||34||>jatuh<

11 2 0
                                    

Aku hanya berusaha percaya kalau semua itu tidak benar,dan takdir sedang tidak mempermainkan ku.

~~~~~

Lagi lagi gadis itu harus menunggu lama dan pada akhirnya ia di telantar kan lagi.

Maria menunduk menatap kakinya lalu menghela nafasnya kasar.

"kenapa harus bohong?aku tau kamu pasti lagi sama dia kan?kenapa mesti bohong?"gumam nya lirih.

"Masih belum pulang?"ucap seseorang yang sedari tadi memandang Maria sambil bersandar pada dinding.

Maria kaget dan ia menatap orang itu yang tengah memandangi Maria.

"om athan masih disini?"tanya Maria balik,tanpa menjawab pertanyaan Jonathan padanya.

"kamu suka memanggil saya om?"ucapnya berbalik tanya.

"ah tidak,bapak memang terlihat lebih tua dari saya"ucap Maria sopan karena bagaimanapun Jonathan kini menjadi gurunya.

"saya baru menginjak dua puluh tiga tahun,apa itu terlalu tua?"katanya kini sambil mendudukkan dirinya di samping Maria.

"seriusan? kelihatannya lebih tua saya kira om athan sudah berusia tigapuluhan"ucap Maria tak percaya.

"bagaimana kamu mengiranya?"

"dari tubuh bapak yang sangat big itu juga raut dan rahang wajah bapak sangat jelas"jelas Maria sambil memandangi wajah Jonathan.

Jonathan terkekeh pelan.

"kenapa kamu belum pulang Maria,ini sudah hampir petang"tanyanya lagi karena pertanyaan nya tadi terabaikan.

"ah,aku tidak tau akan pulang bersama siapa om,pacar Maria lagi sibuk terus Abang juga lagi sama Ella pacarnya"jelas Maria

"sepertinya aku nanti naik ojol atau naik taksi"menyebutkan kendaraan umum membuat Maria teringat kejadian itu dan kini tubuhnya bergetar.

"why Maria?"tanya Jonathan, bukannya menjawab Maria malah menutupi kedua telinganya dan juga menangis tubuhnya ikut bergetar,

itu bukan hal sepele yang bisa Maria terima,itu menyangkut kesehatan mentalnya,ia hampir dilecehkan.

"hei..ada apa?biar saya yang antar kamu pulang Maria"ucapnya menggoyangkan bahu Maria agar membuat gadis itu tersadar,namun malah makin ketakutan, serangan panik mengganggu Maria,

"j-jangan...hiks.. Maria takut..papa Maria takut..langit hiks aku takut hiks"gumamnya, Jonathan langsung mengangkat Maria menggendong nya ala bayi koala, Maria menyembunyikan wajahnya di cengkuk leher Jonathan.

"hiks.. Maria takut om.. Maria takut sendirian...hiks"ucapnya masih menangis kala Jonathan sudah sampai di dalam mobilnya,Maria masih ia pangku.

"jangan takut Maria,saya berada disisimu"ucapnya lembut sambil mengelus pundak gadis itu.

Jonathan melajukan mobilnya mengantar gadis itu pulang,ia tau rumahnya karena sepulang dari kantor polisi ia yang mengantarkan Maria,karena Maria memaksa.

Maria tertidur.yang mengharuskannya masuk ke dalam rumah Maria. satpam dirumah Maria yang membukakan pintu untuknya.

"lo? bukannya cowo itu?"tanya Petir melihat Jonathan masuk membawa Maria.

"stt.. dia tertidur dimana kamarnya?"ucapnya datar tanpa ekspresi.

"lo apain adek gue?"tanya Petir tak terima melihat Maria berada digendong seseorang.

"diamlah.. simpan pertanyaan mu itu.. cepat beritahu dimana kamarnya" Petir mendengus kesal dan akhirnya ia memberitahu letak kamar adiknya itu.

"kamar pertama dipintunya ada name nya sendiri"ucap Petir datar lalu memilih untuk duduk.

AKU MARIA ABRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang