||13||>terimakasih telah memeluk ku<

21 8 4
                                    

Aku tidak sekuat dan sehebat itu,
aku hanya gadis cengeng yang terus berusaha nahan semuanya, merengkuh semua luka sendirian.

~~~~~

suara bising keributan membuat Maria membuka matanya lebar karena suara benda terjatuh. siapa lagi kalau bukan ibu dan ayahnya yang bertengkar soal hutang mereka yang terus bertambah.

Maria menghela nafasnya kasar,ia ingin segera lulus dan mencari uang itu hal yang selalu ia pikirkan ketika ayah dan ibunya membahas ekonomi apalagi memojokkan Maria tentang sekolah nya.

Maria mencoba bersikap wajar karena sudah sering melihat nya,ia keluar dari kamar dan berlalu untuk ke kamar mandi, Mega yang melihat Maria melenggang pergi begitu saja merasa kesal.

"Maria!!ga sopan kamu!!lewat gitu aja depan orang tua!!" padahal jika Maria ikut bicara walau hanya sekedar permisi akan dimarahi karena tak mengerti kondisi, Maria menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kedua orangtuanya.

"maaf Bu!" satu satunya kata terbaik menurut Maria daripada menjawab atau menyangkal nya.

"lihat!!dia yang kamu sayang?kenapa dulu kamu suruh aku bawa dia balik dari panti asuhan mas!!" kata Mega mengatakan begitu saja, sebenarnya Maria tidak tahu sama sekali tentang panti asuhan tapi apa yang dibilang ibunya barusan?balik dari panti asuhan?, Mega kecewa karena tiba tiba mengatakan nya dalam kondisi emosi.

"panti asuhan bu?"kata Maria bertanya

"iya!kenapa?ibu emang mau buang kamu dulu!!benci?silahkan lagian kamu bukan anak ibu!"kata Mega enteng yang membuat Maria menahan tangisnya, sekuat tenaga membendung air matanya agar tidak jatuh

"enggak kok! Maria bakalan tetep sayang sama ibu juga kalian!!"jawabnya menunjukkan senyuman dibibirnya walau matanya berusaha menahan air mata yang membendung. Agus hanya menghela nafas ia tidak tahu kapan istrinya akan menyanyangi anak sulungnya itu. sedangkan Mega sedikit merasakan sesak di dadanya dengan kata kata Maria barusan.

"yaudah Maria mau mandi dulu ya, Maria harus bisa sukses biar bisa bantu kalian secepatnya"kata Maria tulus lalu segera bersiap.

Maria mendudukkan dirinya di halte bus,ia terus menatap langit langit agar air matanya tak jatuh namun nihil air matanya turun dengan nakal membanjiri wajahnya. Maria tidak memakai riasan seperti biasanya ia tetap memakai kacamata dan menguncir rambutnya tapi tidak dengan bedak coklatnya.

"ish udah dibilangin jangan nangis,jangan nangis kok tetep nangis sih,hiks,cengeng Maria kamu cengeng hikss"kata Maria berbicara pada dirinya sendiri sembari terus mengusap wajahnya yang terbanjiri air mata.

Maria masih berusaha menahan tangisnya lalu mobil sport berwarna hitam tiba tiba berhenti tepat di depannya, orang yang ada di dalamnya membuka kaca mobil menampakkan wajah tampan Akasa yah memang Maria akui Akasa memang tampan.

"cepet masuk!!"katanya, Akasa hanya ingin mengajak nya,ia juga belum paham tentang perasaan nya sendiri. Maria menatap pria itu dan segera mengusap wajahnya lalu ia menggeleng dengan cepat sembari menunjukkan senyumnya.

pria itu mendengus kesal dan turun dari mobilnya menarik pergelangan tangan Maria.

"aku gamau"kata Maria lirih namun pria itu memaksanya masuk yang membuat Maria akhirnya menurut, Akasa menjalan kan mobilnya Maria hanya memandang lurus ke depan, seperti nya Akasa tau bahwa gadis itu tidak baik baik saja.

"makasih ya"kata Maria setelah turun dari mobil Akasa yang sudah terparkir rapi di parkiran sekolah, Akasa mengangguk lalu ia menarik pergelangan tangan gadis itu membawanya pergi, keadaan sekolah pagi itu masih sepi

"mau kemana?"tanya Maria karena Akasa menariknya pergi

"ikut aja!"katanya sembari terus berjalan dan menggenggam tangan Maria erat, Maria menerimanya ia jadi terbiasa digandeng tiba tiba begini, sepertinya Maria tau arah mereka berjalan,yah mereka sampai di roof top tempat favorit Maria juga sepertinya Akasa,tapi pintu itu masih terkunci tak seperti biasa Maria langsung bisa masuk,Akasa memiliki kunci cadangan yang secara khusus dimilikinya dan penjaga.

"kok pintunya dikunci? padahal biasanya aku langsung masuk!"kata Maria heran, Akasa mengeluarkan kunci

"karena selalu gue dulu yang buka, makanya lo bisa masuk!"tegasnya, Maria mengerti pantas saja ia selalu bisa membukanya dengan mudah.

"gue bukan cowo baik,tapi gue tau lo lagi cape, yang bisa gue lakuin cuma buat lo ketemu sama langit yang lo suka!!"kata kata bijak itu keluar dari mulut seorang Akasa yang tidak pernah peduli pada seseorang apalagi gadis, Maria yang sedari tadi berusaha menahan tangisnya kini matanya berbinar membendung kembali air matanya, mengapa laki laki di depannya ini membuat nya luluh.

Maria mengangguk ia menatap Langit,ia akan tersenyum jika menatap langit.

"hai langit aku boleh cerita lagi nggak?"tanya Maria menahan tangisnya dengan terus menghadap ke atas,gadis itu terkekeh karena kelakuannya sendiri.

"aku sama sekali ga benci dia,sama sekali ngga benci seriusan aku ga benci"Maria mengedipkan matanya berulang kali menahan air matanya,tapi sialnya ia malah mendapat sebuah pelukan yang menghangatkan tubuhnya.

"udah nangis aja jangan ditahan gitu!" ucap Akasa lembut ia merengkuh tubuh Maria membiarkan ia berada di dekapannya satu tangannya mengelus-elus puncak kepala Maria, tangis Maria pecah seketika saat itu juga.

"a-aku ga benci mereka hiks,aku g-ga benci takdir hiks,aku ga benci!!"kata Maria sesenggukan Akasa tak biasa menghibur seseorang jadi ia hanya mendengarkan juga tetap setia mengelus puncak kepala Maria.

Maria berhenti menangis setelah beberapa menit dan ia merasa lelah lalu melepaskan diri dari Akasa.

"udah nangisnya?padahal gue masih pengin peluk lo!"kata Akasa tanpa ekspresi namun Maria terkekeh geli.

"tapi baju gue jadi kena ingus lo nih!"tambahnya lagi

"kamu duluan yang meluk!! bukan salah aku!"kata nya mengerucutkan bibirnya kesal, sejujurnya ia merasa malu jadi menutupi nya dengan ngambek.

"dasar bocil!"kata Akasa menyubit pipi Maria gemas.

"aww lepasin!!"kata Maria merasa agak sakit karena Akasa benar benar menyubit nya. Akasa melepasnya di iringi suara bel sekolah yang membuat keduanya harus segera meninggalkan roof top lalu kembali ke kelas masing masing.

.

.

.

jangan lupa tinggalkan vote dan komennya ya, mohon apresiasi nya..
makasih udah mau baca..




Tbc.


AKU MARIA ABRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang