SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN
FOLLOW AKUN PENULISNYA
[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]
KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.
JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.
NO SILENT READERS...
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.
DILARANG KERAS MEN-COPY
SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.
UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!
TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...
Happy reading 🦋
⎯ Halilintar Argantara⎯
Empat bulan yang lalu
Previous chapter
"Oke fine. Gue bakal turutin permintaan lo." ujar Taufan menjeda kalimatnya
"Gue harap setelah ini lo gak nyesal, Li" peringat Taufan dan akhirnya pergi berjalan lebih dulu meninggalkan Halilintar.
Halilintar menatap punggung Taufan yang lenyap dari pandangannya. "Maafin gue, Fan. Gue terpaksa lakuin semua ini. Gue harap lo bisa ngerti perasaan gue." batinnya pilu.
Halilintar mengusap air matanya lalu melanjutkan langkahnya menuju gerbang sekolah yang jaraknya cuman beberapa langkah dari tempatnya berdiri.
>>>>>>> Flash back Taufan<<<<<<<
Taufan berjalan menjauh dari Halilintar sambil menghentakkan kakinya kesal.
"Dasar muka triplek, orang khawatir malah di usir." Taufan mencebik kesal.
Langkahnya berganti pelan saat kelasnya sudah di depan mata. Dengan kedua tangan yang menggenggam erat tali tas sekolahnya dan raut muka kusut, Taufan memasuki ruangan kelasnya dan di sambut teriakan dari Blaze.
"TAUFAN!!"
Blaze melambaikan kedua tangannya ke atas menyambut kedatangan Taufan dengan bahagia.
"Kenapa tuh muka? Kusut amat," tanya Blaze melihat muka kusut Taufan yang baru saja duduk di kursi belakangnya.
Solar mendengar perkataan Blaze langsung menoleh ke belakang melihat raut kusut wajah Taufan.
Taufan melempar tasnya asal sampe bukunya berserakan dimana-mana. "Biasa teman lo noh si gledek." Namun ia hanya menatapnya, tidak ada niatan sama sekali merapihkan bukunya.
"Si gledek? Kenapa lagi dia?" tanya Blaze penasaran. Masalahnya ini tuh masih pagi, masa iya udah masalah sih.
"Di--" ucapan Taufan terpotong dengan kedatangan seseorang yang membuat Taufan kesal.
Seolah tidak terjadi apa-apa, dengan santainya Halilintar berjalan memasuki kelasnya.
"ASTAGA, FANN! KENAPA BUKUNYA DI BUANG-BUANG?" Halilintar reflek berjongkok memunguti alat tulis yang berserakan di lantai.
Taufan menghela nafas kasar lalu ia ikut berjongkok di depan Halilintar. "Gak perlu, gue bisa sendiri." ucapnya menghalau tangan Halilintar mengambil barang-barangnya.
Gerakan Halilintar terhenti dan cowok itu menegakkan kembali tubuhnya. Kini, tatapan Halilintar terarah kepada Taufan yang sejak tadi memasang wajah kesal ke arahnya yang sempat membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halilintar Argantara [End]
Fiksi Penggemar[𝗧𝗔𝗛𝗔𝗣 𝗣𝗨𝗕𝗟𝗜𝗦𝗛 𝗨𝗟𝗔𝗡𝗚] "𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘳𝘦𝘪𝘯𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪." -𝗛𝗔𝗟𝗜𝗟𝗜𝗡𝗧𝗔𝗥 𝗔𝗥𝗚...