CHAPTER 13 - AKU INGIN SEKALI MENJADI TEMANNYA

712 33 2
                                    

Translate: Estreline

Edit : Sae

Penerjemah Bahasa Indonesia : DeNandar

Selamat Membaca. 😊

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

"Pak, bisa sedikit diperlambat? "

Begitu mendengar permintaannya, supir taksi dengan tak sabar menjawab, "Kau ingin aku bergerak lebih lambat lagi? Lihat speedometernya! Mau seberapa lambat lagi aku mengendarainya? "

"Ikuti saja orang yang ada di depan kita. Dia memakai seragam sekolah biru itu. Tidak perlu repot-repot, ikuti saja dia."

Si sopir pun membentak; suaranya terdengar kesal ketika dia mulai bicara lagi. "Apakah kau bermaksud menyusahkanku sepanjang hari hanya untuk mengantarkanmu di jalan ini? Apakah kau sengaja mencoba mengerjaiku? Tarif taksi didasarkan pada jarak, bukan waktu. Jika aku menyia-nyiakan setengah hari hanya untuk mengemudi sejauh satu mil)*, apa untungnya bagiku? "

Tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan si pengemudi, Gu Hai tiba-tiba mengeluarkan 200 yuan)** dan melemparkannya langsung ke arah si sopir sementara matanya tetap tertuju pada targetnya.

Begitu tangan sopir taksi itu menggenggam uang tersebut, sikapnya langsung membaik.

"Anak muda, jika kamu mau membuntuti dia di jalan, kenapa kamu tidak keluar dan berjalan kaki saja? Atau setidaknya carilah sepeda motor- itu jauh lebih murah. Bukankah sayang sekali jika kamu menghabiskan 200 yuan hanya untuk berkendara beberapa langkah saja? "

"Aku bisa dengan mudah terlihat jika berjalan. Cepat! Dia berbelok di tikungan."

Ketika mereka tiba di jalan dimana Bai Luoyin tinggal, Gu Hai segera keluar dari taksi dan diam-diam mengekor di belakangnya. Tampak di sekitarnya deretan rumah-rumah tua dan terkesan kumuh. Pemandangan ini sangat kontras dengan gedung-gedung bertingkat di sekitarnya. Gu Hai berpikir jika rumah-rumah seperti ini mungkin saja akan segera digusur. Paman dan bibi yang tinggal sepanjang jalanan ini akan segera kehilangan kehangatan rumah mereka. Jika dipikir-pikir lagi, kecil kemungkinan pemerintah akan meluangkan waktu untuk bertemu dengan para penghuni untuk membeli rumah mereka.

Gu Hai terus menyusuri jalan dan melihat Bai Luoyin berjalan memasuki sebuah halaman kecil.

Sambil menyingsingkan lengan bajunya sedikit, dia melihat jam tangannya: 50 menit telah berlalu. Sekarang dia mengerti dengan jelas mengapa Bai Luoyin selalu terlambat. Gu Hai mengamati kondisi keluarga Bai Luoyin dan menyimpulkan bahwa dia mungkin juga tidak memiliki sepeda.

Bai Luoyin masuk ke dalam rumahnya, meletakkan tasnya di atas tempat tidurnya yang berantakan, melepas seragamnya, dan berjalan ke dapur dengan bertelanjang dada. Dia membuka alat penanak nasi, menatapnya sebentar, lalu berteriak ke arah Bai Hanqi yang sedang berada di halaman.

"Bukankah ayah bilang akan memasak bubur? Kok malah jadi nasi? "

Bai Hanqi menggaruk kepalanya, wajahnya terlihat sangat menyesal.

"Awalnya ayah sempat mencuci baju di luar dan lupa kalau sedang memasak bubur. Bubur itu dimasak terlalu lama, sehingga menjadi nasi."

Ketika Gu Hai tiba di depan pintu, Bai Luoyin sedang menuangkan air ke dalam mangkuk nasinya dan mengaduknya hingga sedikit menyerupai bubur. Dia menyeruputnya, lalu menyeruput lagi lalu memakannya bersama dengan acar.

Setelah selesai makan, Bai Luoyin mengambil mangkuknya dan masuk ke dalam. Tidak lama kemudian, dia keluar lagi dan melihat Bai Hanqi sedang mencuci pakaian. Dengan alisnya yang sedikit berkerut, Bai Luoyin langsung mengambil celana dalam ditangannya.

"Bukankah celana dalam ini masih bersih? Kenapa ayah mencucinya? Ayah sudah tahu kan, aku hanya punya tiga pasang celana dalam. Satu sudah ayah buang ke saluran pembuangan, satu lagi aku pakai sekarang, dan yang terakhir ini sedang ayah cuci padahal masih bersih. Nah, apa yang akan kupakai besok? "

Bai Hanqi melihat pakaian dalam yang dimaksud sejenak sambil terkejut. Kemudian dia menggosokkan tangannya dengan bajunya sendiri agar tangannya kering kemudian dia berkata, "Ayah akan membelikan celana dalam baru untukmu."

"Tidak usah lah." Bai Luoyin menyambar pakaian dalam dari tangan Bai Hanqi. "Akan kupakai ini saja. Harusnya besok sudah kering."

Menyaksikan ayah dan anak itu berdebat, Gu Hai terkikik kegelian.

Sorenya, Gu Hai memutuskan tidak menggunakan taksi untuk pulang ke rumahnya. Sebaliknya, dia memilih untuk berlari sambil memanfaatkan waktu tersebut untuk berolahraga. Saat berlari, pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dilihatnya siang tadi, tentang bagaimana keseharian Gu Hai yang dipenuhi berbagai persoalan.

Sebenarnya, dia datang berkunjung kesana karena tiga alasan. Pertama, untuk mencari tahu mengapa Bai Luoyin selalu terlambat. Kedua, untuk mengamati kehidupan sehari-hari Bai Luoyin. Dan yang ketiga, karena dia tidak punya kegiatan lain yang lebih menarik.

Setelah semua tujuannya tercapai, tiba-tiba ia menyaksikan sebuah pemandangan yang tidak diduga sebelumnya.

Dia pun memutuskan ingin sekali menjadi teman bagi anak laki-laki tersebut.

---------------------------------------❤🧡❤-------------------------------------

Catatan Penerjemah :

)* 1 Mil = 1,6 Km

)** 200 Yuan =Rp. 420.729,41 (Source Google Finance)


Are you Addicted (Heroin) Buku 1 Part 1 (Based by Webseries)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang