15 || Sena fell ill ★

1.7K 85 0
                                    

Saat ini Sena menggigil disekujur tubuhnya yang basah terkena siraman air, ia meremat rok nya dengan kuat karna kepalanya saat ini merasa sangat pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Sena menggigil disekujur tubuhnya yang basah terkena siraman air, ia meremat rok nya dengan kuat karna kepalanya saat ini merasa sangat pusing.

Sudah 20 menit ia berada didalam toilet sekolah, jam pelajaran telah dimulai kembali, Sena susah payah berusaha meminta pertolongan namun sayangnya tak ada yang membantunya karna seluruh siswi sudah mulai kembali masuk kelas.

"Siapapun tolongin gue!" Teriaknya berusaha terus mengedor gedor pintu.

"Heyyyy kalian gak denger gue?"

"Cepet bukain pintu nya!"

Sedangkan disisi lain Lala berusaha terus menghubungi Sena, perempuan itu merasa ada yang janggal, mengapa Sena tak kunjung kembali ke kelas? Kemana sebenarnya sahabatnya itu?

Beberapa jam kemudian, kini para murid mulai berhamburan keluar untuk pulang dan tak ada tanda tanda Sena muncul, tas nya masih berada ditempatnya, Lala benar benar khawatir. "Sebenernya kemana sih lo Sen? Mana chat gue gak dibales bales"

Lala mulai beranjak dari kursi lalu meraih tasnya hendak mencari keberadaan Sena, namun langkahnya terhenti disaat ia baru saja keluar dari kelas melihat beberapa siswi tengah membawa seseorang menuju UKS. "Itu Sena?" Gumamnya. Tanpa berlama lama Lala bergegas menyusulnya.

Sesampainya diruang yang tercium obat obatan itu Lala langsung menghampiri sahabatnya yang berada dibrankar dengan perasaan khawatir. "Lo kenapa Sen? Kenapa bisa basah kuyup gini? Mana sebagian bajunya udah lumayan kering"

"Kepala gue pusing La, gue pengen pulang" Pinta nya sedikit memohon. Sena sudah tidak kuat lagi punggung nya terasa sangat sakit.

Lala menatap gadis itu nanar. "Gak mau cerita dulu? Biasanya lo langsung cerita"

Sebenarnya Sena ingin bercerita pada sahabatnya jika ia terkena pukulan benda keras dipunggungnya dan tersiram air dingin diatas kepalanya saat ia baru saja masuk toilet pada jam istirahat dimulai.

Setelah mendapat pukulan dan siraman tersebut Sena langsung didorong oleh beberapa gadis yang tak ia kenali, yang jelas sepertinya mereka berada dikelas 12.

"Nanti gue cerita, sekarang apa bisa lo anter dulu gue pulang?" Ucapnya pelan, sesekali Sena meringis kesakitan.

Lala kemudian meraih handphone yang sedari tadi berada disaku lalu detik berikutnya ia mulai mengetik sesuatu disana untuk mengabarkan sang kekasih untuk tak menunggunya.

Beberapa waktu kemudian kini sudah pukul 8 malam, ditengah ramainya jalan raya yang dipenuhi pengendara yang berlalu lalang terdapat satu motor pemuda yang lumayan kencang mengendarainya.

Laki laki itu tak memperdulikan pekikan dan makian dari pengendara lain yang merasa terganggu karna fikirannya masih berkelana pada gadis yang tak bisa ia sangkal kehadirannya dalam hidupnya.

Terbukti dengan cengkraman pada stang motornya seolah menyalurkan kekesalannya. "Shit! Kenapa gue harus mikirin dia terus sih!"

Tak berselang lama motor tersebut telah sampai dipekarangan rumahnya. Laki laki itu merapikan motornya mensejajarkanya dengan kendaraan lainnya.

Arsen membuka helm fullface nya, kemudian menghampiri sang bunda yang baru saja tiba menyusulnya. "Bunda gak dijemput Ayah? Kok naik ojek pulangnya?"

"Gak tau tuh Ayahmu kayanya ketiduran lagi, mungkin kecapean abis urus resto" Ujarnya kemudian merangkul Arsen membawanya masuk menuju rumah.

Sedangkan disebrang sana tiba tiba tidur Sena terusik ia merasa sesuatu yang hangat menempel didahinya. Matanya perlahan membuka ia belum sepenuhnya sadar.

"Tidur lagi aja sayang"

Mendengar suara itu yang tak asing lagi bagi Sena, gadis itu berusaha melebarkan kembali matanya hingga terlihat jelas.

"Mama? Mama kapan pulang?" Ucapnya tak percaya.

Kina, sang Mama tak menjawab masih menyelesaikan kegiatannya menempelkan sesuatu pada dahi gadis itu. Detik berikutnya Sena memegang tangan Mamanya. "Ma? Jawab"

"Mama bilang apa Sena? Mama selalu ingetin kamu jaga diri sama atur pola makan jangan sampai sakit, tapi apa sekarang?" Ocehnya setelah beberapa saat terdiam.

Sena hanya bisa bergumam. "Maaf Ma, Sena janji bakal jaga kesehatan kok"

"Janji? Udah kesekian kali nya kamu terus janji sama Mama, Sena" Kina memutar bola matanya malas.

Sena bungkam ia tak tau harus berbicara apa lagi pada Mamanya, sedangkan Kina menghela nafasnya kasar sebelum kembali bersuara. "Kali ini kamu harus ikut Mama!"

"Tapi Ma-"

"Gak ada tapi tapian Sena! Mama khawatir sama kamu terus terusan kalo kita tinggal, disini gak ada yang urus kamu yang bener" Ujarnya tak mau dibantah.

Sena menatap Mama nya lurus. "Emang Mama sama Papa mau pergi lagi dari rumah ini?"

"Kita seharusnya udah jual rumah ini Sena, Mama sama Papa dari jauh jauh hari udah nentuin kalo kita bakal menetap disana" Ucapnya menjelaskan.

Sena perlahan merubah posisinya menjadi duduk, lalu gadis itu meraih kedua tangan Mamanya. "Sena gapapa, kalo Mama sama Papa mau pergi lagi silahkan. Sena mau selesaikan dulu sekolah disini"

"Tapi kamu disini gak ad-" Ucapan Kina terhenti disaat Bima sang suami membuka pintu.

"Udah bangun sayang?" Ujar Bima menghampiri sang putri, kemudian ia mendudukan dirinya ditepi ranjang.

Gadis itu menatap Papanya. "Sena kangen Papa" Ujarnya lalu memeluknya mesra.

"Papa juga kangen banget Nak, ini kamu kenapa bisa sakit gini pasti karna gak bisa jaga kesehatan, right?" Tanya nya kemudian.

Sena hanya mengeratkan pelukannya tanpa berniat menjawab pertanyaan yang baru saja Papanya berikan.

Kina beranjak dari posisinya mengambil sepiring nasi beserta beberapa lauk pauk diatasnya. "Udahan dulu pelukannya, sekarang makan dulu terus minum obat, ya?"

Sena melonggarkan pelukannya kemudian beralih mengambil piring tersebut. "Biar Sena makan sendiri aja Ma, gausah disuapin"

"Yaudah kalo gitu makanannya dihabisin, itu obat sama air minum nya udah Mama siapin juga. Sekarang Mama sama Papa mau kasih oleh oleh sama tetangga dulu ya?" Ujarnya kemudian mengecup kening putrinya sebelum berlalu pergi.

Namun belum beberapa langkah mereka berjalan Sena menghentikan pergerakannya. "Ma, Pa. Sena mau ngomong sesuatu"

Keduanya menoleh kemudian kembali berbalik badan. "Ngomong apa sayang?" Tanya Bima kemudian.

"Sena mau rumah ini, Sena gak mau sampai rumah ini dijual, ya?" Pinta nya sedikit memohon.

Bima maupun Kina saling menatap satu sama lain, kemudian Kina akhirnya bersuara. "Tapi kami udah nentuin bakal menetap disana sayang, mau gak mau nanti kamu juga pasti ikut"

"Tapi Ma, Sena bener bener gak bisa tinggalin rumah ini. Sena udah nyaman sama suasana disini" Ujarnya lirih.

Disaat Kina hendak kembali bersuara dengan cepat Bima menyela nya. "Tapi kita gak selalu bisa tinggal disini Nak"

"Sena udah bilang beberapa kali Pah, kalian boleh kok kembali ke swiss. Aku yang bakalan tinggal disini" Sena masih bersikeras untuk menyakinkan mereka terus menerus.

Bima menghela nafasnya pelan. "Baik, mungkin kamu masih belum bisa rela tinggalin tempat ini. Papa izinin kamu, tapi Papa sama Mama minta sama kamu disini belajar yang bener, jaga diri baik baik selagi kami gak ada"

Sena dengan cepat mengacungkan jempolnya kemudian tersenyum. "Baik terimakasih bosque"

"Yaudah, cepet abisin makanannya terus jangan lupa apa?" Tanya Kina kemudian.

"Minum obatnya, istirahat sesudahnya" Jawab Sena cepat.

★★★★★

~TO BE CONTINUE~
IG : @SNAZWAALISANAD

Journey Of Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang