Langit tetap indah walaupun sedang menumpahkan seluruh tangisannya dalam bentuk rintikan hujan.
~~~~~
Maria sudah tertidur lama sejak kepergian Akasa ia merasa bosan menunggu Akasa masuk ke kamar atau teman untuk berbicara ia masih belum mandi dan akhirnya memutuskan untuk mandi dan mengenakan pakaian yang ia pakai tadi.
karena merasa bosan Maria keluar dari kamar untuk melihat mansion sederhana ini ia menuruni anak tangga satu persatu, matanya memandang bangunan yang tidak terlalu terlihat mewah tapi elegan dengan corak abu abu di dinding dipadukan dengan beberapa properti.
"malam nona,apa yang anda butuhkan?"kata seorang gadis yang Maria pikir seumuran dengannya. Maria menatapnya dari atas hingga bawah.
"kenapa kamu panggil aku nona?kita seharusnya seperti teman kan?"kata Maria gadis di depannya hanya menunduk.
"maaf nona, kehidupan kami dan dirimu berbeda,tolong jangan ubah apapun aturan yang sudah berlaku di sini!" kata gadis itu, Maria ingat bahwa dia pernah memberikan makanan yang masih bagus ke seorang gadis dan Akasa marah karenanya.
"baiklah maaf ya,aku tidak memerlukan apapun,aku hanya ingin melihat lihat dan bolehkah aku pamit?"Maria bertanya karena ia belum pulang ke rumahnya.
"maaf nona,tapi tuan tidak meng-izinkan anda untuk meninggalkan mansion ini!" jawab gadis itu , Maria heran siapa yang ia sebut dengan tuan?.
"tuan?"tanya Maria
"tuan Akasa nona!"jawabnya, Maria mengiyakan lalu ia melenggang pergi ke arah pintu utama gadis itu langsung mengikutinya.
"kenapa kamu ikutin aku?mau pulang bareng aku?" Maria berhenti untuk menatap sang gadis itu
"nona,jangan pergi aku mohon..." jawab gadis itu lirih ia masih enggan menatap Maria, Maria tetap berjalan dan akhirnya mencapai pintu
"kenapa kamu mohon sama aku,aku mau pulang"saat Maria membuka pintu,ia terkejut melihat Akasa dengan wajah lebam dihadapannya. Akasa menatapnya sendu.
"lo mau kemana?" jawab Akasa kedua tangannya ditopang oleh Petir dan Novan.
"aku mau pulang,kamu kenapa?"jawabnya,ia masih memandang Akasa.
"lo gaboleh pulang dari sini!!" Akasa sangat lemah ia segera dibawa masuk oleh petir dan Novan, Maria menatapnya lalu berkata "aku pulang ya,udah malem soalnya"
Maria melangkah maju namun pintunya ditutup secara tiba tiba oleh Abril. Maria menatapnya begitu juga Abril yang memandang Maria dari atas hingga bawah.
"kamu ngapain nutup pintu?aku mau pulang!" kata maria kesal
"lo lupa ingatan apa gimana?lo udah dipukuli sama ibu lo dan lo masih mau balik?ga waras lo!?"tanpa Abril sadari kata katanya membuat mata Maria berbinar ia tersenyum pada Abril
"aku ga benci sama mereka,aku mau pulang aku tetaplah anak mereka!" jawaban Maria membuat Abril jengkel,betapa bodohnya gadis di depannya ini.
"lo tau ini dimana?lo tau rumah lo?lo inget alamatnya?" kata Abril membuat Maria berjongkok memegang kepalanya.
"oh iya,aku lupa lagi!"jawab Maria enteng, Abril makin jengkel.
"lo lupa langit udh nolong lo,dan sekarang dia lagi sekarat lo ga mau nolong dia?" Maria langsung berdiri dan berlari menaiki anak tangga, meninggalkan Abril dengan pertanyaannya.
"kalo bisa gue banting,gue banting tu anak!!" kata Abril jengkel.
Maria masuk ke kamar Akasa ia melihat Akasa terbaring di ranjangnya dengan petir dan Novan disisinya, melihat Maria masuk membuat keduanya berdiri dan hendak meninggalkan Akasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU MARIA ABRIAN
Fiksi Remaja⚠️ plagiat dilarang mendekat⚠️ ⚠️ mengandung unsur kekerasan,tidak untuk dicontoh ⚠️ . . . "Jika kamu menyukai Langit maka kamu harus menyukai segala cuacanya"__Maria Abrian "menjadi milikmu adalah kebahagiaan terbesar bagiku"__Akasa Mahendra "luka...