||19||>Langit-Petir<

15 3 0
                                    

Kita hidup seperti roda berputar,ada kalanya bersedih dan ada kalanya tersenyum bahagia.

~~~~~

"Maria aku pulang dulu ya,bye bye teman cantikku yang menutupi kecantikannya" kata Ella melangkah pergi sambil melambaikan tangannya,

Maria sudah biasa akan hal ini.ia tersenyum dan membalas lambaian tangan Ella.setelah melihat Ella pergi menjauh menggunakan mobilnya Maria melangkahkan kakinya menuju halte, namun ia dihentikan dengan motor yang berhenti secara tiba tiba di depannya.

"aduh..kamu gila ya?nanti kalo aku terluka gimana?kamu mau tanggung jawab?"oceh Maria karena kaget. Akasa puas melihat Maria terlonjak kaget ia membuka helm full face nya memperlihatkan mata tajamnya. tak perlu waktu lama Maria mengenali nya ia langsung menyamping dan pergi.

ia hendak menyebrang tanpa memedulikan Akasa,Akasa turun dari motornya menghampiri Maria yang hendak menyebrang.

Maria yang ingin bergegas pergi sebelum dihentikan Akasa tak membuat nya fokus pada jalanan,bahkan ia tidak melihat motor yang berlaju dengan cepat ia hampir tertabrak kalau Akasa tidak menariknya.

Maria berada di dekapan Akasa menutup matanya karena panik, nafasnya memburu juga detak jantung yang berdetak dengan cepat. merasa bahwa dirinya baik baik saja ia membuka matanya perlahan, melihat sosok Akasa yang masih mengenakan helm nya tapi ia bisa melihat sorot matanya.

"l-lepasin.."lirih Maria mendorong dada Akasa namun tak ada hasil yang ia dapatkan malah semakin erat.

"gue ga akan lepasin lo.lo hampir ketabrak kalo gue telat gimana?gimana kalo gue telat Maria!!lo jangan buat gue takut!!gue gamau lo sampe kenapa napa!"tegas Akasa lalu memeluk Maria, membuat Maria mematung karena sikap dan ucapan Akasa yang sangat menyentuh hangat hati kecilnya.

entah kenapa melihat Maria hampir saja tertabrak membuat Akasa takut,rasa kehilangan itu kembali muncul ia takut Maria juga pergi bahkan bisa pergi jauh darinya.

setelah merasa puas memeluk Maria yang tak menolak pelukannya,ia menarik Maria ke arah motor nya. tadinya Maria menurut dan mengikutinya sampai berada tepat di sisi motornya dan ia mengurungkan niatnya untuk pulang bersama.

"langit...aku mohon..aku bisa pulang sendiri.. aku mohon langit.."ucap Maria lirih karena ia tak ingin berbuat sesuatu yang membuat ibunya sakit hati lagi.Akasa menghentikan pergerakannya.

"gue juga mohon sama lo jangan jauhi gue!!gue anter sampai halte dekat rumah lo,jadi gue mohon jangan nolak!"katanya lirih,Maria tak tega ia diam membisu membuat Akasa langsung menaikkannya ke atas motor nya lalu melepaskan jaketnya untuk menutupi paha Maria dan melajukan motornya.

"langit..makasih untuk semuanya"kata Maria setelah turun dari motor Akasa,Akasa menepati janjinya untuk mengantarkan nya sampai halte.

"gausah ngomong gitu,lo ngga akan pergi kemana mana jadi lo harus tetep bilang terimakasih ke depannya"Maria tersenyum hangat rasanya melihat Maria tersenyum tulus.ia menatap punggung gadis itu yang mulai menghilang.

"gue nggak akan lepasin lo,dan ngga akan biarin lo pergi dari gue!"katanya lalu melajukan motornya cepat.

***

Maria merebahkan dirinya dikasur cukup lama saat semua pekerjaan nya sudah selesai,ia bangkit untuk mengambil kotak kayu dibawah tempat tidurnya.

Maria membuka melihat kalung yang ayahnya tinggalkan ia mengenakan nya terlihat bagus kalung dengan bandul bertuliskan abrian itu.tapi ia harus menyembunyikan nya dari ibunya agar tidak terlihat atau kalungnya akan direbut dan dirusak seperti kalungnya yang bertuliskan tania.

AKU MARIA ABRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang