24 || Dream Garden ★

1.7K 62 0
                                    

Arsen, laki laki itu kini tengah berbaring dikursi panjang tamu rumah nya dengan kepala dipangkuan Sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen, laki laki itu kini tengah berbaring dikursi panjang tamu rumah nya dengan kepala dipangkuan Sena. Padahal disana sudah ada sang bunda, Attala. Yang baru saja pulang dari rumah sakit, karna memang hari ini jadwal nya bekerja telah selesai. "Kayanya Sena gak banyak berubah ya, beda nya sekarang makin lebih cantik" Ucap Attala kemudian tersenyum ramah.

"Bunda bisa aja, Bunda juga gak ada yang berubah, masih keliatan muda. Padahal bentar lagi mau punya cucu dari Kak Arsyita" Jawab Sena langsung.

Sepontan Attala terkekeh kecil. "Kalo cucu dari kalian berdua kapan?"

Mendengar itu Arsen yang baru saja bangkit duduk dan minum tiba tiba tersedak. "Bunda mau bayi dari kita? Bisa bisa Arsen digebukin Papa Mama nya Sena Bund!"

Sena otomatis mencubit lengan laki laki itu sedikit keras. "Bukan gitu juga maksudnya!" Ucap Sena berbisik yang masih bisa Attala dengar.

"Ish kamu ini, bukan gitu maksud bunda" Ucap Attala lagi berusaha menjelaskan maksudnya.

Arsen memutar bola mata nya malas. "Yaelah Bund, Arsen juga tau kali maksud bunda, tadi Arsen bercanda doang. Lagian kita masih belum saat nya mikir kesitu, kita masih harus kuliah yang tinggi baru deh mikirin nikah dan punya bayi"

"Iya iya deh, tapi kalo kecepetan juga kalo kamu nikah nanti bunda keliatan banget tua nya sih ya" Ucap Attala sambil memegang pipi nya membayangkan suatu saat nanti wajah nya akan terlihat tua sekali, sesekali Attala meringis.

Arsen kembali menghembuskan nafasnya kasar kemudian bangkit. "Yauda ah Arsen mau anterin Sena pulang dulu, kelamaan nanti Sena pusing dengerin bunda"

"Kamu ini jadi anak parah banget sama bunda nya, awas kamu ya" Jawab Attala tak terima.

Selang beberapa menit kemudian mereka telah sampai di taman impian yang sering mereka kunjungi dulu saat pacaran pas masih duduk di bangku SMA. Tak tau mengapa tiba tiba saja laki laki itu mengurungkan niatnya untuk mengantarkan Sena pulang, malah mampir ketempat ini.

Arsen mengajak Sena mendekat kearah air mancur dan mendekati pohon yang berada disana. "Masih ingat?" Tanya Arsen pada gadis yang berada di genggamannya.

"Haa?" Sena mengernyit bingung.

Arsen menunjuk tumpukan tanah yang rata dengan rumput rumput kecil yang entah sejak kapan tumbuh. Sebab dulu tanah itu tak ditumbuhi oleh rumput. "Dulu kita kubur sesuatu disini, inget gak?"

Sena berfikir panjang, detik berikutnya ia ingat dimana saat itu mereka menulis sesuatu dan memasukkan nya kedalam botol dan menguburnya. "Aku baru inget"

"Mau kita buka sekarang?" Tanya Arsen lagi.

"Boleh" Jawab Sena langsung yang diangguki oleh Arsen.

Lama menggali akhirnya mereka menemukan kedua botol nya, Arsen mengambil nya dan ia masukkan kedalam kantung plastik. Setelah nya laki laki itu kembali menutup tanah nya dan merapikannya kembali. "Kita cuci dulu botol nya, kalo udah bersih kita buka dan liat apa yang kita tulis dulu, ya?"

Sena hanya mengangguk patuh. "Oke"

Beberapa menit kemudian, mereka telah membersihkan botol tersebut sambil memakan ice cream yang ia beli sebelum duduk dikursi nya saat ini. Perlahan mereka membuka botol tersebut dan mulai membaca nya masing masing.

Sena mengintip apa yang Arsen tulis, ia perlahan membacanya. Laki laki itu menulis bahwa ia ingin meminta maaf pada Sena karna telah membuat nya sedih karna ia telah mengabaikan nya bertahun tahun dan selalu memprioritaskan sahabatnya, Nasya. Namun ia berjanji akan memperbaikinya dan mencintai Sena dengan sebaik baik nya.

Berbada dengan tulisan Sena dikertas itu, gadis itu berusaha menyembunyikan nya dan meremas tulisan itu agar Arsen tak bisa membacanya.

"Giliran aku yang baca tulisan kamu, mana?" Pinta Arsen pada Sena agar gadis itu memberikan nya.

Sena menggeleng. "Ini gak penting, mending kamu gausah baca aja. Karna ini beneran gak penting"

Arsen menatap gadis itu curiga, disaat lengah laki laki itu pada akhirnya berhasil mengambil kertas itu dari genggaman Sena. "Gak papa, aku mau baca"

Sena berusaha mengambil nya kembali, namun nihil ia tak bisa. Sedangkan Arsen kini perlahan membuka kertas yang sudah gadis itu remas dan mencoba mengembalikan nya lagi agar tak bisa terbaca jelas.

Hati Arsen memanas, mata nya menajam disaat ia mengeja disetiap kata yang ia baca dikertas itu. Di rasa sudah selesai ia membaca laki laki itu menatap Sena dengan tatapan yang sulit diartikan. "Disaat aku mau perbaiki semuanya, ternyata kamu malah berusaha berjuang buat hubungan kamu sama dia"

Mendengar itu Sena menunduk. "Maaf, tapi itu dulu. Beda dengan sekarang kan? Aku udah milik kamu seutuh nya sayang" Ucap Sena setelah beberapa saat menunduk dan menegakkan kembali kepalanya menghadap Arsen yang masih menatap nya.

Sena menggenggam tangan kekasihnya lalu mengusapnya perlahan. "Kita ulang lagi hubungan kita dari awal, kita berjuang lagi sama sama, kita saling kasih satu sama lain kepercayaan lagi untuk semuanya, oke?"

Tanpa fikir panjang Arsen mengangguk. "Oke, tapi kamu janji gak akan khianatin aku lagi kan?"

"I promise" Jawab Sena mantap, membuat laki laki yang berada dihadapannya tersenyum senang.

Arsen kemudian beranjak dari duduk nya dan mengusap puncak rambut Sena yang masih terduduk dengan lembut. "Pulang sekarang?"

"Sebenernya masih betah, tapi takut dicariin Mama" Ujarnya sedikit sedih.

Arsen mengangguk paham. "Ayo, nanti lain kali kita jalan jalan lagi sekalian bawa keluarga kita piknik bareng gimana?"

Sena berfikir sebentar. "Ide bagus tuh" Detik berikutnya ia menggeleng geleng. "Tapi Mama kan baru ngelahirin, gatau bisa gatau enggak. Soalnya kata dokter jangan kemana mana dulu"

"Kita piknik di halaman rumah kamu aja kalo gitu" Final Arsen sambil terkekeh.

Sena menggeleng gelengkan kepalanya tak habis fikir. "Gak seru, yaudah deh nanti kita fikirin lagi aja. Sekarang kita pulang dulu"

"Oke tuan putri"

Sedangkan disisi lain ada laki laki yang berdecak kesal melihat kedua pasangan tersebut dengan harmonis nya. Tanpa suara laki laki itu bergumam. "Dari awal dia cuman milik gue, bakal gue rebut kembali. Kita lihat nanti"

Menit berikutnya laki laki itu kembali menaiki motor dan memakai helm full face nya dengan tak santai. "Fuck!"

Semilir angin menyapu jalanan yang banyak sekali dedaunan berjatuhan, sepasang kekasih itu baru saja sampai dipekarangan rumah gadis itu. Arsen melambaikan tangan nya memberi tanda perpisahan diatas mobilnya, sedangkan Sena menjawab lambaian tersebut sambil terus berjalan mundur sampai didepan pintu.

Sena kembali tersenyum disaat laki laki itu mulai menaikan kembali kaca mobil nya. "Hati hati dijalan nya ya" Teriaknya.

Sedangkan Arsen hanya membalas dengan suara klaksonnya dua kali lantas kembali melajukan mobil nya perlahan.

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang