37. | Tidak seperti biasanya |

988 87 65
                                    

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...

Happy reading 🦋

Halilintar Argantara⎯

Malam harinya,

Remaja itu menggeliat pelan hingga matanya yang semula terpejam kini terbuka lebar.

"Kenapa malah ketiduran sih?" Halilintar mengusap pelan saat melirik jam yang terletak di atas nakas. Sudah pukul tujuh malam.

"WHAT JAM 7?! OH NO!!" teriak Halilintar langsung lompat dari atas ranjang kasurnya.

"HANDUK? MANA HANDUK?" Halilintar celingak-celinguk mencari handuk yang biasa dia pakai untuk mandi.

"Oh, astaga disini kau rupanya." ucap Halilintar saat menemukan handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya. Berjalan masuk ke kamar mandi, namun langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar mandinya itu tertutup.

"Ckkkk siapa sih di dalam?"

"WOY! BUKA WOYY PINTUNYA!!" teriak Halilintar sambil menggedor² pintu.

"BERISIK! GUE LAGI MANDI BANGSAT!!" sahut suara dari dalam, suara yang sangat ia kenali, ya siapa lagi kalo bukan suara adiknya, gempa.

"CEPATAN BEGO!! LAMAT BANGET ASTAGHFIRULLAH!" Teriak Halilintar tak sabar.

"SABAR! GUE JUGA BARU MASUK EGE!!"

Entah berapa macam ritual yang ia lakukan di sana. Terkadang Halilintar marah-marah karena Gempa terlalu lama di kamar mandi, namun si bungsu sama sekali tak mempedulikan itu.

Haha, waktu sebentar macam apa yang membuat jam dinding yang sebelumnya berada di angka 7 bahkan sampai jarum jam dinding itu berpindah ke angka 8 pun dia masih belum keluar juga dari kamar mandi.

Kali ini pun sama, mungkin menghabiskan waktu sekitar 40 menit dia dalam kamar mandi sampai akhirnya keluar sudah lengkap dengan pakaian. Karena memang sudah menjadi kebiasaan Gempa memakai baju di kamar mandi.

"Kak Ha--"

"Minggir! Gue mau mandi" ucap Halilintar menabrak bahu Gempa dan berjalan pergi meninggalkan Gempa begitu saja.

"Dia mau kemana sih? Buru-buru banget kayaknya, apa gue tungguin aja kali ya, penasaran juga kan gue"

Gempa yang penasaran pun, memutuskan untuk menunggu kakaknya selesai mandi.

Halilintar keluar setelah sepuluh menit Gempa mengalami pergolokan batin. Ia melihat kakaknya keluar kamar mandi sudah lengkap dengan pakaiannya, rambutnya basah dengan handuk kecil tergantung di leher jenjangnya. Gempa menatap pemandangan itu dengan tatapan kagum. Entah mengapa Halilintar yang baru saja mandi terlihat lebih tampan dan uhmm seksi. Itu menurutnya, entah bagaimana menurut orang lain.

Halilintar keluar kamar mandi dengan wajah terkejut ketika ia melihat Gempa belum beranjak dari tempatnya berdiri, sebelum ia masuk kamar mandi tadi dan menatapnya dengan tatapan kagum.

Halilintar Argantara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang