SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN
FOLLOW AKUN PENULISNYA
[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]
KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.
JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.
NO SILENT READERS...
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.
DILARANG KERAS MEN-COPY
SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.
UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!
TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...
"Jangan berusaha sadarin orang lain, kalau lo sendiri aja masih belum sadar."
⎯ Taufan Mehendra Baskara⎯
"Ada seseorang yang tumbuh dengan api balas dendam dalam dirinya."
⎯ Alvarez Solar Alfarizi⎯
"Kalau tuhan gak bisa kasih keadilan buat kakak gue, biar gue yang melalukannya."
⎯Gempa Denanda⎯
"Biarkan musuh mu tertawa, suatu hari nanti dia yang akan ditertawakan. Ingat, hukum alam itu adil. Siapa yang menyakiti, akan disakiti."
⎯ Halilintar Argantara⎯
Happy reading🦋
⎯ Halilintar Argantara⎯
Setelah sampai Gempa mematikan mesin motor, membuka helmnya kemudian turun dari motor, dapat ia lihat hutan yang rimbun dan pepohonan yang menjulang tinggi.
"Berasa lagi main film horor gue." batin Gempa memperhatikan sekitar hutan gelap itu. Aura di sana benar-benar tidak mengenakan. Sesak dan juga menakutkan.
Melewati pepohonan rimbun, kaki Gempa berjalan menyusuri dedaunan kering yang berserakan di tanah. Semak-semak belukar tumbuh liar di sekitar tempat dia saat ini memberanikan diri ke suatu tempat.
"Harusnya tadi gue ajak kak blaze atau mungkin ice, nggak mungkin gue ajak thorn ke sini yang ada tuh anak nangis." batin Gempa.
Gempa semakin masuk ke dalam hutan. Sesekali ia mengendarkan pandangan ke sekeliling was-was serangan binatang buas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halilintar Argantara [End]
Fiksi Penggemar[𝗧𝗔𝗛𝗔𝗣 𝗣𝗨𝗕𝗟𝗜𝗦𝗛 𝗨𝗟𝗔𝗡𝗚] "𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘳𝘦𝘪𝘯𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪." -𝗛𝗔𝗟𝗜𝗟𝗜𝗡𝗧𝗔𝗥 𝗔𝗥𝗚...