48 || Extra chapter 01 ★

2.2K 41 0
                                    

Dua bulan kemudian, malam ini seorang wanita tengah berusaha sekuat tenaga mengeluarkan sesuatu di dalam perutnya dibantu seorang dokter dan beberapa suster di ruang bersalinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua bulan kemudian, malam ini seorang wanita tengah berusaha sekuat tenaga mengeluarkan sesuatu di dalam perutnya dibantu seorang dokter dan beberapa suster di ruang bersalinnya. Sudah setengah jam berlalu namun belum ada tanda tanda yang akan membuka pintu ruangan tersebut.

Attala terlihat pucat, ini adalah kelahiran cucu pertamanya. Ia sangat khawatir pada Arsyita. "Tenang Bunda, Wanita macam kakak pasti kuat. Contohnya tadi siang dia jambak aku kuat banget tenaganya" Celetuk Arsen berusaha menenangkan Bundanya.

Attala mencubit lengan Arsen lumayan kencang. "Bantuin doa, jangan bercanda mulu"

"Gak bercanda Bunda, kenyataannya kaya gitu kan" Jawabnya lagi.

Menit berikutnya Dokter keluar dari ruangan. "Alhamdulillah, bayinya keluar dengan selamat dan sehat. Ibunya hanya perlu istirahat yang cukup karna kelelahan usai bersalin"

"Terimakasih dokter" Ujar Attala, kemudian ia mulai masuk tak sabar untuk melihat cucunya, begitupun Arsen mengikuti Attala.

Arsyita tersenyum lebar melihat anaknya yang keluar dengan selamat, bayi tersebut sangat amat manis dan lucu. Namun wajahnya mirip Papanya tak seperti dirinya. "Mukanya mirip mas Bagas ya Bunda?"

Attala mengangguk. "Iya, gak ada mirip kamu nya sedikit pun"

"Takut gak di akuin bapaknya kali itu" Celetuk Arsen lagi dan lagi membuat kakaknya itu terus emosi jika bersama dirinya.

Arsyita melempar bantal kecil kearah laki laki menyebalkan itu. "Rasain! Adik durhaka!"

"Ngomong ngomong Sena mana?" Tanya Arsyita bingung. Kemudian Attala menjawab. "Sena mulai mual kalo cium aroma kendaraan jadi gak bisa kemana mana, liat suaminya aja dia mual"

Arsyita terkekeh puas. "Emang muka dia tuh ngeselin Bunda, calon anaknya aja mual liat muka bapaknya, hahaha"

"Enak aja!" Gerutu Arsen.

Ya, baru satu bulan ini Arsen dan Sena menikah. Dan sudah dua minggu lamanya Sena langsung dikasih momongan dengan cepat oleh tuhan. Tentu saja Attala sangat senang ia akan mempunyai cucu langsung dari kedua anaknya.

"Udah, sekarang biarin kakak kamu istirahat dulu, kamu pulang gih takut Sena nyariin. Bentar lagi Bagas juga sampe kesini buat liat anaknya" Ucap Bunda Attala kemudian.

Arsen menghela nafasnya kasar. "Boro boro dicariin Bunda, orang Sena kerjaannya marah marah mulu kalo aku ada di rumah. Diem disini kayanya lebih aman gak kena omel"

"Kamu ini dijawab mulu kalo orang tua ngomong, udah pulang aja. Baikin istrinya biar mood nya baik terus, biar calon baby kamu happy di dalam perutnya"

Mendengar itu Arsen hanya bisa pasrah. "Iya oke kalo Bunda ngusir, bay!" Attala hanya menggeleng gelengkan kepalanya pelan "Dasar anak ini"

Sedangkan diseberang sana yang Sena lakukan hanya menonton drama di laptop dengan cemilan berserakan di atas kasurnya. "Sialan banget suaminya berengsek!" Ujarnya sambil menangis.

10 menit kemudian Arsen masuk kedalam kamar dengan membawa boneka beruang kecil ditangannya. "Sayan-"

"Apa?" Selanya dengan nada kesal melihat Arsen datang membuat moodnya rusak.

Arsen kembali menghela nafas merasa lelah karna hari ini Sena benar benar terus memarahinya. "Kenapa sih yang, belum aja aku ngomong kamu udah ga mood lagi sama aku"

"Kamu bawa apa itu" Tanya Sena tanpa ingin menjawab apa yang tadi Arsen ucapkan.

Arsen menggoyang goyangkan boneka panda mini itu kedepannya. "Boneka beruang"

"Kenapa kecil, gak niat banget" Sena memutar bola matanya malas.

Arsen melangkah maju semakin mendekat kearah Sena kemudian mengelus puncak kepalanya pelan. "Aku beli bonekannya karna lucu, kalo yang besar kan kamu udah punya. Udah ya, jangan marah marah terus kasian akunya"

"Perasaan baru aja dua minggu, tapi kamu udah ngereog gini" Ucapnya lagi.

Sena mendelik. "Terserah akulah!"

Beberapa menit kemudian Arsen menutup laptop yang masih menyala, cemilan yang berserakan ia bereskan ketempat nya, kemudian laki laki membenarkan posisi Sena yang sudah terlelap dan menyelimutinya, tak lupa ia kecup keningnya dengan lembut. "Good night sayang"

Keesokan harinya Sena menuruni anak tangga, tak ada seorang pun yang terlihat. Kemana perginya mereka? Dibawah tangga ia melihat potongan bunga mawar menyusuri jalan menuju pintu utama, ia sedikit bingung. Apakah ada kejutan untuknya di balik pintu?

"Pasti ada hadiah menanti" Gumamnya dalam hati.

Ketika Sena mulai membuka pintu, alangkah terkejutnya ia mendapati semua orang sudah berjejeran rapih menatap dirinya. "Happy birthday my wife" Teriak Arsen dengan bunga mawar utuh ditangannya.

Sena menutup mulutnya, detik berikutnya ia menutup hidungnya dengan cepat. "Buang semua bunganya!!!!!" Teriak Sena kemudian ia berlari masuk untuk menuju toilet.

Semua orang terkekeh dan tertawa. "Kasian banget jadi Arsen" Celetuk Sagara masih dengan kekehan khasnya.

"Sabar ya, calon bapak emang harus super sabar" Ujar Kiki kemudian.

"Lo pada bisa diem gak!" Gerutu Arsen tak tertahan.

Attala menoleh kearah Arsen kemudian tersenyum. "Semangat sayang! Jangan nyerah!"

Sedangkan Arkan sang Papa hanya menepuk pundak anak laki lakinya kemudian menyusul Attala masuk kedalam rumah.

Arsyita dan juga Bagas hanya menahan tawanya dalam hati, Detik berikutnta Arsyita memberi jari jempol kemudian mengangguk. "Rasain!" Keduanya perlahan berlalu pergi kedalam karna cuaca mulai panas, Arsyita harus segera membawa bayinya masuk.

Sedangkan Kina dan juga Bima menghampiri Arsen kemudian Bima menyentuh pundak laki laki itu seakan akan memberikan kekuatannya. "Terimakasih Arsen udah sabar sama Sena, kedepannya harus lebih banyak sabar lagi ya. Mau bagaimanapun Sena juga sedang mengandung anak kalian jadi wajar saja jika dia terus membuatmu kesal. Karna itu bukan keinginannya juga seperti itu"

Arsen hanya bisa pasrah. "Iya Ma, Pa"

Setelah keduanya memberi nasihat, mereka menaiki tangga berlalu pergi menyusul orang orang yang sudah terlebih dahulu masuk.

Kini tinggal para anggota inti Arsenio, Arsen menatap mereka satu persatu. "Gak ada kata kata mutiara dari kalian?" Ucapnya kesal. Mereka hanya bisa menunduk dan menahan tawanya masing masing.

★★★★★

~EXTRA CHAPTER 1~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang