31. | Amato grup's bangkrut |

1K 92 71
                                    

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...

Happy reading🦋

"Jangan lupa bersyukur sebab kita tidak tau kapan Tuhan mengambil kembali harta yang kita miliki"

~Halilintar Argantara

"Bagaimana Tuhan tidak mengambil hak milikmu? Jika kamu saja masih menyakiti anak mu sendiri"

~ Supra

Halilintar Argantara

Brak

Amato memukul meja meeting dengan kerasnya, dia berdiri sambil menatap karyawannya yang sedang menunduk ketakutan akan kemarahannya itu.

"Katakan!! Kenapa perusahaan kita bisa bangkrut seperti ini?! Kenapa hah?! Kau Sinta, kau adalah kepala pabrik di perusahaan ini, aku menunjukmu karena aku mempercayaimu, tapi kenapa kau malah menghancurkan kepercayaanku bodoh!!" Kata Amato yang kini menatap Sinta, orang yang kepercayaan atau dengan kata lain kaki-tangan Amato.

"Maaf pak, saya tidak bermaksud mengecewakan bapak, saya sudah semaksimal mungkin mempertahankan perusahaan ini, tapi saya gagal pak." ucap Sinta membela dirinya.

"Sekarang aku tanya padamu Sinta, apa usaha yang telah kau lakukan untuk mempertahankan perusahaan ini?!" Amato mendekatkan wajahnya menatap Sinta penuh keseriusannya.

"Saya sudah melakukan banyak hal pak, memotong anggaran yang tidak perlu, melakukan Evaluasi Bisnis secara Objektif, meningkatkan Pelayanan ke Pelanggan, memprioritaskan pembayaran utang dengan bunga yang paling tinggi dan banyak hal lagi, Pak. Semua cara itu sudah saya lakukan Pak, tapi sepertinya semua itu sia-sia Pak. Bahkan uang simpanan yang kita miliki pun tidak sanggup membayar utang ratusan miliar ke bank, Pak." terang Sinta mengatakan hal sejujurnya.

"Sial! Memang berapa banyak utang yang kita miliki ke bank?" tanya Amato menatap Supra sebagai pengelola keuangan perusahaan.

"Menurut hasil laporan, utang usaha perusahaan pada bank sekitar 100.000.000.000, Pak. Sementara sisa saldo menurut perhitungan laporan laba rugi sekitar Rp. 204.500.000,00 juta, sedangkan biaya yang masih dibutuhkan perusahaan sekitar Rp 99.795.500.00 miliar, Pak." jelas Supra sambil membaca perhitungan laporan laba rugi ditangannya.

"APA?! RP 100 MILIAR? KAU BERCANDAKAN SUPRA?!" Amato terngangga mendengar penjelasan Supra.

"Untuk apa saya bercanda Pak, jika bapak tidak percaya, Ini ... silahkan bapak baca sendiri." Supra menyerahkan map plastik berwarna merah terang dengan secarik kertas perhitungan laporan laba rugi di dalamnya.

" Supra menyerahkan map plastik berwarna merah terang dengan secarik kertas perhitungan laporan laba rugi di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halilintar Argantara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang