SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN
FOLLOW AKUN PENULISNYA
[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]
KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.
JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.
NO SILENT READERS...
CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.
DILARANG KERAS MEN-COPY
SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.
UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!
TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...
Happy reading🦋
"Bohong itu sebenarnya nggak baik. Tapi kalau demi kebaikan, kemungkinan kecil bisa dibenarkan."
⎯ Blaze Desmond Ratalee⎯
"Sekeras apapun lo berusaha, kalau udah waktunya pasti terbongkar."
⎯ Taufan Mahendra Baskara⎯
"Jangan buang-buang waktu lo buat hal yang gak seharusnya lo khawatirin."
⎯ Alvarez Solar Alvarizo⎯
"Seandainya tukaran kehidupan itu bisa. Gue pengen ada di posisi lo, Thorn."
⎯ Gempa Denanda Argantara⎯
⎯ Halilintar Argantara⎯
Dengan wajah panik, Blaze berlari masuk ke ruangan.
"Ada apa Blaze? Siapa yang datang?" tanya Taufan panik.
"Ga ada waktu Fan, kita sembunyi dulu," ucap Blaze lalu mendorong Taufan untuk segera bersembunyi.
Taufan mengangguk lalu dia bersembunyi di tempat yang kecil agar tidak ada orang yang mengetahui keberadaannya.
Sedangkan Gempa dan Solar lebih dulu meninggalkan tempat penyekapan itu, bahkan ketika bunyi pelatuk dilepaskan.
Tidak lama setelah itu terdengar langkah kaki yang ikut menyusulnya. Siapa lagi kalau bukan circle Gempa.
Sejak percakapan yang Blaze katakan beberapa saat lalu, untuk waktu yang sedikit lama keduanya tidak lagi mengobrol dan hanya fokus bersembunyi.
Meski begitu, selama sesi senyap itu Blaze tidak henti-hentinya memikirkan bagaimana caranya agar bisa melarikan diri dari circle Gempa.
Dan juga, bukannya Gempa tadi bilang anak buah nya tidak segampang itu dibodohi? Kenapa sekarang ia baru menyadarinya? Misi penyelamatan apa seperti ini? Jika melawan mereka saja tidak bisa apalagi melarikan diri.
"Blaze!" Tegur Taufan pelan. Laki-laki itu menatapnya sebentar dan mengerinyitkan dahi. Menunggu Taufan untuk melanjutkan ucapannya, mereka sekarang tengah berada di dalam lemari yang ada di sana.
Netranya masih menatap Blaze. Keenganan merajai pikirannya. Antara mengusulkan atau tidak sama sekali. Blaze sendiri tampaknya sabar menunggu Taufan mengucapkan kata-katanya, buktinya pemuda itu tidak menginterupsi Taufan yang tengah berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halilintar Argantara [End]
Fanfic[𝗧𝗔𝗛𝗔𝗣 𝗣𝗨𝗕𝗟𝗜𝗦𝗛 𝗨𝗟𝗔𝗡𝗚] "𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘳𝘦𝘪𝘯𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢𝘴𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘪𝘯𝘪." -𝗛𝗔𝗟𝗜𝗟𝗜𝗡𝗧𝗔𝗥 𝗔𝗥𝗚...