27 || Rey's figure returns ★

1.3K 54 17
                                    

Suara sepatu yang beradu dengan lantai terdengar jelas, seorang laki laki tak asing lagi bagi Sena menuju kearah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara sepatu yang beradu dengan lantai terdengar jelas, seorang laki laki tak asing lagi bagi Sena menuju kearah nya. "Ngapain lo kesini?"

"Diundang om Bima, kenapa?" Jawab nya percaya diri membuat Sena sedikit tak suka.

Sena membalikkan badan nya ketika pria paruh baya mulai turun dari tangga dan menyambut laki laki tersebut dengan suka cita. "Udah dateng ternyata kamu, Rey"

Mendengar itu Sena lantas menghampiri sang Papa. "Kenapa Papa undang dia kesini?"

"Papa sengaja undang Rey buat makan malam bersama, udah lama kan kita gak makan bareng" Jawab Bima kemudian merangkul Rey ramah.

Laki laki itu lantas melewati Sena penuh kemenangan dengan sedikit tersenyum penuh arti, detik berikutnya Rey mengedipkan satu matanya.

Sesampainya di meja makan Sena duduk kesal dengan ekspresi tak suka melihat kearah laki laki di sebrang nya. Kina sang Mama baru saja meletakkan satu persatu hidangan nya lantas bersuara. "Kuliah dimana Rey kamu sekarang?"

"Aku udah rencana pindah kampus dan jurusan tante, mau ke Universitas artanigara" Ujar Rey membuat seseorang di meja sebrang nya tersedak.

"Whatt? APAAAA LO BILANG! Ke artanigara?" Pekik Sena tak tahan.

Rey mengangguk membenarkan, Sena yang melihat nya sangat ingin membunuh nya hidup hidup, apa laki laki ini sengaja? Apa yang akan terjadi jika nanti Arsen dan Rey sering bertemu. Membayangkan nya saja membuat nya meringis.

"Kamu kuliah disana juga Sena?" Tanya Rey polos.

Sena memutar bola matanya malas. "Gausah so so an gak tau lo ya, sengaja kan?"

"Sena! Yang sopan sama tamu!" Ucap Bima setelah membanting garpu nya pelan.

Sena mengernyit bingung. "Tamu? Sebenernya apa sih yang Papa mau, kenapa tiba tiba suruh dia kesini?"

"Papa tadi udah bilang kan? Papa cuman undang dia makan malam biasa aja" Jawab Bima kemudian.

Sena menghela nafasnya kasar. "Terserah deh, terserah Papa!"

Kina yang melihat putri nya beranjak pergi langsung hendak akan menyusulnya, namun Bima mencegah nya. "Gausah di manja terus, kebiasaan nanti" Kina menghela nafas kemudian mengangguk.

Sedangkan sesampainya Sena dikamar, ia langsung mengambil boneka besar milik nya pemberian Arsen dulu lantas menghantam nya. "Arghhhhh! Apasih sebener nya yang lo rencanain, Rey!"

Keesokan harinya Nasya baru saja kembali masuk, keadaan nya setelah putus dari Haikal sangat buruk hingga jatuh sakit, sedangkan Haikal ia terlihat biasa saja setelah putus dari Nasya.

Di parkiran Haikal baru saja menepikan mobil nya, Nasya langsung menghampiri laki laki itu dengan bergelayutan dilengan kanan nya. "Aku kangen banget sama kamu, baby"

"Lepas!" Ujar Haikal sembari menghentakkan tangan Nasya yang berada dilengan nya merasa risih.

Nasya berdehem kemudian kembali bersuara. "Kamu kalo masih marah sama aku yaudah marah aja, tapi jangan giniin aku. Aku baru sembuh loh, kamu gak ada jenguk aku sekalipun!"

"Gak perduli gue!" Ucap Haikal dengan nada yang meninggi.

Perlahan air mata gadis itu mulai berjatuhan, sedangkan laki laki itu yang melihat nya tersenyum remeh. "Lemah lo! Lebay banget jadi cewe, najis!"

"Jahat banget sih kamu! Aku ada salah apa sih sampe kamu segitu nya sama aku, dulu kamu gak kaya gini! Semenjak ada Sena kamu jadi beda" Ujar Nasya panjang lebar.

Haikal menatap Nasya penuh peringatan. "Apa? Mau lo ganggu Sena lagi? Liatin aja kalo sampe lo nyentuh dia sedikit pun. Abis lo ditangan gue"

Nasya menunduk, gadis itu mencoba agar air mata nya tidak terus terjatuh. Ia terus berusaha namun nihil, air mata nya sangat tidak bisa diajak bekerja sama.

Haikal tak perduli, laki laki itu lantas pergi dari hadapan Nasya dengan menenteng tas berukuran kecil berisi kotak bekal ditangan kiri nya.

Sesampainya di ruangan yang ia tuju, laki laki itu menaruh tas kecil itu dihadapan Sena yang sedari tadi sudah duduk di bangkunya. "Dimakan, nasi goreng spesial untuk orang yang spesial juga" Ujar Haikal enteng.

"Lo yang buat?" Tanya Sena, laki laki dihadapannya lantas mengangguk senang.

"Wih pangeran kodok gue keren bisa masak" Ujar Sena terkekeh pelan.

Bruk ..

"Buang!" Ucap tiba tiba seorang laki laki yang baru saja membanting tas nya dengan kencang di meja.

"Arsen, kamu kemana aja si tadi kenapa gak jemput tumben?" Tanya Sena mengalihkan berusaha agar laki laki itu tidak mengamuk.

Arsen menatap Sena kemudian menaikkan satu alisnya. "Arsen? Call me baby, honey, sayang!"

Haikal yang mendengar itu berdecak. "Ck! Najis!"

Arsen kembali melirik kearah Haikal tak suka. "Kenapa lo? Gak suka ha? Dia pacar gue, kenapa?"

Sena yang sedari tadi menyimak kembali melerai mereka. "Udah udah stop! Please jangan ada keributan di pagi indah aku sekarang!"

"Kamu, mending pergi aja ke kelas. Makasih buat makanannya nanti aku habisin" Perintah Sena kepada Haikal yang masih terlihat kesal pada Arsen dan menatap nya tak berdahabat.

Mau tak mau Haikal harus menuruti apa yang diperintahkan oleh Sena, karna ia tahu ujung nya pasti mereka akan saling baku hantam dan membuat gadis itu pusing.

Setelah kepergian Haikal, Sena menghela nafas pelan. Akhirnya masalah pagi ini cepat terselesaikan tanpa ada adegan yang tak ia inginkan terjadi. Kemudian Sena kembali menatap Arsen. "Kenapa gak jemput aku tadi?"

"Males" Jawab nya enteng.

"Males? Kamu bilang males?" Tanya Sena lagi dengan menekan kata 'Malas' nya.

Arsen mengangguk kemudian bersandar kearah Sena. "Aku masih marah ya sama kamu, kenapa coba malem pake tidur duluan. Aku kan pengen sleep call sampe ketiduran!"

Setelah mendengar alasan Arsen barusan, Sena menepuk jidat nya pelan. "Dasar bayi besar, hal sepele aja diributin"

"Terserah aku lah, tubuh tubuh aku yang pengen marah sama kamu" Ucap Arsen lagi.

Sena hanya bisa pasrah. "Iya iya terserah deh, kamu selalu bener, aku selalu salah!"

"Ehh siapa tuh, baru liat deh kayanya aku"

"Ganteng banget sumpah"

"Bukan nya itu Rey ya? Ketua geng Tigerious?"

"Wahh aroma aroma nya calon pacar gue tuh"

Arsen mencoba mencerna ucapan ucapan sebagian penghuni kelas nya. "Apasih? Mereka ngomongin aku?" Tanya Arsen pada Sena yang tiba tiba saja terdiam.

Namun detik berikutnya rahang Arsen mengeras, laki laki itu spontan berdiri dari posisi duduk nya. "Ngapain lo disini bangsat!"

"Hai atan!" Sapa Rey pada gadis yang berada di samping Arsen.

Arsen tak terima, laki laki itu hendak menghantam Rey. Namun Sena mencegahnya. "Gak usah terpancing, diem aja bisa gak?"

"Sorry Sena, kemaren gue buat lo marah. Tapi gue udah bilang sama om Bima buat lo maafin gue. Dan katanya nanti gue disuruh makan malam bareng lagi" Ujar Rey kambali membuat Arsen benar benar naik pitam.

Bugh .. bugh ..

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang