||25||>kue<

21 6 5
                                    

Jangan terlalu berharap tentang apapun karena sejatinya kita berjalan mengikuti jalan takdir,karena takdir suka bercanda.

Akasa melangkahkan kakinya menuruni anak tangga satu persatu usai menidurkan Maria.

"gimana keadaannya?"tanya Petir melihat Akasa turun dan berada dihadapan nya. Akasa menatapnya. melihat Randi yang ingin menemui Maria dicegah oleh Akasa.

"Maria lelah,ia sudah tidur, biarkan dia beristirahat"ucapnya memperingati takutnya gadis itu akan terbangun.

"Akasa apa kamu benar pacar anak saya?"tanya Randi,Akasa mendudukkan dirinya terlebih dahulu di sofa panjang.

"benar, saya pacarnya!"ucap Akasa datar, sejujurnya ia dan ayah Petir tak pernah dekat mereka hanya saling mengenal karena Akasa yang notabe nya adalah teman dekat Petir.

Randi hanya mengangguk ia tak mungkin untuk membahas nya sekarang karena Akasa telah menenangkan anak gadisnya.

"Maria kenapa bisa sampe nangis gitu?"tanya Akasa tatapan nya mengarah ke Petir yang sedari tadi hanya memperhatikan.

"lo tau hal yang menyakitkan untuknya!"ucap Petir tak ingin berterus-terang. Akasa dengan cepat langsung tau siapa penyebabnya.itu jelas ulah ibunya.

"yaudah gue pamit,om saya pamit!"ucap Akasa berpamitan Petir dan Randi mengangguk.

"hati hati nak Akasa makasih juga"ucap Randi menatap pria itu yang kini tengah berdiri.

"makasih!" ucap Petir yang juga menatap Akasa.

"dengan senang hati" Akasa melangkah pergi meninggalkan rumah itu.

***

Maria hanya berdiam diri di kamarnya ia memutuskan untuk tidak berangkat sekolah hari ini, matanya amat bengkak membuat ia malu jika harus ke sekolah hari ini, Randi selaku ayah nya menyetujuinya juga Petir.

Akasa sempat menjemput nya namun ia juga setuju dengan penuturan Maria,ia membiarkan gadi itu berdiam diri dan beristirahat di rumah nya.

Maria yang merasa bosan sedari tadi memutuskan untuk ke dapur, melihat bahan makanan yang komplit membuat tangan Maria gatal dan ingin membuat sesuatu.

Maria memutuskan membuat kue kering, tangannya dengan lihai membuat nya dengan teliti,dan memasukkan nya ke dalam panggangan.

suara motor bergemuruh di depan rumah nya ia tau pasti abangnya sudah kembali dan memutuskan untuk membukakan pintu untuknya, sebelum sempat Petir menekan bel Maria sudah membukanya.

"peka bgt sih adek gue!"ucap Petir mengacak rambut Maria. melihat celemek yang dipakai Maria membuat Petir heran apalagi celemek itu penuh noda tepung.

"lo ngapain pake ginian?"tanyanya

"lagi bikin kue"jawab Maria santai Petir memutuskan melangkah masuk saat Maria ingin menutup pintu sebuah tangan menjaga nya agar tidak tertutup.

"aku ga disuruh masuk juga?.. sayang?"ucap Akasa Maria sempat kaget barusan tapi kini berubah menjadi pipinya yang memerah. Akasa terkekeh melihat Maria menunduk dan menggaruk hidung nya.

cup

gemas melihat tingkah Maria Akasa mencium pipi merona Maria, membuat Maria makin mengalami blushing.

"DEK, CEPETAN NANTI KUE NYA GOSONG!!"teriak Petir memanggil dari dalam rumah membuat Maria segera masuk tapi sebelum itu ia mempersilahkan Akasa masuk.

AKU MARIA ABRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang