||21||>dia adik gue<

18 4 2
                                    

kita hanya perlu bersabar untuk sebuah kebahagiaan yang akan kita dapatkan nantinya

~~~~~

Petir mengandeng tangan Maria masuk ke dalam markas tujuannya adalah sofa tempat mereka berkumpul benar saja ada Akasa, Novan dan Abril disana,dari kejauhan Petir sudah mengamati wajah Akasa yang sangat kusut,ia terkekeh pelan.

Maria duduk disamping petir lalu Petir menyerah kan jajanan nya pada Maria dan langsung diterima dengan baik oleh Maria.

"woy apa apaan nih"kata Novan melihat Maria yang digandeng Petir.

"aduh boy jangan rebutan cewe napasi,tega lo sama bos yang udah menjomblo lama,ya elo juga sih yaa"ucapnya mendramatis.

"trs?"jawab Petir singkat membuat wajah Akasa masih merah menahan emosi.

"Maria!!sini duduk bareng gue!"titahnya pada Maria,Maria sedang asyik aja makan snack.

"cil gue minta dong"kata Abril memelas dan tentu saja Maria menggeleng ini kan miliknya pelit dikit gapapa lah.

"Maria!!"panggil Akasa sekali lagi,Maria menatap nya lalu menatap Petir, Maria berdiri ingin mendekat ke arah Akasa namun Petir menariknya duduk kembali bersamanya.

"duduk sini aja!makan itu!"titahnya memberikan senyuman nya pada Maria.

"gilaa demi apa?lo senyum?"kata Novan lagi lagi mendramatis. Petir mengacuhkan nya dan sibuk menatap Akasa yang sepertinya sudah sangat emosi.

"Maria lo denger gue nggak sih!"katanya jengkel

"denger kok,tapi-"Maria menatap Petir kembali lalu ia mendekatkan wajahnya ke telinga Petir menutup mulutnya yang hendak berbisik.

"drama nya udah belum, Maria panggil kamu aja atau abang?"bisiknya ditelinga Petir membuat Akasa menarik nafasnya marah,jengkel pada sahabatnya itu padahal ia tau kalau dia menyukainya.

"belom" jawab Petir sambil terkekeh.

"tapi kasihan,liat wajahnya udah kaya panci kebakar tau"bisiknya lagi tapi kini sambil menatap Akasa.

"busyett drama apa yang kau buat wahai petir" kata Novan dengan mendramatis tentunya

"diem lo terong,bawel amat tinggal nonton aja susah" Abril menimpali dengan melempar kacang ke kepala manusia itu

"yaudah sana" kata Petir lalu Maria mengangguk dan mendekati ke arah Akasa. Akasa tersenyum penuh arti lalu menarik Maria ke dalam pangkuannya.

"lo itu milik gue,gue belom kasih hukuman ke lo"bisiknya sensual di telinga Maria, membuat gadis itu merinding,ia menatap Petir,lalu Petir mengangguk.

dengan sigap Maria langsung melepaskan diri dan duduk disamping Petir menyembunyikan dirinya.

"Maria!!"tegas Akasa.

"lo jangan bikin adek gue takut!,ga akan gue maafin lo!" jawaban Petir membuat kedua manusia yang sedang menonton menganga lebar.sedangkan Akasa menaikkan alisnya.

"WTF!!"sentak Novan spontan.

"aduh Petir lo jangan ngada ngada deh,jangan halu gitu,kalo suka bilang aja" kata Novan

"iya bro,gue tau kok masalah lo,tapi jangan begitu lah" timpal Abril, Akasa masih menatap Maria sedangkan Maria berusaha menyembunyikan wajahnya di lengan Petir.

"iya kok Maria adiknya Abang Petir" kata Maria membuat ke tiga manusia tersebut makin kaget.

"bagaimana bisa dan mengapa bisa aku jadi Herman tau nggak?" kata Novan tentu saja dengan mendramatis dia ahlinya sang pendrama,sayangnya kemampuan nya tak diakui banyak orang. untuk sekadar memasuki audisi saja sudah gagal saat mencalonkan diri.

AKU MARIA ABRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang