56. | Rencana |

905 69 107
                                    

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...






Happy reading🦋





Previous chapter

"Sekarang keputusan ada di tangan lo, Taufan ...."


Halilintar Argantara⎯

"Kenapa cuma gue Sol? Lo juga berhak menentukan keputusan lo. Gempa bukan cuma nyakitin gue, Sol. Tapi lo. Dia juga nyakitin lo bahkan perbuatan dia lebih kejam sama lo ketimbang gue." bantah Taufan tidak terima jika cuma dia yang menentukan bagaimana nasib mereka.

"Bang Taufan be⎯ "

"Lo gak usah ikut campur. Ini urusan gue sama Solar!"

"Gue berhak ikut campur karena gue Solar jadi begini!" bentak Gempa.

"Bisa jaga ucapan lo gak?!" Bentak Taufan yang membuat Solar langsung menghadang badan Taufan walau tangannya masih terikat ia tak akan biarkan sahabatnya cidera sedikit pun.

Gempa benar-benar brengsek, dia memutar balikkan fakta. Pemuda itu seolah paling tersakiti, membuat berita hoax dengan membawa nama Taufan di dalamnya.

"Gue jaga ucapan? Kenapa lo takut rahasia lo terbongkar? Gue tau sebenarnya lo kan dalang di balik semua ini." tuduh Gempa.

"Maksut lo apa nuduh gue??dari dulu gue itu bahkan nggak tau pasti rencana busuk lo karena apa dan lo seenaknya bilang kalau gue dalangnya." balas Taufan.

"KARENA LO NGGAK SUKA KALAU GUE BAHAGIA DAN LO IRI KARENA GUE PUNYA KAKAK SEDANGKAN LO CUMA ANAK TUNGGAL YANG NGGAK PERNAH DAPAT KASIH SAYANG DARI ORANG TUA LO"

"Gak usah bawa-bawa orang tua gue! Kalo lo punya masalah sama gue, kita by one di atas ring tinju dan jangan pernah bandingkan keluarga gue dan keluarga lo karena kehidupan orang itu nggak semuanya sama." balas Taufan berusaha tenang.

"Heh bocil! Kalau niat lo ke sini cuma mau bikin masalah, mending lo pergi deh dari sini, gue juga udah enek ngeliat muka lo." ucap Solar begitu menusuk ke hati Gempa.

Gempa hanya bisa diam dan juga menahan emosinya yang memuncak.

Apa-apaan ini?! Kenapa dalam hitungan detik keadaan jadi mencekam begini?

Solar yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka, lantas sudah tidak tahan lagi. Menendang-nendang kaki Gempa seolah memintanya untuk menatap kearahnya.

Gempa merasa terusik lantas melirik kearah samping melihat Solar yang sedang mendang-nendang kakinya. "CEPAT PERGI!!!" usirnya terlihat begitu marah.

Gempa akhirnya melangkahkan kaki dari sana. Dia menenangkan dirinya di ambang pintu dan mengatur napasnya. Hal yang tak terduga terjadi bertubi-tubi dan itu membuat Gempa sedikit kelelahan. Sebelum keluar, Gempa mendengar suara dari luar dan kakinya berhenti ketika nama kakel itu disebut.

Halilintar Argantara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang