46. | Pamit pulang |

1K 89 54
                                    

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...



Happy reading🦋



"Kenapa ya orang asing terasa seperti keluarga sendiri?"

~ Halilintar Argantara


⎯ Halilintar Argantara⎯

Sore sudah berganti pagi, suasana markas Thana Portia yang jauh dari hiruk pikuk kota dan pemukiman warga tampak berantakan.

Semalam setelah mengadakan rapat dadakan, tiga anggota inti Thana Portia pulang ke rumah masing-masing. Dan dua anggota lagi menetap di markas.

"Sin, lo gak siap-siap?" tanya Hilda memperhatikan Sinta yang masih berkutat dengan ponselnya.

"Siap-siap kemana ege? Gue kan udah gak sekolah lagi." jawab Sinta. Matanya masih fokus pada ponselnya.

"Maaf gue lupa, lo kan lebih tua dari kita-kita." ucap Hilda membuat Sinta menatapnya datar.

"Gak usah di jelasin juga kali." ucap Sinta.

"Hehehe maaf Sin," ucap Hilda tersenyum tanpa dosa.

Semua mata menoleh kearah pintu masuk, seketika mereka berdecak kagum melihat betapa cantiknya bos mereka.

Ia menatap penuh tanya ke arah dua anggota inti Thana Portia. "Kenapa kalian menatap saya begitu?" Andini melayangkan tanya itu sambil menatap wajah dua anggota inti Thana Portia.

"Ibu terlihat sangat cantik," kata Hilda, "lebih cantik dari biasanya."

"Akhh kalian bisa saja," ucap Andini dengan menutup mulutnya seolah sedang tersipu malu mendengar pujian anggota nya.

Padahal ia sudah terbiasa saat dirinya dipuji. Andini sadar bahwa dirinya itu sangat cantik. Karena itu ia bersikap datar saat dirinya dipuji.

Andini menatap Hilda, ekspresinya datar. Andini tahu apa yang ingin di bicarakan gadis itu. "Gue mau sekolah." ucapnya datar.

"Mau gue anterin nggak, bos?" tanya Nursinta menatap bos nya. "Kalau nggak mau, gue sama Hilda mau pulang"

Andini buru-buru menggelengkan kepalanya, ia segera pergi ke garasi mobil diikuti anggota nya dari belakang.

"Nggak usah, gue bisa berangkat sendiri." tolak Andini ketika perempuan itu membuka pintu mobil bagian kursi kemudi. Andini tidak masuk, dirinya diam di depan pintu yang terbuka. "Mending kalian awasi bocah ingusan itu daripada nganterin gue." lanjutnya.

"Siap bos!" ucap Nursinta dan Hilda dengan kaki kanan di hentakkan ke tanah memberikan penghormatan pada bos mereka.

Andini memasukkan setengah badannya ke mobil miliknya lalu masuk kedalam.

Halilintar Argantara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang