SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN
FOLLOW AKUN PENULISNYA
[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]
KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.
JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.
NO SILENT READERS...
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.
DILARANG KERAS MEN-COPY
SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.
UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!
TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...
Mohon siapkan mental kalian untuk membaca part ini...
Untuk perlakuan kasar dan ucapannya, mohon untuk tidak ditiru...
Jangan lupa follow akun penulisnya,
Banjiri setiap paragraf dengan kata-kata mutiara kalian.
Happy reading🦋
"Tuhan ... apa kau tertidur di atas sana? Sampai Kau enggan menolongku dari siksaan ini...."
~Kata Halilintar lirih
⎯ Halilintar Argantara⎯
Beberapa bulan kemudian
Kehidupan Halilintar berubah 180 ° semenjak perusahaan ayahnya bangkrut.
Siapa sangka bangkrutnya perusahaan sang ayah membuat kehidupannya yang suram semakin bertambah suram.
Hampir setiap hari ia di perlakukan kasar oleh keluarganya sendiri.
Di pukul, di hina, di caci-maki, di ludahi, mungkin bagi kalian itu bukan hal biasa, tapi tidak dengan Halilintar. Baginya itu semua bukan hal baru lagi, ia sudah cukup terbiasa dengan perlakuan itu.
Tiga bulan kemudian....
"Brrr...ini dingin ibu" Tubuh Halilintar gemetar hebat, ia terlonjak dalam tidurnya, langsung terduduk di atas ranjang kasurnya.
Halilintar memeluk tubuhnya sendiri tanpa bergerak--memandangi Mara dengan tatapan terkejut.
"Akhirnya bangun juga bocah sialan ini!" gumam Mara melihat putera--akh anak sialan bangun dari mimpi indahnya.
"I-ibu kenapa menyiramku? I-ini sangat dingin, Ibu" Dengan tubuh masih bergetar ia memberanikan diri menatap wajah ibunya.
Mara memalingkan wajah ke arah lain,
"Apa peduliku hah?! Dingin atau tidak itu urusanmu bukan urusanku!" kata Mara acuh.
"Jangan menatap wajahku bodoh! Nanti aku kena sial karna matamu itu!"
Halilintar menundukkan kepalanya menahan perih yang kembali terasa setelah mendengar ucapan ibunya.
"Nggak usah banyak drama, cepat mandi sana!!" suruh Mara dengan kasar ia mendorong tubuh puteranya sampai jatuh terduduk di lantai.
"Aduh. Sakittt..." Rintih Halilintar sambil mengusap bokongnya yang terasa nyeri.
"Cuih...dasar lemah!" Mara meludah--menyembur air liurnya tepat mengenai wajah Halilintar hingga puteranya itu memenjamkan matanya, pasrah. Lalu melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halilintar Argantara [End]
Fanfiction[𝗧𝗔𝗛𝗔𝗣 𝗣𝗨𝗕𝗟𝗜𝗦𝗛 𝗨𝗟𝗔𝗡𝗚] "𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘳𝘦𝘪𝘯𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪." -𝗛𝗔𝗟𝗜𝗟𝗜𝗡𝗧𝗔𝗥 𝗔𝗥𝗚...