CHAPTER 30 - PERDEBATAN HEBAT ANTARA AYAH DAN ANAK

922 29 0
                                    

Translate: Estreline

Edit : Sae

Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar

Selamat Membaca. 😊

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

Ketika Gu Hai tiba di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Lampu di rumahnya menyala tapi dia tidak tahu siapa yang telah membuka pintu. Ketika dia masuk ke dalam, dia menemukan sosok yang tak terduga sedang duduk di sofa.

Di sana Gu Weiting duduk dengan raut wajah yang datar sementara seluruh tubuhnya memancarkan aura kebencian. Matanya mengikuti gerakan Gu Hai dengan jeli dan bibirnya mengerucut dengan tegas seolah-olah dia tengah menunggu Gu Hai untuk membuka mulutnya terlebih dahulu.

Gu Hai bahkan tidak melirik Gu Weiting saat ia dengan tenang meletakkan tas sekolahnya dan melepas sepatunya. Kemudian dia pergi ke kamar tidurnya untuk mengganti pakaiannya. Namun, dia terkejut saat melihat lemari pakaiannya kosong.

"Di mana baju-bajuku? "

Kata-kata itu membuat hati Gu Weiting sedih. Dia sudah hampir sebulan tidak bertemu dengan Gu Hai dan jika bukan karena telepon dari kepala sekolah hari ini, dia pasti masih berada di pangkalan militer sekarang. Dia datang bukan semata-mata karena marah, tapi juga karena rindu. Dia telah menangani semua masalah yang telah ditimbulkan oleh Gu Hai dan sekarang, dia hanya ingin mendengar satu kata dari mulut Gu Hai, "Ayah", namun kata-kata pertama putranya adalah tentang pakaiannya.

Ketika Gu Hai tidak menerima jawaban, matanya bergeser dari wajah Gu Weiting dan jatuh ke koper yang tergeletak di lantai.

Gu Weiting tidak bertele-tele.

"Aku sudah mengemasi barang-barangmu, pulanglah denganku sekarang juga. Aku tidak akan mengatakan sepatah kata pun tentang perkelahianmu di sekolah. Besok, aku akan mengirim seseorang untuk mengurus prosedur pemindahan sekolahmu, kembalilah ke sekolah lamamu. Jiang Yuan akan membawa putranya juga. Kalian berdua akan belajar di sekolah yang sama, jadi kamu harus mencoba menerimanya sebagai kakakmu."

Gu Hai perlahan-lahan menoleh dan menatap langit malam melalui jendela.

"Jangan pernah berharap bahwa aku akan kembali bersamamu, tidak mungkin! "

Setelah dia berkata seperti itu, Gu Hai lalu bergerak untuk menyeret kopernya kembali ke kamarnya, tapi kaki Gu Weiting menghentikannya sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.

"Kau harus kembali hari ini. Mau tidak mau, kau harus ikut pulang. Itu adalah perintah."

Gu Hai menatap ayahnya dengan tajam, "Kau bukan komandanku, kau tidak punya hak untuk memerintahku! Bahkan jika kau ingin membunuhku sekarang, aku tetap tidak akan hidup bersama dengan keluarga itu! Kakak? Kakak apa? Aku hanya akan mengatakan ini sekali saja, dimanapun keluarga itu tinggal, aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku di tempat itu! "

Gu Weiting tiba-tiba berdiri, mencengkeram leher Gu Hai, dan menyeretnya ke jendela. Apartemen Gu Hai berada di lantai 8. Seandainya Gu Weiting mendorong sedikit saja, Gu Hai pasti akan jatuh.

"Kau lebih memilih mati daripada pulang ke rumah, hah? Hari ini aku akan membunuhmu, jika kau punya nyali, jangan berteriak dan aku akan bersikap seolah-olah aku tidak pernah punya anak sepertimu! "

Gu Hai mengatupkan rahangnya saat tubuhnya kembali tegak dan ia menatap langit malam di luar sana, rasanya ingin berusaha menyatu dengan langit.

Keduanya menolak untuk mengalah, Gu Weiting mengerahkan lebih banyak tenaga dengan tangannya sehingga tubuh Gu Hai terdorong keluar. Ketika Gu Weiting melihat bahwa Gu Hai tidak berjuang sama sekali, dia tiba-tiba mundur dan menarik Gu Hai kembali ke dalam. Gu Hai acuh tak acuh. Sebaliknya, Gu Weiting yang berkeringat, terguncang oleh keadaannya.

"Apakah kau sudah puas sekarang? " Gu Hai menatap Gu Weiting. "Tolong pulanglah. Aku mau mandi dan tidur. Aku masih harus sekolah besok."

"Jika bukan karena aku yang memenuhi segala keperluanmu, apa kau pikir kau bisa hidup sebaik ini? Apakah kau bisa menyewa apartemen seluas lebih dari seratus meter persegi seperti ini? Kuberitahu kau ya, aku akan menghentikan semua tunjanganmu mulai hari ini dan seterusnya! Kira-kira dalam waktu kurang dari sebulan, pasti kau akan memohon padaku untuk memaafkanmu! "

"Sekarang setelah kau mencapai tujuanmu, mengapa kau masih membuang-buang waktumu di sini? Kau bisa memotong uang sakuku, Jika perlu, lakukan sekarang juga. Kembalilah dan teruslah menunggu! Kita lihat saja nanti apa aku akan kembali memohon padamu atau tidak! "

"Kau pikir aku tidak akan berani melakukannya? "

"Aku tidak akan memikirkannya. Tidak ada hal yang tidak berani kau lakukan."

Gu Weiting mengepalkan tinjunya dan mengerutkan kening, sambil memancarkan aura bengis dan mengerikan. Jika dia masih muda dan dihadapkan pada anak yang tidak berbakti seperti ini, dia pasti sudah menembak mati dirinya. Tapi sekarang dia sudah tua, dan setelah kehilangan seorang istri, dia baru saja mulai memahami arti sebuah keluarga, yang kini telah hancur berkeping-keping.

"Aku tidak punya anak sepertimu."

Setelah mengatakan itu, Gu Weiting pergi dengan wajah yang kelam.

Gu Hai duduk di sofa, tertegun sejenak, lalu menghembuskan nafas pelan dan dia menyadari bahwa dia sebenarnya sudah mulai terbiasa. Setiap kali dia bertengkar hebat dengan Gu Weiting di masa lalu, meskipun dia terlihat senang, namun dia akan menyesali pertengkaran itu di dalam hati sampai waktu yang lama. Tapi hari ini, dirinya justru merasa bahagia walau terlihat sedih. Hati Gu Hai akhirnya merasakan sedikit kegembiraan.

Tidak ada uang saku? Berarti sebentar lagi aku akan menjadi miskin? Ini berarti penghalang antara diriku dan Bai Luoyin yang sekarang masih utuh kini akan hilang! Apakah ada hal yang lebih menggembirakan dari ini?

Gu Hai terlihat seperti orang yang kerasukan, dia mengemasi semua barangnya di lemari lalu menelepon pemilik rumah pada saat waktu menunjukkan sudah hampir tengah malam, dan memberitahukan bahwa dia akan segera pindah. Dia berniat untuk menyewa sebuah rumah kecil di dekat rumah Bai Luoyin. Semakin kumuh, semakin baik.

Dia juga memutuskan untuk menjual semua barang berharga yang dia miliki, terutama ponsel keluaran terbarunya karena dia ingin menukarnya dengan ponsel bekas yang sudah tua; juga sepatu bermerek di kakinya, dia memutuskan untuk menggantinya dengan sepatu tiruan yang dijual di kios-kios pinggir jalan. Selain itu, ia juga melepas jam tangan bermerek dari pergelangan tangannya, jika dirasa perlu, ia bisa menggunakan pulpen untuk menggambarnya.)*

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

Catatan Penerjemah :

 )* 'menggambarnya' – maksudnya dia dapat menggunakan pulpen untuk menggambar jam tangan di pergelangan tangannya.

Are you Addicted (Heroin) Buku 1 Part 1 (Based by Webseries)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang