06 || Bet 30 million ★

1.8K 117 21
                                    

Jam pulang sekolah telah tiba Arsen dan kedua temannya kini sedang berjalan kearah parkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam pulang sekolah telah tiba Arsen dan kedua temannya kini sedang berjalan kearah parkiran. Mereka tak sengaja bertemu Sena dan Lala.

"Ehh ada neng Sena sama neng Lala pada mau kemana niehhhh?" Tanya Sagara dengan mata genitnya.

"Mau keapotek beli obat" Jawab Lala ketus.

"Kamu sakit? Kenapa gak bilang?" Tanya Kiki dengan nada khawatir.

"Ish bukan buat aku, tapi buat manusia satu ini yang mata nya kek cacing kremi" Jawab Lala.

"Ahhahaha mampus!" Kekeh Kiki merasa puas.

"Galak bener sumpah lo nenek lampir, bisa bisa nya si Kiki mau sama modelan nenek garang kaya Lo. Liat noh kaya Sena dong kalem kalem menghanyutkan" Tutur Sagara yang langsung mendapat plototan dari Arsen karna membawa bawa nama Sena.

"Ah berisik Lo cicak anggora, ayo Sen kita balik aja kalo kelamaan disini bisa darting gue" Ucap Lala, Sena hanya pasrah saja mengikuti langkah sahabatnya itu.

Langkahnya terhenti, Sena mendapat tarikan dilengan kanannya. "Gak mau aku temenin aja? Kenapa harus sama Lala?"

"Lagi pengen ngabisin waktu sama Lala dulu, next kita jalan kok. Kan udah izin tadi, kenapa nanya lagi?" Jawab Sena langsung.

Arsen mengerucutkan bibirnya yang langsung mendapat cubitan gemas dipipi kirinya. "Pleaseeee udah yaaa jangan marah"

"Tapi sebagai gantinya dua kali lipat gimana?" Ucap Arsen dengan menaik turunkan satu alisnya.

"Iyaaa nanti aku ajak kamu kesuatu tempat"

Beberapa saat kemudian Arsen saat ini baru saja sampai rumahnya dan mendapati sang Ayah tidak ada dirumah. Biasanya pada jam segini Ayahnya sedang membaca koran diruang santai setelah seharian mengontrol salah satu cabang restorannya.

Karna merasa bosan ia memutuskan untuk pergi mencari udara segar diluar. Entahlah ia bingung untuk pergi kemana, sedangkan sang bunda masih berada dirumah sakit masih dengan pekerjaannya sebagai dokter.

Saat Arsen sedang asyik mengendarai motornya tiba tiba saja ia melihat Sena.. dan seorang pria? Bukannya ia sedang bersama Lala?

Arsen menepikan motornya, namun naasnya ia kehilangan jejak gadis itu. Apa ia sedang berhalusinasi? Arsen berusaha berfikir positif untuk saat ini, mana mungkin Sena membohonginya.

Dimalam harinya saat ini waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, Arsen benar benar kesal karna pesan chatnya belum kunjung Sena balas sedari siang.

Tiba tiba Arsen teringat saat kemarin ARSENIO mendapat ajakan balapan ditempat biasa, dirasa bosan mending ia pergi saja menyaksikan Kiki yang akan bertanding melawan geng sebelah.

Beberapa saat kemudian ARSENIO sudah berada ditempat dan sudah mendapati banyak orang yang akan menyaksikannya.

"Wihh datang juga Lo pada" Ucap Vito orang yang menantang balapan.

"Siapa nih yang mau turun?" Ucap Vito lagi.

"Gue yang bakalan turun" Jawab Kiki dengan ekspresi datar.

"Anak pinter turun juga" Kekeh Bagas salah satu geng TIGERIOUS.

"Kenapa Lo gak turun? Takut kalah Lo sama gue?" Tanya Rey tiba tiba datang dengan ekspresi mengejek yang tentu saja tertuju pada Arsen.

"Jangan lo denger bos, dia cuman mau mancing emosi lo aja" Nasihat Sagara.

"Dasar sikutub utara, kalo orang nanya tuh dijawab" Celetuk Vito.

Arsen masih dengan ekspresi datar dan langsung menaiki motornya. "Hadiahnya apa?"

"Duit 30 juta plus bunga nya"

"Ck kalo gue menang, itu bunga nya gue sumbangin keanggota Lo biar gak banyak bacot" Ucap Arsen yang langsung menganntikan Kiki yang akan turun lapangan.

"Ahahahhaa terlalu percaya diri" Celetuk Rey tak kalah sengit langsung menyusul Arsen menaiki motornya menuju garis Start.

"Gue kira si bos bakalan kaku karna udah lama gak balapan alasannya karna Sena yang selalu larang. Ternyata masih oke juga selagi Sena gak tau iya gak sih?" Ujar Sagara yang diangguki oleh Kiki.

"Selagi mulut Lo gak ember, aman aman aja" Celetuk Kiki menepuk nepuk puncak kepala Sagara dengan enteng.

Kini mata Arsen menatap segerombolan wanita wanita yang ada disana memastikan bahwa tidak ada wanitanya disalah satunya. Dipastikan memang tak ada, ia menghela nafas tenang.

Keesokan harinya..

Ketiga motor ninja berlogo Arsenio memasuki area sekolah, ketiga laki laki itu mendapat tatapan para gadis, apalagi sang ketua dengan pahatan wajahnya yang sempurna membuat para gadis itu hanya bisa bersorak dalam hatinya, karna laki laki itu sudah berpawang.

Arsen dan kedua temannya itu mulai berjalan dikoridor menuju kelas 12. Ia sesekali melirik dimana kelas Sena berada dikelas 11, namun tak ada gadis itu yang sedari tadi ia cari.

"Sebenernya Sena kemana sih?" Gumamnya.

"Ehh Lo liat Sena gak?" Tanya Arsen pada seseorang yang kebetulan baru saja akan masuk kekelasnya.

"Eem kayanya dia tadi sama Pak diman deh, disuruh bantu bawain buku"

"Ouh oke thanks"

Arsen menuju ruang guru mengintip dicelah jendela yang terbuka sedikit. "Nahh itu diaaa" Ucapnya Pelan.

Disaat Sena baru saja keluar dari ruangan itu secara tiba tiba ia tersentak kaget mendapati Arsen yang langsung menariknya menuju taman belakang. Kedua orang itu duduk dikursi dekat pohon. "Kemana aja, hmm?" Tanya Arsen.

"Kenapa emangnya? Bukanya seru ya gak ada gue sebentar aja Lo udah lupa sama apa yang gue larang?" Jawabnya ketus.

"Kamu tau dari man-"

"Gak penting buat Lo tanya gue tau dari mana" Timpalnya.

"Dari awal emang lo gak mau dengerin gue, gue khawatir sama Lo, gue gak mau lo celaka dijalanan cuman karna turutin hobby lo doang, susah banget kayanya buat nurut" Tambahnya lagi.

Arsen tersenyum dan meraih kedua tangan Sena mesra. "Sesayang itu ya sampai idungnya kembang kempis gitu nahan kesel?"

"Gak lucu sumpah" Ujar Sena.

"Mau coklat? Atau apa gitu?" Arsen mencoba mengalihkan pembicaraanya mengelus ngelus puncak kepalanya.

"Gak mempan!" Ketus Sena sambil menghempaskan tangan Arsen.

"Yaudah deh nyerah, Kalo minta maaf bakalan dimaafin gak?" Ucap Arsen sedikit merengek.

"Gak! Bosen gue dengernya"

"Terus gimanain biar gak marah lagi?" Ucap Arsen sambil menatap Sena sendu.

"Keluar dari Arsenio"

Deg'

"Kenapa? Gak rela?" Tanya Sena.

Arsen mengarahkan tubuhnya agar Sena menghadap kearahnya. "Sebelum kamu bilang gitu, aku ajak kamu dulu pergi ke basecamp Arsenio sepulang sekolah"

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang