22 || A few years later ★

1.4K 59 0
                                    

Di malam ini menjadi malam yang tak terfikir kan oleh geng ARSENIO, aspal hitam dan angin dingin berubah menjadi suasana penuh dengan lautan api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam ini menjadi malam yang tak terfikir kan oleh geng ARSENIO, aspal hitam dan angin dingin berubah menjadi suasana penuh dengan lautan api. Api dari mesin yang mengaum yang menari nari di jalanan yang lumayan gelap, hingga detik berikutnya suara mereka terus memanggil manggil seseorang yang sudah terjatuh dengan sangat kencang hingga tubuh nya terpental, kepala nya mulai mengeluarkan banyak darah.

"Arsennn!" Teriak Kiki dengan cepat berlari kearah Arsen yang sudah tak sadarkan diri yang di susul oleh Sagara dan anggota geng Arsenio lainnya.

"Cepat angkat dan bawa ke rumah sakit sekarang juga!" Perintah Kiki pada sebagian anggota lainnya, sedangkan disisi lain anak Tigerious yang sepertinya sangat menikmati kemenangan nya kali ini.

Arsen tak sadarkan diri, namun di alam bawah sadar nya hati nya bergetar terus membayangkan wajah yang selama ini ia rindukan dengan jelas, yang mengganggu fikirannya hingga terjadinya seperti ini untuk yang kesekian kalinya, dan tanpa suara ia bergumam. "Sena, gue kalah. Gue amat rinduuu tolong kembali"

Beberapa tahun kemudian ...
Indonesia ...

Seorang gadis sedang tidur dengan lelapnya di bawah selimut tebal yang menggulung seluruh tubuh nya hingga dada setelah semalaman maraton drakor kesukaan nya.

"SENA KHALISA ALARIC!!" Teriak Kina sang Mama yang masih dengan memegang centong di tangan kiri nya.

Sena yang awal nya tidur dengan damai seketika mata nya langsung terbuka lebar begitu mendengar suara nyaring dari sang Mama dari dapur. "Arghhh" Sesal nya.

"Iya Ma, iyaa. Ini Sena bangun!" Jawab Sena terpaksa masih dengan muka bantal nya, ia sangat ingin kembali merebahkan tubuh nya setelah terduduk. Namun ia urungkan kembali.

Sena melirik jam sekilas lalu bergegas mengambil handuk lalu pada akhirnya ia harus bertemu dengan air yang sangat dingin kemudian membersihkan diri seperti biasa.

Hari ini adalah hari dimana ia sudah memasuki bulan kedua dengan status mahasiswa, disini Sena sangat senang pada akhirnya bisa kembali ke negara asal nya. Sebisa mungkin Sena mencoba tinggal di Swis namun nihil ia tak nyaman dan memutuskan untuk kembali melanjutkan study nya di indonesia.

Dengan dukungan orang tua nya, Sena bisa menjalani hari hari nya dengan baik. Apalagi sekarang Kina dan Bima memutuskan tinggal kembali di indonesia dan memindahkan pekerjaan nya disini demi anak tercinta.

Sesampai nya di kampus, tanpa aba aba seseorang mengguyur Sena yang sedang duduk di samping Haikal. Masih ingat Haikal guys? Pangeran kodok nya Sena? Hihi.

Byurr..

Seember air bekas pel kotor itu tepat mengenai nya, tak tanggung tanggung banyak nya hingga beberapa orang disana terkena imbas nya. Tubuh mereka basah, tapi tidak sebasah sasaran utama nya, Sena.

Nasya, iya. Yang mengguyur Sena saat ini adalah dia, sekarang wanita itu berstatus sebagai pacar Haikal. "Gue bilang apa? Lo jangan deket deket pacar gue! Lo budeg apa gimana sih? Dari dulu lo selalu aja rebut kebahagiaan gue, kenapa sih Sena?" Dengan wajah merah padam nya Nasya menarik rambut Sena kuat hingga tubuh nya terjungkal kebelakang.

"Lo apa apaan sih Nasya!" Haikal membentak, laki laki itu berdiri menatap tajam Nasya. "Apa yang lo lakuin ha? Gue bilang jangan ganggu-"

"Harus nya aku yang nanya sama kamu, aku udah berapa kali ngomong gini sama kamu sayang! Aku gasuka kamu deket deket sama cewe lain, kamu itu punya aku!" Belum sempat Haikal memarahi Nasya, namun perempuan itu sudah lebih dulu memotong ucapannya.

Sena yang sedari tadi diam, akhirnya ia berdiri dan membalas apa yang Nasya lakukan padanya yaitu menarik kembali rambutnya kuat. "Dasar sinting!" Ucapnya sebelum perlahan melepaskan tautan tangannya yang menjambak rambut gadis itu.

Nasya mengumpat, gadis itu kembali melemparkan aksi nya yaitu melempari lagi Sena dengan kuah bakso yang ada di meja tersebut, namun gadis itu tidak tepat sasaran karna Haikal yang menarik tubuh Sena kearah samping hingga kuah tersebut hanya mengenai pot bunga.

Haikal saat ini sudah muak dengan tingkah Nasya yang sangat kekanak kanakan. "Ini tempat umum bukan tempat pribadi lo, kalo udah gak waras mending lo pergi kerumah sakit jiwa!"

Setelah Haikal memaki kekasih nya tadi, dengan cepat ia merapikan rambut Sena yang berantakan dan baju yang sudah basah kuyup. Nasya hanya menatap nya dengan mata tajam.

Byurr..

Mata Nasya melotot setelah mendapat siraman tersebut, ia tak menyangka laki laki yang sangat ia cintai menyiram nya dengan jus alvocado. Seketika Nasya merah padam. "Kamu!" Nasya mengepalkan tangan nya dengan kuat.

Brakkk..

Suara semakin riuh, suara bantingan kursi menggema. Semua orang yang tadinya fokus pada Nasya dan Haikal tiba tiba saja tertuju pada seorang laki laki dengan langkah lebarnya.

Beberapa orang sudah memprediksi akan ada hal apa sebentar lagi, dan sesuai dugaan suara pukulan menggema ditengah bisik bisik penghuni kantin.

Bugh.. bugh..

"Arsennn!" Suara tak terima dari Nasya terdengar setelah pukulan itu menyebabkan tubuh Haikal terbanting dimeja. Orang yang Nasya panggil itu terus menghantam Haikal yang sudah tak berdaya.

"Jangan seenak nya sama Nasya! Atau lo akan tau akibatnya!" Tekan Arsen setelah mengatur kembali emosinya. Laki laki itu melirik sekilas pada Sena yang sedang memperhatikannya kemudian kembali memutus pandangan dan membawa Nasya pergi.

Sesampai nya ditempat yang lumayan sepi, Arsen berhenti dan menatap Nasya lirih. "Berhenti bisa gak? Apa bagus nya sih bajingan itu? Gue izinin lo pacaran sama dia bukan berarti gue rela lo di injek injek sama cowok itu Nasya! Lo sahabat gue yang harus gue jaga"

Nasya menunduk, tangannya saling bertaut dan saling meremas dengan kuat. "Dia cowok terbaik sesudah Arsen, kalo Nasya gabisa buat Arsen jatuh cinta, maka Nasya bisa terus perjuangin Haikal sampai kapan pun karna sedari awal Haikal udah janji buat selalu sama sama dari awal"

Arsen menendang dinding dengan kuat, tangan nya menyugar rambut dengan kasar. "Lihat gue, masih banyak cowok di dunia ini yang lebih ganteng dan lebih pantes buat dapetin cinta lo Nasya, lo cantik. Lo udah gue anggap adek gue sendiri, dan adek gue cantik. Cowok itu gak lebih baik dari monyet yang suka gelantungan dipohon tetangga gue" Arsen berusaha menyadarkan.

"Kamu yang mirip monyet" Balas Nasya membuat Arsen mengumpat.

"Terserah lo, gue gak bakalan bela lo lagi setelah ini" Tangan Arsen terkepal kuat, kemudian merogoh saku celana nya dan membuka permen kojek, dan menyumpalkan permen tersebut kedalam mulut gadis itu.

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang