11 || Sena's fear ★

1.6K 97 22
                                    

Sudah pukul 1 malam namun Arsen tak kunjung menutup matanya, dia duduk dibalkon kamar dengan batang rokok dijarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah pukul 1 malam namun Arsen tak kunjung menutup matanya, dia duduk dibalkon kamar dengan batang rokok dijarinya. Pikiranya terus berkecamuk setelah kemarin menemui fakta tentang Sena yang mengkhianatinya, ia masih belum sepenuhnya percaya.

Arsen mengacak rambutnya frustasi, karna angin malam semakin dingin Arsen pun memasuki kamar dan menutup pintu balkon kamarnya.

Dia mulai merebahkan tubuhnya dan mencoba menutup mata tapi tetap saja ia tidak bisa tidur.

Tidak ada cara lain, Arsen pun mengambil sesuatu dilaci nakas dan memasukkan kedalam mulutnya yang disusul air putih sampai mata itupun mulai sayup dan tertutup.

Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi tapi Arsen masih santai memakan sarapan yang dibuat oleh sang bunda. Padahal pintu gerbang sekolah sebentar lagi pasti sudah akan ditutup

"Pasti bergadang, Right? Sampe telat bangun gitu" Ujar Attala sang bunda datang dengan membawa susulan makanan yang masih panas, Arsen hanya tersenyum menampilkan deretan giginya yang putih.

"Yauda bund aku berangkat ya" Ucap Arsen setelah selesai menghabiskan makanannya.

"Hati hati, bawa motor nya jangan kenceng kenceng" Peringat Attala.

"Iya bunda"

Sesampainya diarea sekolah Arsen berulang kali tarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan menatap Sena dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Kenapa? Ini bekalnya gak diambil?" Sena berusaha membuyarkan tatapan Arsen yang berlarut larut.

"E-enggak, kamu berangkat sekolah sama siapa tadi?"

"Biasa, kalo gak kamu jemput berarti aku pesen gojek" Jawabnya tanpa ragu.

Detik berikutnya Sena menelaah wajah dengan pahatan sempurna itu dengan seksama kemudian mengernyit. "Kamu gadang ya?"

Arsen tersenyum kecil. "Nggak"

"Beneran?"

"Iya beneran" Jawab Arsen berbohong.

Dalam hati Arsen ia cukup penasaran dan menebak nebak, tatapan yang kini Sena berikan padanya apakah itu cinta atau sekedar kasihan.

Saat ini Arsen mulai berjalan dikoridor sekolah untuk mengantarkan Sena masuk ke kelasnya, namun langkah mereka terhenti bersamaan, Sena menatap seorang laki laki jangkung yang tak jauh dari jangkanya.

"Haii, kita ketemu lagii" Sapa Laki laki itu tersenyum ramah.

"Kamu-"

"Iyaa aku abangnya Alma, gadis yang tempo lalu kamu tolongin" Ucapnya jelas.

Sedangkan Arsen seketika rahangnya mengeras menatap laki laki dihadapannya dengan sorot mata tajam.

"Kita belum sempet kenalan, lebih tepatnya cuman aku yang tau nama kamu, kamu gak pengen tau siapa nama aku?" Papar laki laki tanpa malu yang langsung mendapat tatapan menusuk dari Arsen.

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang