Selamat Membaca!
○
○
○DUA MAWAR || Bab 17 Putri Kegilaan
🥀🥀“Sialan! Seret perempuan gila itu ke hadapanku, Frank!”
Frank terkejut hingga langsung berlari ke luar ruang kerja Harlord tanpa pamit. Namun, belum sampai sepuluh detik kepergiannya, pria itu kembali ke hadapan Harlord.
“Maaf, Tuan saya baru ingat. Nona hari ini tidak ada di mainsion. Beliau sudah pergi pagi-pagi tadi.”
“Hah? Ke mana?”
“Villa Kerajaan, The Main Purpose. Putri Selena memanggilnya.”
“Lagi? Sebenarnya ada hubungan apa dua perempuan itu?!” bentak Harlord yang mulai frustasi. Padahal dia baru saja menemukan jalan untuk membalas perempuan gila itu. Namun, lagi-lagi suasana dan keadaan mencegahnya.
Sementara itu, di sebuah bangunan mewah yang berbentuk seperti istana versi mini terdapat dua perempuan yang duduk saling berhadapan. Nafa seperti biasa memasang wajah datar dan tenang. Lebih tepatnya, bosan. Dia bisa saja menolak undangan sang putri, tapi di mainsion Harlord dia merasa lebih bosan.
Lagipula, dibandingkan mainsion milik gubernur Itya itu, villa kerajaan ini tentu lebih baik. Dari sisi mewahnya, kenyamanannya, hingga luasnya. Cat temboknya berwarna putih keperakan yang menunjukkan kelas bangsawan. Dengan susunan bunga dan tanaman yang rapi dan memberikan kesegaran meski hanya berada di tempat itu sendirian. Tempat yang sungguh sempurna untuk mengadakan pertemuan yang menyenangkan.
“Jadi, kali ini apa, Putri Selena?” tanya Nafa tanpa basa-basi. Dia tidak peduli dengan tata krama yang harus ditunjukkan pada keluarga kerajaan. Toh, aslinya dia tidak menyukai kerajaan. Sok-sokan berkuasa, padahal yang mengatur negara adalah parlemen. Kerajaan di Negara Tora seperti sebuah simbol saja.
“Seperti sebelumnya, aku hanya ingin memberimu penawaran.”
Nafa menghela napas. Kenapa putri ini begitu keras kepala? Kenapa juga tidak coba ke orang lain saja?
“Karena kau satu-satunya keluarga kandidat perdana menteri yang tidak menjilat kepada kerajaan. Suamimu juga. Aneh, bukan? Bahkan Keluarga Russell saja masih melakukannya. Jadi, aku tertarik,” jelas Putri Selena sembari menikmati Victoria Sponge Cake. Meski Nafa tak paham apa bedanya dengan sponge cake yang lain, yang jelas kue ini kelihatan lebih mahal.
“Kalau Putri menginginkan aku menjilat, akan kulakukan. Bagian mana yang boleh kujilat? Rambut emasmu, hidung mancungmu, pipi lesungmu, atau justru mata ungu seperti warna anggur tua itu?” tanya Nafa sembari mengemut garpu berisi krim kue.
Tak seperti sebelumnya, Putri Selena seperti terbiasa dengan tingkah gila Nafa. Tepatnya, terpaksa terbiasa.
“Tolong jangan lakukan. Aku sudah cukup lelah dengan orang-orang munafik itu. Makanya aku menawarimu sesuatu.” Putri Selena memutuskan untuk berhenti basa-basi.
“Saat itu aku sombong dengan mengira jika informasi tentang dirimu cukup. Dan aku malah mengancammu. Jadi, aku memakai cara lain. Aku mengajakmu untuk bekerja sama. Karena kau punya kekasih lain, sepertinya kau akan bercerai dengan suamimu, ya?”
Nafa terdiam sejenak menikmati kue manis yang disandingkan dengan teh bunga rosella yang sedikit berwarna merah. “Iya, itu benar. Tapi, aku tidak perlu bantuanmu, Putri Selena. Aku sudah punya rencana sendiri,” tolaknya sehalus mungkin.
Lagipula, kenapa Putri Selena ngotot sekali, sih? Padahal untuk membujuk Nafa tidak harus berputar-putar begini. Tinggal janjikan beberapa juta Utra, dia pasti akan melakukan apa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Mawar [END Masih Lengkap]
FantasyNaufa meninggalkan semuanya demi cinta yang membutakan. Dua tahun bertemu, bukannya menyesal, Naufa justru bunuh diri di depan kembarannya. Nafa, sang kembaran merasa marah dan benci. Namun, tak ayal dia juga merasa sedih. Kebingungan, Nafa pun akhi...