4 | Benci |

2.1K 188 24
                                    

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...



Happy reading🦋









⎯ Halilintar Argantara⎯

Helaan nafas lelah dihembuskan. Untuk yang kesekian kalinya ia melakukan itu hingga tiba di sekolah.

Niatnya untuk pergi ke sekolah bersama ayahnya gagal.

Semua penyebab itu adalah Gempa, adiknya sendiri.

Ialah alasan yang membuat Halilintar berjalan kaki ke sekolah.

Flash back on

"Ayah." panggil Gempa.

Sang ayah yang terpanggil namanya lantas menoleh. "Ada apa nak? " tanya nya.

"Hum... ayah boleh tidak? Jika kita tidak berangkat bareng kak Hali?" tanya Gempa takut-takut.

"Boleh nak, tap-"

Halilintar yang sedang fokus pada ponselnya langsung melemparnya asal. "Tidak. Ayah aku tidak setuju," sahutnya dingin.

Spontan ketiganya menoleh ke asal suara. Halilintar yang baru saja tiba langsung masuk dalam pembicaraan mereka.

Sepertinya adiknya ingin membuat masalah baru dengannya.

"Memangnya siapa yang minta persetujuan mu itu?" Tanya Amato menatap galak puteranya.

"Tidak ada. Aku hanya mengeluarkan pendapat ku saja." jawabnya acuh tak acuh.

"Simpan saja pendapat mu itu karena aku sama sekali tidak membutuhkannya."

"Terserah."

"Nak, kenapa kamu tiba-tiba nanya begitu? Apa kak Hali mengatakan sesuatu?" tanya Mara datang dengan nampan ditangannya.

Setelah menaruhnya, Mara ikut duduk di samping suaminya sembari merapihkan dasi pada jaz suaminya.

"Tidak, bu. Hanya saja aku tak ingin berangkat bareng kakak. Walaupun kami satu sekolah. Semua orang menganggap kami itu berbeda, bu. Contohnya aku dan kak Hali. Di sekolah kak Hali adalah kakak kelas ku. Sedangkan aku, aku adalah adik kelas dari kakak. Mereka menganggap hubungan kami sebatas kakak dan adik kelas saja, bu. Tidak lebih dari itu. Karena itu aku tak ingin berangkat sekolah bareng kakak, bu." jelas Gempa beralasan.

"Halah alasan aja lo. Bilang aja lo malu 'kan punya kakak kayak gue?" tanya Halilintar sambil menaikkan turunkan alisnya dan duduk sedikit jauh dari keluarganya.

Halilintar Argantara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang