7. | Akhirnya tenang |

1.8K 162 27
                                    

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...





Happy reading🦋


"Aku bukannya tak suka kalian ada dirumah. Hanya saja aku benci perlakuan kalian."

~Halilintar Argantara


⎯ Halilintar Argantara⎯
"Gempa dari mana saja kamu? Kenapa lama sekali ke toiletnya?" tanya bu Sania saat Gempa telah sampai ke kelasnya.

"Maaf bu, tadi dijalan saya nggak sengaja ketemu kak Hali, bu jadi saya-"

"Tunggu apa kamu bilang? Kak Hali?" tanya bu Sania heran. Apakah anak itu tidak belajar? begitulah yang ada dipikiran Sania.

"Mampus, keceplosan lagi gue."  batin Gempa baru menyadari yang dikatakannya dan langsung menutup mulutnya.

"Halilintar Argantara? Dia kakak kamu Gem?" terka bu Sania. Entah apa yang membuatnya bisa berpikir begitu.

Gempa menggeleng. "Bukan bu. Dia bukan kakak saya. Saya kan anak tunggal mana mungkin saya punya kakak, bu." sanggah Gempa.

"Tapi tadi kamu sendiri yang bilang kalo Hali itu kakak kamu." sangkal Bu Sania.

"Masa sih bu? Mungkin ibu salah dengar." kulit Gempa.

"Mungkin..." Sania berujar pelan.

"Ibu pasti mengira dia kakak saya, karena saya memanggilnya kakak kan?" tebak Gempa sembari menjentikkan jari.

Sania mengangguk.

"Ibu ini ada-ada saja ya. Saya memanggilnya kakak, karna dia kan kakak kelas saya bu. Dan saya sebagai adek kelas, sangat menghormatinya bu." jelas Gempa meluruskan kesalahpahaman.

"Ya sudah kalo gitu cepat kembali ke tempat mu dan lanjutkan kembali tugas mu." titah Bu Sania.

"Baik, bu. Saya permisi."  ujar Gempa kembali ke kursinya.

Bu Sania mengangguk kecil sebagai responnya.

Kring! Kring!

Suara bel yang berbunyi panjang terdengar bagaikan nyanyian surga bagi anak-anak SMA. Terlebih lagi kelas XII-IPA 1 yang saat itu sedang pelajaran matematika, ditambah guru yang killer abis, membuat semua tak berkutik kecuali Halilintar and genk tentunya. Dan mendengar suara yang ditunggu-tunggu, membuat anak XII-IPA 1 senang bukan kepalang.

Setelah beres-beres dan mengucap doa juga salam,  si guru itu pergi, barulah anak XII-IPA 1 berhamburan keluar.

"Tungguin gue woy!" teriak manik ruby, mengejar kedua sahabatnya.

"Eh? Hali tumben lo ikut balik bareng kita." celetuk Taufan.

"Huh... huh... huh..." dengan nafas terengah-engah ia berhenti disamping kedua sahabatnya.

Halilintar Argantara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang