25 || Meeting old friends ★

1.4K 57 2
                                    

"kemarin gak masuk, kamu kemana? Kenapa handphone nya mati? Terus kamu tadi berangkat sama siapa?" Tanya Arsen penuh curiga karna memang gadis itu seharian tak ada kabar, handphone nya pun susah dihubungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kemarin gak masuk, kamu kemana? Kenapa handphone nya mati? Terus kamu tadi berangkat sama siapa?" Tanya Arsen penuh curiga karna memang gadis itu seharian tak ada kabar, handphone nya pun susah dihubungi.

Gadis yang baru saja tiba di parkiran kampus itu langsung disuguhkan oleh pertanyaan pertanyaan Arsen yang membuat nya pusing, laki laki itu terus saja bertanya. Bagaimana Sena akan menjawab jika kekasih nya itu tak henti henti nya berbicara.

Sena menghela nafas pelan. "Udah nanya nya? Satu satu kalo nanya. Aku pusing jawab nya"

"Kamu sebener nya kemana aja?" Tanya Arsen mengulangi.

"Aku anter Mama ke rumah sakit, soalnya perut Mama sakit katanya bekas sesar kemarin. Papa kerja gabisa anter" Jawab nya kemudian.

Setelah mendengar penjelasan Sena, laki laki itu masih kurang paham dengan Sena yang tidak mengaktifkan handphone nya seharian. "Kenapa harus dimatiin handphone nya?"

"Aku gak bawa handphone, sayang. Maaf ya kalo nunggu" Jawab gadis itu lagi mencoba menenangkan laki laki itu.

Arsen akhirnya mengangguk, namun ia masih saja kurang menerima nya. "Oke aku maafin, tapi aku minta account sosial media kamu semua"

"Account media sosial aku semua? Maksudnya?" Tanya Sena sedikit kurang mengerti, mengapa laki laki ini meminta account media sosial nya.

Arsen berdecak. "iya, account media sosial kamu semua nya aku juga pengen pegang"

"Itu harus nya privasi masing masing dong, kalo kamu mau cek boleh cek aja handphone aku, tapi masa kamu pegang juga akun aku semuanya" Ujar Sena risih.

"Yaudah instagram aja kalo gitu, mana?" Ucap Arsen lagi terus memaksa. Sedangkan Sena merasa risih dengan sikap Arsen saat ini. Mengapa laki laki itu jadi seperti ini? Sangat kekanak kanakan.

Lama tak ada respon laki laki itu kembali bersuara. "Kenapa diem aja? Cepet kasih tau aku login nya, nih" Pinta nya kemudian memberikan handphone nya kearah Sena. Mau tak mau gadis itu menuruti nya langsung dengan berat hati.

Keesokan harinya tiba tiba saja Sena mendapat telpon dari Arsen, suara laki laki itu terdengar sedikit, marah?

"Kamu dimana? Kenapa pergi gak bilang bilang!" Sena memutar manik matanya saat mendapat telpon kekasih nya itu, detik berikutnya Sena menghela nafas kasar. "Aku gak sengaja ketemu temen, By" Jawab nya lembut agar laki laki itu meredam amarahnya.

"Sama cowok? Berduaan? Lo bohong sama gue? Temen apa maksudnya ha?" Murka Arsen di sebrang sana membuat Sena mengernyit bingung, mengapa Arsen tau?

Sena mencebik tak suka. "Apaan sih kamu, aku cuman ketemu temen dijalan gak sengaja"

"Sharelok, aku kesana sekarang!"

"Tapi, Ar-"

Tuut tut tut ..

Sena membuang nafas kasar, saat panggilan diputuskan sepihak oleh laki laki itu, padahal ia belum selesai berbicara.

"Arsen? Lo balikan lagi sama dia? Sejak kapan?" Lala, perempuan yang berada di sebelahnya menepuk pundak Sena serius. Sedangkan Sena hanya menaikan bahu nya acuh, kemudian kembali bersuara. "Dia mau kesini, minta lokasi gue"

"Lo kasih?" Tanya Lala serius.

"Enggak, gue lagi males ketemu dia dulu La, mau ngehindar sebentar, gue capek akhir akhir ini dia aneh" Ujar nya lirih, kemudian memijat pelipisnya pelan.

Detik berikutnya Lala memberi saran. "Lo non aktifin aja handphone nya" Mendengar itu Sena menurut, gadis itu langsung non aktifkan handphone nya kemudian ia masukkan kedalam tas nya.

Sementara dari arah yang berlawanan seorang laki laki tengah mendengus kesal sedari tadi mereka kacangi. "Woooy, disini ada gue ya, dari tadi lo pada ngobrol asyik enak, gue cuman bolak balik aplikasi handphone. Lo lagi ngomongin siapa si?"

Lala menoleh, kemudian menatap laki laki itu sinis. "Heh Sagara Anj, lo ikhlas gak sih temenin gue? Dari awal jalan aja udah banyak protes lo!"

Laki laki itu kemudian kembali mendengus. "Dasar nenek lampir! Nyusahin lo! Putus dari Kiki malah jadiin gue babu kemana mana"

"Kalo gak ikhlas kenapa mau lo, tuyul!" Protes Lala balik membuat Sagara menutup kedua telinganya dengan mulut yang memperagakan cara Lala berbicara.

Sena yang sedari tadi menyimak hanya bisa pasrah, pusing dengan sang kekasih. Dan sekarang disini pusing mendengar perdebatan antar sahabatnya yang baru saja bertemu kembali setelah sekian lama lost contact.

"Lo mau lanjutin gak nih curhat tentang kiki nya? Dari tadi lo malah ad-" Ucapan Sena terhenti ketika suara kursi dekat pintu utama terjatuh karna seseorang menendangnya.

"Ar-sen?" Gumam Sena.

Berbeda dengan Sagara, laki laki itu ketika melihat Arsen mendekat. Sagara sontak berdiri dan langsung menarik tangan Lala cepat. "Kita pergi"

"Kenapa?" Tanya Lala bingung, bukan nya senang Sagara bertemu Arsen, laki laki itu malah muak melihat wajah Arsen setelah sekian lama ia mengetahui nya bahwa Arsen mempertaruh kan jabatan nya dulu.

"Lo mau ikut pergi sama gue atau enggak!" Tanya Sagara pada gadis disebelahnya. Lala menggeleng kan kepala kemudian kembali bersuara. "Masih asyik, kenapa buru buru sih?"

Sagara hendak pergi, namun Lala mencegah nya. "Kalo lo pergi nanti gue sama siapa pulang nya?"

"Mikir aja sendiri!" Jawab nya tak perduli, laki laki itu sudah tak tahan ingin pergi.

Namun disamping itu, Arsen telah sampai di sebelah Sena. Arsen menatap laki laki dihadapannya dengan tatapan sulit diartikan. "Sagar-"

Bugh .. bugh ..

Pukulan membabi buta Sagara layangkan untuk Arsen. "Sagara stop! Lo kenapa sih, kenapa temen lo, lo gebukin!" Seakan menulikan pendengaran nya Sagara terus saja memukuli Arsen.

Lala mendekat kearah Sena dengan raut wajah panik. "Ini lo gimana Sena? Katanya gak lo kasih alamat nya? Kenapa bisa cowok lo kesini?"

Sena berdecak kesal. "Ini bukan waktu yang tepat buat bahas ini La, cepet bantu panggilin siapa aja buat pisahin mereka"

Lala mengangguk lantas berlari meminta bantuan orang orang penghuni coffe untuk memisahkan mereka berdua.

Dirasa cukup puas memukuli Arsen yang tak membalasnya balik, laki laki itu lantas mengambil ponsel beserta tas gadis yang ia bawa tadi. "Ayo pergi kalo lo masih mau balik bareng gue!" Ajak Sagara berhasil membawa Lala keluar dari sana.

Sena merjongkok menghampiri sang kekasih yang sudah tak berdaya dilantai, gadis itu membantunya untuk bangun. "Kenapa diem aja? Kenapa gak ngelawan balik?"

"Sagara masih marah kayanya, lebih tepatnya semua anak anak Arsenio benci sama aku" Jawab Arsen dengan sesekali meringis kesakitan.

Sena perlahan mendudukkan Arsen di kursi, gadis itu mulai mengusap ngusap lebam yang Arsen terima bertubi tubi tadi. "Kita pulang, aku obatin luka kamu langsung biar gak makin parah, ayo" Ajak Sena langsung membantu Arsen berdiri.

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG:@SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang