunjukan tangannya dan memberi isyarat kepada si sopir, "Lambatkan mobilnya. "
Terlihat Bai Luoyin sedang berjalan tanpa alas kaki di jalan dengan tubuh basah kuyup dari ujung kepala hingga ujung kaki. Pakaiannya terlihat menempel di tubuhnya, menunjukkan postur tubuhnya yang atletis serta proporsional. Langkahnya tenang dan tidak ada tanda-tanda tergesa-gesa atau perasaan tidak nyaman saat berjalan di tengah-tengah hujan deras. Dalam kondisi yang basah kuyup, ia menyeberangi jalan dengan mengenakan mantel yang sudah sobek-sobek, memperlihatkan kilatan kulitnya yang sewarna gandum.
Mobil itu perlahan-lahan mengikuti Bai Luoyin, namun tampaknya dia tidak sadar sedang dibuntuti. Tangannya terus menyeka tetesan air hujan dari wajahnya. Dari kacamata Gu Hai, dia bisa melihat bibir Bai Luoyin tampak memucat. Sudah tidak ada lagi sikapnya yang penuh semangat dan lincah seperti sebelumnya.
Coba pikirkan, Apa artinya begadang di malam hari dan menjahili dirinya di siang hari ketika aku melihat kondisinya seperti ini.
"Xiao Hai, apakah kita sekarang sedang membuntutinya? "
"Terus saja ikutin dia."
"Kenapa Anda tidak meneleponnya dan memintanya untuk masuk ke dalam mobil? "
Ketika Gu Hai menatap tajam ke arah si sopir, dia langsung menutup mulutnya.
Hujan terus mengguyur hingga Bai Luoyin sampai di rumah. Dari kejauhan Bai Hanqi terlihat sedang berjibaku di tengah hujan membantu Bibi Zou memindahkan meja dan kursi ke dalam rumah. Daerah mereka adalah daerah dataran rendah. Sempurna saat hujan tidak turun, tapi saat hujan turun, semua kios sarapan akan kebanjiran. Oleh karena itu, tidak ada yang mendirikan warung di sini kecuali Bibi Zou. Beliau memang sengaja mencari tempat yang tenang nan sunyi.
Bai Luoyin mempercepat langkahnya dan membantu Bai Hanqi menarik penutup plastik.
Bai Hanqi berseru, "Cepat masuk ke dalam, biar ayah saja yang mengurusnya."
"Sudah jangan basa basi! Sini aku bantu! " ujar Bai Luoyin.
Mobil Gu Hai diparkir dengan tenang di pintu masuk gang saat dia melihat sosok Bai Luoyin yang tengah fokus. Saat ayah dan anak itu berargumen tentang siapa yang akan membawa yang terberat, sedikit kehangatan mengalir di hati Gu Hai. Mungkin, hidup memang seharusnya seperti ini, sederhana dan biasa-biasa saja, bukan makanan yang digunakan sebagai umpan untuk memancingnya pulang. "Bawa aku pulang."
Si sopir menghela napas panjang lalu memutar balik mobilnya.
--
Bai Hanqi menyerahkan 20 yuan kepada Bai Luoyin, "Besok, belilah sarapan di pinggir jalan. Jika sedang musim hujan seperti ini, warung sarapan mungkin tidak akan buka."
Bai Luoyin menyeka rambutnya yang basah sambil mengembalikan uang itu kepada Bai Hanqi.
"Sekali-sekali tak masalah jika perut terasa lapar."
"Ambil saja! " Ujar Bai Hanqi, dengan kesal. "Keluarga kita tidak terlalu miskin sampai-sampai kita tidak bisa sarapan."
"Jadi kenapa ayah tidak memberiku lebih banyak? Jika hanya segini, aku tidak bisa makan sampai kenyang di rumah Bibi Zou."
Bai Hanqi memukul kepala Bai Luoyin, "Dasar kau bocah nakal! "
Setelah mengobrol dan tertawa, Bai Hanqi melemparkan 50 yuan kepada Bai Luoyin.
Keesokan paginya, Bai Luoyin bangun dan membereskan barang-barangnya, lalu langsung pergi ke sekolah. Dia tidak mengambil uangnya, bukan karena dia tidak menginginkannya, melainkan karena memang dia benar-benar lupa. Setibanya di warung Bibi Zou, dia baru ingat kalau kiosnya tutup hari ini. Sayangnya, Bai Luoyin enggan untuk kembali. Sehingga, dengan perut yang lapar, dia terus berjalan ke sekolah.
Ketika dia sampai di kelas, baru saja akan meletakkan tas sekolahnya, Bai Luoyin terpana melihat sekantong besar sarapan di atas meja. Ada banyak sekali isinya, ada kue-kue khas Barat yang tidak disukainya, roti, sandwich, kue tart custard, tetapi juga ada makanan favoritnya: kue biji wijen dengan usus, bakpao kukus, kue kukus, kue serabi, dan bubur dengan delapan topping ...
Betapa banyaknya, siapa yang menaruhnya di sini? Apakah ini dimaksudkan untuk memperdayaku dengan sengaja, ya?
Bai Luoyin melihat ke sekelilingnya empat kali. Tidak ada yang mempedulikannya. Dia mengambil bungkusan itu dan melihat sebuah catatan di bawahnya yang bertuliskan.Ini untukmu.
Bai Luoyin melirik ke arah tempat duduk You Qi. Sepertinya dia tertidur, tetapi Bai Luoyin menduga bahwa dialah pengirimnya. Menurutnya, tidak ada yang tahu jika dia makan sangat banyak. Semua jenis makanan ada di dalam bungkusan ini. Ya sudah jika seperti itu, sebaiknya aku segera melahapnya.
---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Are you Addicted (Heroin) Buku 1 Part 1 (Based by Webseries)
RomanceKisah Bai Luo Yin dan Gu Hai berlanjut dengan kedatangan mantan kekasihnya, konflik, kisah kasih, romance dan kisah jenaka tertuang dalam cerita pertama ini. meskipun sebagian besar sudah mengetahui isi cerita melalui webseriesnya namun dikarenakan...