28 || Rey Cakra's regret ★

1.2K 45 0
                                    

Jalanan yang tadinya ramai berubah menjadi sepi, sepasang kekasih itu sedari awal masuk mobil tak ada satu kata pun yang terucap dari mulut keduanya, seakan akan membisu satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan yang tadinya ramai berubah menjadi sepi, sepasang kekasih itu sedari awal masuk mobil tak ada satu kata pun yang terucap dari mulut keduanya, seakan akan membisu satu sama lain.

Hingga beberapa menit kemudian Sena memberanikan diri bertanya. "Lipstik aku yang ketinggalan dirumah kamu kemarin, dibawa gak?"

Hening, tak ada satu katapun yang terucap dari mulut laki laki itu, sepertinya Arsen tak ingin menjawab nya atau sekedar menyahutinya dengan cara berdehem.

"Aku gak tau harus ngomong apalagi sama kamu, tapi aku mau minta maaf" Ucap Sena kembali mencoba agar Arsen bersuara.

Arsen mengutak-atik layar yang berada dimobil nya lantas memutar lagu agar gadis disebelahnya tidak terus berbicara, namun detik berikutnya Sena mematikan nya kembali.

"Turunin aku aja disini" Final Sena muak dengan sikap Arsen yang seenaknya, laki laki itu ingin selalu dimengerti tapi tak ingin mengerti. Bagaimana mau mengerti jika ia saja tak ingin mendengar penjelasan nya.

"Berhenti! Aku bilang berhenti!" Teriak Sena kemudian.

Arsen kemudian secara tiba tiba menghentikan mobil nya, disaat sudah berhenti Sena membuka mobil nya tanpa berbicara sepatah katapun lagi. Disaat Sena akan turun, Arsen menarik nya lagi agar berhenti bergerak. "Aku pengen dibujuk!"

"Apa? Aku udah lakuin kan tadi?" Ujar Sena merasa lelah.

Arsen kembali berbicara setelah beberapa detik terdiam. "Kurang! Aku pengen dibujuk yang lama"

"Aku udah minta maaf sama kamu, aku udah coba bujuk kamu, aku mau jelasin semuanya sama kamu. Tapi apa? Kamu gak mau dengerin satu kata pun dari aku, kan?"

Arsen menggebrak stir mobilnya. "Aku bilang kurang ya kurang! Kamu yang salah, seharus nya kamu bisa bujuk aku sampe berhasil!"

Sena terdiam, menatap laki laki itu lelah. "Aku capek, aku capek pengen dingertiin juga. Kamu selalu pengen aku ngertiin kamu, tapi kamu enggak!"

"Yaudah cepet jelasin semuanya, kenapa dia bisa ngomong kaya gitu, kenapa dia bilang dia makan malam dirumah kamu, kenapa dia bisa tiba tiba kuliah disini, kenapa Papa kamu undang dia! Kenapa?" Ujar Arsen tak tahan lagi menahan kekesalan nya.

Sena menghela nafas nya pelan, ia sangat lelah, ia ingin menangis. Disisi lain ia malas membahas nya dan menjelaskan nya, namun disisi lain ia ingin ini semua cepat selesai. "Pertama, kemarin tiba tiba Rey datang ke rumah tanpa aku tau. Kedua, Papa emang undang dia makan malam tapi aku gak tau maksud Papa apa. Ketiga, aku gak tau kenapa dia bisa pindah universitas dan pindah jurusan juga. Aku bener bener gak tau"

"Sorry" Ucap Arsen menunduk setelah mendengar perkataan Sena barusan, ia merasa bersalah karna tidak mendengarkannya dari awal. Ia malah memilih mendiamkan gadis nya dan berlarut dalam fikiran buruk nya.

Sedangkan disisi lain seorang laki laki tengah memarahi ibu nya dan mendesak nya untuk segera menekan Ayahnya, agar Ayahnya secepatnya memberikan restoran kepada laki laki itu.

Sang ibu kemudian mengangguk dan berkata. "Apa kamu gak mau sekalian semua harta nya juga?"

Rey tersenyum penuh kemenangan. "Oke kita atur secepat nya"

"Nanti Ayah kamu malam ini pulang, jangan kemana mana lagi" Peringat Dona, Rey hanya menghela nafas nya kasar lalu mengangguk.

Beberapa hari berlalu, Sena telah melupakan kejadian waktu itu, dan sudah beberapa hari ini mengapa Rey selalu datang ke rumah nya? Dan sekarang, orang tua mereka telah menitipkan Sena kepada Rey, really? Membayangkan wajah laki laki itu saja membuat nya mual.

Kina dan Bima pergi untuk pengobatan berlanjut, karna Kina selalu sakit di bagian perut nya sesudah melahirkan Rasya, adik laki laki Sena yang baru saja lahir secara sesar, alhasil Sena sendiri.

Hari ini tepat nya hari minggu, Sena keluar dari kamar nya pukul 9 pagi dan begitu keluar ia mendapati Rey yang sudah duduk anteng di meja makan memperhatikan Sena yang sedang mengenakan sneckers.

"Mau kemana?" Tanya Rey.

Sena menoleh. "Pergi, gue eneg liat muka lo disini. Kaya gak punya rumah aja lo kesini mulu"

"Pergi kemana?"

"Sepenting itu kah? lo harus tau gitu?" Ucap nya ketus.

Rey berdiri dari duduk nya menghampiri Sena dengan bersidekap dada. "Gak bakal gue izinin keluar, kalo gue gak tau lo mau kemana dan sama siapa"

"Donatur lo? Ngatur ngatur gue" Setelah mengatakan itu Sena mendecak kemudian kembali bersuara. "Lo mending pulang deh, risih gue"

Sangat berbeda sekali bukan? Dulu Sena berjuang demi Rey agar laki laki itu semakin sayang padanya. Namun sekarang? Sena benar benar sudah melupakan laki laki itu. Kalau tidak melakukan ini, Sena akan terjatuh ke lubang yang sama.

"Lo lupa? Sekarang lo di titipin ke gue" Ucap Rey kemudian.

Sena memutar bola matanya malas. "Gue udah gede kalo lo lupa juga!"

"Tapi enggak buat gue, lo masih gadis ceria yang selalu buat gue seneng, wajib gue jagain juga" Balas Rey lagi.

Sena tertawa penuh arti. "Lo gak tau malu banget sih, Rey. Lo lupa udah buang gue ya?"

Mendengar itu Rey menunduk pilu. "Gue nyesel, gue minta maaf" Hanya itu yang keluar dari mulut laki laki itu. Sena yang mendengar nya hanya terkekeh.

"Oke gue maafin lo, tapi gue ingetin lagi. Semua nya gak akan kembali ke situasi sebelumnya, kita tetap bisa sekedar temenan aja gak lebih" Final Sena kemudian segera bangkit setelah selesai memakai sneckers nya.

Sebelum Sena berjalan lebih jauh Rey kembali mencegah nya. "Tapi gue mau ke situasi yang dulu lagi. Gue sayang sama lo Sena"

"Gak ada lagi situasi dulu, kita akan tetap kaya gini. Lo sendiri kan yang mau kaya gini dari dulu? Gue berjuang udah demi lo sampe ngelibatin hati orang lain. Sekarang, gue gak mau ngecewain dia lagi" Ucap Sena dengan penuh keyakinan.

Rey menghela nafas nya kasar. "Gue benci dia Sena, itu alasan gue selama ini pengen liat dia hancur"

"Sekotor itu hati lo? Karna cuman benci, lo bela belaan hancurin hidup orang?" Tanya Sena tak menyangka.

Rey menatap Sena dengan tatapan yang sulit diartikan. "Nyokap dia rebut kebahagiaan gue dan Mama!"

"Maksudnya?" Fikiran gadis itu mulai kemana mana.

Rey kembali menjawab. "Dulu Papa nikah sama Mama karna dijodohin, Papa punya wanita yang dia sayang dan itu nyokap nya Arsen! Papa poligami. Tapi cuman Mama yang tau itu, nyokap Arsen enggak!"

Sena menutup mulut nya tak percaya. "Seriously? Lo gak bohong kan?"

"Lo tau gue Sena, gue gak akan pernah punya dendam sama orang yang gak punya masalah sama gue atau Mama. Dan sekarang lo tau alasan gue se ngebet apa gue pengen dia hancur" Ujarnya lagi.

Sena kembali menatap Rey. "Tapi cara lo salah! Lo tau sendiri dia gak tau apa apa kan? Mereka gak tau kalo Om Arkan udah dijodohin"

"Nyokap dia tau Sena, tapi cuman sebatas dijodohin aja. Enggak sampai tau kalo Papa sama Mama menikah dan lahirin gue"

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang