||08||>apa apaan ini?<

23 8 1
                                    

Tidak ada yang tahu, takdir manusia itu diciptakan seperti apa,yang hanya bisa mereka lakukan hanyalah menerimanya.

~~~~~

Maria menyelesaikan makanannya dan ia kembali melihat Akasa,ia ingin bilang kalau dirinya tak nyaman,tapi ia mengurungkan niatnya karena ia sadar posisinya.

"lo mau bilang sesuatu?"tanya Akasa setelah menyelesaikan makanannya.ia menatap Maria yang menundukkan kepalanya.

"angkat kepala lo,dan liat gue!!"titahnya, Maria pun mendongak dan menatap Akasa.

"lo mau bilang apa!"kata Akasa membuang muka ber alibi mengambil minum dan meneguknya.

"e-enggak!!"kata Maria. Akasa mengangguk dan langsung pergi dari sana bersama petir ia melihat piring yang berantakan di meja,ia juga melihat seorang gadis yang menurut nya sedikit lebih muda membereskan sisa sisa makanan di meja dan membereskan piring yang berserakan di meja.

"eh kamu ngapain?kok makan makanan sisa mereka?"kata Maria melihat tiba tiba gadis itu memakan makanan yang tersisa di piring petir dan Akasa.

"maaf,tapi ini udah seharusnya!"katanya, Maria bangkit dari duduknya dan menghentikan gadis itu.

"kamu ambil aja yang baru!"kata Maria mencegah gadis itu makan makanan sisa.

"e-enggak!!ga akan!!"kata nya gugup.namun Maria memaksa nya duduk dan mengambilkan makanan yang masih tertata rapi dimeja makan,ia hanya mengambilkan makanan yang tersisa sedikit karena sejujurnya ia pun takut.

"t-tapi nanti lo,emm maksudnya kamu dimarahin"kata gadis itu gugup. Maria tersenyum dan memberikan isyarat untuk ia menyelesaikan makanannya sedangkan Maria membersihkan makanan yang sudah habis dan menyimpan lauk yang masih utuh.ia juga membersihkan seluruh dapur hanya dalam waktu sekejap ia sudah menyelesaikannya dan gadis itu pun selesai dengan makanannya ia mencuci piringnya sendiri.

"m-makasih ya"kata gadis tersebut

"gausah sungkan ya"kata Maria,lalu tiba tiba Akasa datang dan memecahkan gelas yang dibawanya entah dari mana.

"LANCANG!!"kata Akasa sorot matanya tajam gadis itu segera menunduk sedangkan Maria mematung di tempatnya berdiri.

"m-maaf!"kata gadis itu tubuhnya gemetar Maria bisa dengan jelas melihatnya.

"k-kenapa?"maria tak kalah gugup karena raut Akasa yang menyeramkan. tanpa sepatah kata Akasa menarik Maria padahal tangan maria baru saja diobati dan diperban.

"awshhh" Maria meringis kesakitan lukanya terbuka kembali meperlihatkan darah segar yang keluar dari tangannya namun, Akasa tidak peduli ia terus menariknya dan melemparkannya ke kasur yang membuat Maria tersungkur.

"LO MAU RUBAH SISTEM DISINI HA!!?"kata Akasa berteriak, Maria bukan gadis hebat yang bisa menahan tangis jika sudah dibentak matanya berbinar.

"e-enggak!,a-aku c-cuma mau dia m-makan makanan yang bener"kata Maria bibirnya bergetar,ia merasakan takut melihat Akasa yang menyeramkan.

"BACOT!!, SIAPA LO MAU RUBAH SISTEM DISINI!!BABU TETAP BABU,DAN SUDAH SEHARUSNYA DIA MAKAN SISA GUE!!NGERTI LO!!"Kata Akasa berkacak pinggang, Maria tak mampu menahan tangisnya ia menangis. Akasa melihat wajah Maria yang memerah menahan tangis ia membuang muka dan memilih untuk keluar.

*****

disisi lain Mega dan Agus mengkhawatirkan Maria tapi tidak dengan Mega seperti nya. Agus khawatir karena Maria yang tak pulang hingga malam, Agus cemas mengetahuinya anak tirinya itu tak hafal lingkungan baru ini dan juga alamat rumahnya dengan benar, sedangkan Mega memperlihatkan wajah datarnya. Mega orang yang misterius ia sulit dipahami, mungkin karena trauma masa lalunya.

AKU MARIA ABRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang