Translate: Estreline
Edit : Felix
Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar
Selamat Membaca. 😊
---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------
Sesaat kemudian, saat Gu Hai merasa Jin Lulu sudah tenang, dia menyalakan ponselnya lagi. Kali ini ponselnya tidak langsung berdering. Tidak ada panggilan masuk meskipun Gu Hai telah menunggu beberapa saat. Akhirnya, dengan berat hati dia meneleponnya kembali.
"Halo..."
Terdengar suara sengau yang berat di telinga Gu Hai saat itu dan langsung membuat hatinya bergetar. Jin Lulu adalah seorang gadis yang sangat tangguh dan jarang menangis. Selama yang bisa diingat Gu Hai, Jin Lulu sama sekali tidak pernah meneteskan air mata, walaupun hanya sekali.
"Oke, oke, jangan menangis lagi."
Jin Lulu menangis terisak-isak; dia bahkan tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya.
"Aku tahu aku seharusnya tidak berandai-andai... tetapi kamu telah banyak berubah... sebelumnya, meskipun kita belajar di sekolah yang berbeda, aku selalu merasa kamu ada di sampingku... tetapi sekarang, aku merasa... aku merasa kamu benar-benar jauh dariku..."
Gu Hai terdiam sejenak, " Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya setengah jam perjalanan dengan kereta cepat."
Air mata Jin Lulu pun seketika bercampur tawa, "Kenapa kamu menutup teleponku tadi? "
" Aku tidak menutup telepon, sinyalnya jelek." Gu Hai tiba-tiba menyadari bahwa dia bisa berbohong dengan mudah sekarang.
Jin Lulu pun kembali bergumam, " Aku terkena migrain selama dua hari terakhir ini dan rasanya sakit sekali. Aku tidak bisa menahan rasa sakitnya."
Gu Hai melirik ke arah jam, sudah hampir lima menit berlalu. "Ini karena kamu selalu berada di depan komputer dan terlalu banyak bermain dengan ponselmu. Kamu juga menempelkan ponsel ke telinga saat menjawab panggilan. Bayangkan saja betapa besar radiasinya! Dengar, tidurlah lebih awal, oke? Ketika kamu bangun keesokan harinya, kamu akan baik-baik saja."
Jin Lulu menarik napas dalam-dalam, "Bisakah kamu datang dan menemuiku hari Sabtu ini? "
" Aku ada janji bertemu dengan Li Shuo dan Hu Zi hari Sabtu ini. Bagaimana kalau hari Minggu? Aku tidak ada kegiatan di hari Minggu."
" Kamu selalu berpikir bahwa mereka lebih penting daripada aku."
"Ini bukan tentang siapa yang lebih penting, aku sudah berjanji lebih dulu kepada mereka. Aku harus memenuhi apa yang telah aku janjikan! "
Jin Lulu terdiam cukup lama, lalu dengan samar-samar ia menjawab, "Aku akan pergi ke pesta ulang tahun teman sekelasku pada hari Minggu, jadi aku tidak punya waktu luang lagi. Kalau begitu, datanglah minggu depan, jika aku tidak terlalu lelah."
Ketika dia menutup telepon, Gu Hai masih bisa mendengar desahan kekecewaannya.
Lampunya sudah dimatikan. Gu Hai tiba-tiba teringat dua tahun yang lalu sekitar jam segini, Jin Lulu memimpin sekelompok gadis untuk memecahkan kaca di rumah kepala sekolah. Kemudian, dia kembali ke sekolah dan secara terang-terangan menantang kepala sekolah. Dia sangat liar dan lantang saat itu. Dia begitu tegas dalam menentukan apakah dia menyukai atau membenci sesuatu sehingga dia tidak mempedulikan hal lainnya. Meskipun dia hanya seorang gadis kecil yang kurus, namun dia sangat energik.
Dia masih ingat senyum hangat Jin Lulu saat dia duduk di atas meja. Pada saat itu, Gu Hai menganggapnya sangat menawan.
Gu Hai telah terpesona oleh Jin Lulu sejak saat itu.
- Mungkin, sebaiknya kamu tidak perlu terlalu sering menyentuh benda yang kamu cintai. Jika tidak disentuh, benda itu akan tetap terjaga kemurniannya. Tidak peduli seberapa sering kamu melihatnya, kamu akan tetap menganggapnya indah. Sebaliknya, jika kamu menyentuh dan memakainya, keindahan aslinya akan terkikis. -
Gu Hai berpikir cukup lama sambil tetap memegang ponselnya. Kemudian, akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan.
Aku akan memberitahu Li Shuo dan Hu Zi bahwa aku tidak akan pergi dengan mereka pada hari Sabtu. Aku akan menemuimu saja.
Gu Hai kemudian meletakkan ponselnya dengan hati yang lebih tenang.
Keesokan paginya, Gu Hai kembali mengendarai sepeda ke sekolah dengan Bai Luoyin duduk di kursi belakang. Kali ini, Bai Luoyin mengubah posisinya. Sebelumnya, dia selalu duduk dengan punggung menghadap ke belakang Gu Hai. Namun pada hari ini, dia menghadap ke depan dengan kedua tangan memegang pundak Gu Hai. Sehingga, dia bisa melihat jalan di depan dan mencegah Gu Hai melewati jalan bergelombang itu lagi.
Namun, tiupan angin hari itu sedikit kencang. Lagipula, angin di Beijing tidak pernah berhembus dengan sendirinya; jika bukan pasir, kemungkinan besar adalah debu. Karena Bai Luoyin berdiri begitu tinggi saat mereka berkendara di jalan, dia bertanya-tanya tentang jumlah pasir yang telah dia hirup dalam setiap tarikan napasnya.
"Kenapa kau tidak duduk? Aku bisa menghalangi angin untukmu."
Bai Luoyin terus memegang bahu Gu Hai dengan kuat tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia bahkan berhasil memberi pukulan yang mematikan di bahu Gu Hai.
Gu Hai langsung tahu apa yang dipikirkan Bai Luoyin. Dia langsung meyakinkannya, " Aku tidak akan melewati jalan berlubang, jadi jangan khawatir! "
"Besok hari Sabtu, apa kau mau main bareng? " Bai Luoyin tiba-tiba angkat bicara.
"Apa? "
Karena angin kencang disertai dengan raungan klakson dari kendaraan bermotor di sekitarnya, Gu Hai tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Bai Luoyin.
Bai Luoyin menunduk sedikit, mendekatkan mulutnya sedekat mungkin ke telinga Gu Hai.
"Ayo pergi memancing ikan di hari Sabtu! "
Kedua tangan Gu Hai bergetar. Dia terus menatap jalan di depan seolah-olah dia sedang membuat keputusan yang sulit.
"Aku sibuk. Aku tidak bisa pergi."
Tatapan Bai Luoyin meredup, " Oke,Ya udah!."
Ketiga kata itu sebenarnya tidak diucapkan dengan lantang, tapi Gu Hai mendengarnya dengan jelas.
" Baiklah! Aku akan menemuimu pada hari Sabtu."
Bai Luoyin sedikit menundukkan kepalanya, cukup untuk sekedar melihat ujung hidung Gu Hai.
"Bukankah kau baru saja mengatakan bahwa kau sibuk? "
Gu Hai sedikit mengangkat kelopak matanya, hanya untuk melihat dagu Bai Luoyin yang tegas dan kokoh.
"Angin hari ini sangat kencang. Kau salah dengar."
---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Are you Addicted (Heroin) Buku 1 Part 1 (Based by Webseries)
RomanceKisah Bai Luo Yin dan Gu Hai berlanjut dengan kedatangan mantan kekasihnya, konflik, kisah kasih, romance dan kisah jenaka tertuang dalam cerita pertama ini. meskipun sebagian besar sudah mengetahui isi cerita melalui webseriesnya namun dikarenakan...