||16||>Baju<

15 2 0
                                    

Sebuah kenangan akan tetap menjadi kenangan dan tidak akan bisa terulang sama persis.

~~~~~

Maria membuka matanya perlahan karena mentari dibalik tirai sangat menganggu, Maria merasa sesak pinggang nya dilingkari oleh tangan kekar dan kepala Akasa yang disembunyikan dalam tengkuk lehernya membuat Maria merasa sesak sekaligus geli.

"l-langit bangun!aku sesak!!"kata Maria lirih mencoba menyingkirkan tangan Akasa dari pinggang nya,namun sama sekali tak membuat tangan kekar itu bergerak tapi malah semakin mengeratkan dekapannya.

"bangun!!Aku sesak nafas!! Langit!!" kata kata membuat sang empu menggeliat dan membuka matanya perlahan tapi tak mengubah posisinya.

"lo berisik!"katanya tepat ditelinga Maria yang membuat Maria bisa merasakan nafas Akasa menyentuh lehernya.

"aku sesak nafas,kamu bisa pindahin tangan kamu engga?"kata Maria ia mencoba memandang langit tapi tidak bisa hingga dia secara tiba tiba dibalik sampai wajahnya dan wajah Akasa sangat dekat,Akasa ternyata masih menutup matanya.

"udah ga sesak?"tanya nya membuka mata menatap mata Maria. Maria merasakan wajahnya memanas karena berada terlalu dekat.

"jantung lo cepet banget!"katanya lagi menunjukkan senyuman yang membuat Maria merasa sangat gugup dan jantungnya berdetak cepat yang ternyata bisa dirasakan oleh Akasa, tentu saja posisi mereka yang sangat dekat itu membuat Akasa bisa merasakan bahkan nafas Maria.

"l-lepasin langit!aku mau pulang" kata Maria mencoba mendorong Akasa agar menjauh tapi tubuh kekar itu tak bergerak menjauh.

"lo gila?lo mau pulang ke rumah yang ngga ada kasih sayang buat lo?"kata Akasa, mengingat hal hal yang terjadi padanya membuat Maria sedikit berbinar lalu tersenyum.

"mau gimana pun itu rumah aku,aku ga benci satupun dari mereka,aku sayang mereka,aku yakin suatu saat nanti pasti ibu bakalan sayang sama aku!" kata katanya sendiri membuat Maria merasa teriris pedih,luka luka yang belum sembuh makin terbuka rasanya jika menyebutkan.

Akasa tau gadis di depannya sedang menahan tangis dilihat dari tingkah nya yang terus mengedipkan matanya.

"gausah dibahas ya,gue anter lo pulang tapi nanti,gue masih cape"kata Akasa lirih lalu mendekap Maria erat menaruh dagunya di puncak kepala gadis itu,Maria sendiri merasa nyaman tapi ia juga resah ia sudah sampai tidur bersama seorang pria bagaimana ibunya akan sayang padanya.

***

Maria menggeliat ia membuka matanya perlahan ia berdiri dari tidurnya dan duduk menyandar pada ujung dipan itu,Akasa sudah tidak bersamanya ia sudah pergi entah darimana, Maria masih memulihkan kesadarannya setelah tertidur lagi.

Akasa masuk membawa sarapan untuknya .ia menaruhnya di meja samping tempat tidurnya.

"sarapan dulu!"kata Akasa lalu mengambil roti isi dan menyerahkan nya pada Maria, Maria menerimanya.

"ini jam berapa?"tanya Maria karena merasakan matahari di luar sudah sangat menyengat menerpa wajahnya panas.

"jam 11,dimakan cepet!!" kata Akasa Maria mengangguk dan memakannya hingga habis lalu Akasa menyerahkan susu padanya dan Maria menenggak nya hingga habis.

"mandi dulu,baru gue anter lo pulang" kata Akasa menyeka rambut Maria yang berantakan.

"pake baju kamu lagi?" Akasa mengangguk

AKU MARIA ABRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang