44 || Secret all along ★

1.2K 41 0
                                    

Suasana malam ini penuh dengan orang orang berjabatan tinggi, mereka berlalu lalang mengobrol satu sama lain, terlihat di sana Rey bersama Sena sedang bergandengan tangan menuju meja di ujung sana, sedangkan laki laki yang sedang melihat itu menge...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana malam ini penuh dengan orang orang berjabatan tinggi, mereka berlalu lalang mengobrol satu sama lain, terlihat di sana Rey bersama Sena sedang bergandengan tangan menuju meja di ujung sana, sedangkan laki laki yang sedang melihat itu mengepalkan kedua tangannya.

Arsen tak kuat melihatnya, namun kemarin memang salah dirinya sendiri yang selalu memutuskan sesuatu tanpa berpikir panjang. Sepertinya Sena sudah memutuskan sendiri hidupnya akan beriringan dengan siapa, ia harus bisa menerimanya.

Menit berikutnya cahaya lampu tiba tiba saja sebagian meredup, hanya cahaya lampu Melisa yang tidak meredup. Terlihat wanita yang sudah berumur itu sepertinya akan memulai acara.

"Baik, terimakasih saya ucapkan pada kalian semua yang sudah hadir di acara saya malam ini, terlebih lagi dengan diadakannya ini saya mau mengumumkan bahwasanya cucu saya bernama Rey chakra syakalio akan bertunangan dengan Sena khalisa allaric pada malam ini, di harapkan semua para tamu undangan senantiasa memberikan doa dan restu pada mereka agar bisa berjalan lancar sampai hari pernikahan tiba" Ucap Melisa dengan senyum yang tak terlepas dari raut wajahnya.

Sontak suara tepuk tangan memenuhi seisi ruangan tersebut, Rey dan juga Sena mulai menaiki tangga agar terlihat oleh semua para tamu undangan. Sebagian gadis yang datang bersorak gemas pada Sena yang terlihat sangat cantik, mereka merasa iri dengannya karna bisa memenangkan hati cucu dari seorang pengusaha ternama.

"Kamu gapapa kan, nak?" Attala meraih kedua tangan Arsen yang terlihat tak bersemangat.

Sedangkan Arkan hanya bisa menepuk-nepuk bahu putra nya memberikan kekuatan, agar ia bisa menjadi laki laki yang tidak lemah.

Disaat Rey akan memasukkan cincin pada jari manis gadis itu tiba tiba saja ia merasakan sakit yang luar biasa pada bagian dadanya kemudian cincin itu terjatuh, Rey tak bisa menahannya laki laki laki itu mulai ambruk dengan posisi masih memegangi dadanya yang sakit.

Semua orang histeris, Melisa segera memanggil sebagian anak buahnya untuk segera membawa cucunya pergi ke rumah sakit untuk ditangani. Sedangkan Dona hanya bisa menangis dengan keadaan anak satu satunya ini, mengapa ini bisa terjadi? Yang ia tau Putranya tidak memiliki penyakit apapun.

Sena terdiam ia masih berusaha mencerna situasi saat ini. Tiba tiba saja Arsen menariknya membawa gadis itu menuju taman di belakang mansion. "Kenapa lo bawa gue kesini, gue harus nyusul ke rumah sakit" Ucap Sena.

"Jangan panik, kamu tunggu di sini aja tenangin diri kamu dulu" Jawab Arsen menangkup kedua pipi gadis itu.

Sena memejamkan matanya sejenak. "Sebenernya ada apa sama Rey? Emang akhir akhir ini dia selalu pergi ke rumah sakit"

"Kamu beneran khawatir sama dia?" Tanya Arsen kemudian menunduk penuh dengan perasaan cemburu.

Sena kembali menoleh kearah Arsen. "Dia calon suami gue, jelas gue khawatir" Jelas Sena membuat laki laki itu sedikit kesal.

"Jangan ngomong itu lagi depan aku, bikin emosi naik" Ujar Arsen dengan perasaan dongkol.

"Rey calon suami gue"

"Bentar lagi gue nikah sama Rey"

"Gue sama Rey udah tunangan"

"Cinta gue sama Rey bersemi lagi"

"Kita-" Ucapan gadis itu terhenti di saat Arsen membekap mulutnya dengan tangan kanannya. "Gak usah diomongin lagi! Denger gak! Aku gak suka!" Peringat Arsen emosi.

Sena menghempaskan tangan laki laki itu kemudian berlalu pergi menyisakan Arsen dengan segala penyesalannya. "Shit!"

Sedangkan di sisi lain kedua pasangan yang sudah menyelesaikan cobaan dalam hubungannya saat ini sedang duduk di sisi pantai dengan pemandangan malam dengan bintang bintang yang menyempurnakan keindahannya.

"Kasian banget Arsen pasti sekarang lagi sedih, seharusnya kita gak di sini sayang, kita bujuk Arsen sama sama biar gak sedih" Ucap Nasya masih setia menatap air laut di depan matanya.

Haikal mencebik. "Dia udah gede, kamu gak usah lagi khawatirin dia lagi, kamu udah jadi milik aku seutuhnya sekarang, jadi fokus kamu harus cuman buat aku doang"

Nasya menoleh kearah Haikal kemudian kembali bersuara. "Kamu sama dia itu beda sayang, Arsen cuman temen, sahabat, sekaligus kakak bagi aku dari kecil, kasih sayang dia maupun aku sekarang murni kakak adik, dia yang jagain aku selalu buat aku aman, sekarang tugasnya udah digantikan sama kamu, di hati aku cuman ada kamu karna kamu semesta hidup aku sekarang. Jadi, kamu gak usah cemburu lagi, ya?"

"Iya deh iya, aku percaya kamu" Jawab laki laki itu kemudian mengecup kening Nasya dengan penuh kasih sayang.

"Balik ke villa yuk, kasian Alma ditinggal lama di sana" Ajak Nasya, kemudian Haikal mengangguk. Pada akhirnya mereka dengan terpaksa meninggalkan pemandangan malam indah itu.

Kembali pada situasi Rey saat ini, dan malam sudah berganti pagi namun laki laki itu masih enggan membuka matanya, Dona maupun Melisa masih setia menemaninya di ruangan itu.

Sedangkan Sena baru saja membuka pintu dengan Arsen yang mengikutinya dari arah belakang. "Masih belum bangun, Oma?" Tanya Sena.

Melisa mengangguk. "Iya sayang, kamu yang sabar Rey pasti sembuh"

Sedangkan Arsen hanya diam membisu, laki laki itu tidak tau harus apa, menit berikutnya pada akhirnya Rey berhasil membuka matanya, Dona dengan cepat memegangi tangan Putranya dengan perasaan khawatir. "Apa masih sakit sayang? Apa yang kamu rasain sekarang? Kenapa kamu gak bilang Mama selama ini kalo kamu punya penyakit jantung koroner?"

"Sudah sudah Dona, biarkan dia istirahat dulu jangan terus bertanya terus menerus padanya" Nasihat Melisa.

Rey secara tiba tiba memanggil gadis yang masih terdiam mematung di sana. "Senaaa"

Sena mendekat kearahnya pelan. Setelah berada di hadapannya Rey meraih satu tangan gadis itu. "Maaf"

"Untuk apa?" Tanya Sena bingung.

Rey kembali menjawab. "Untuk semuanya, aku banyak salah sama kamu dulu"

Sena tersenyum. "Its oke, itu udah berlalu"

Rey menghela nafasnya pelan. "Sebenernya dulu cinta aku sama kamu gak pernah hilang Sena, aku gak pernah selingkuh dari kamu, dulu aku selalu menghilang tanpa kabar karna aku berada di rumah sakit. Dan soal perempuan itu, aku sengaja meminta bantuan dia agar buat kita putus. Aku gak mau buat kamu menderita saat itu, itu salah satu cara aku buat gak bikin kamu terus sakit nunggu aku disaat aku terus gak selalu ngasih kamu kabar"

Sena tercengang mendengarnya. "Kenapa gak bilang terus terang aja?"

Rey tersenyum kemudian menggeleng. "Aku gak mau buat kamu sedih lagi setelah apa yang aku lakukan sama kamu buat bantu aku hancurin Arsen dulu, karna ego aku yang sangat membenci Arsen saat itu"

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang