Bab 4 Kabur

246 20 5
                                    

Selamat Membaca!


DUA MAWAR || Bab 4 Kabur
🥀🥀


Itya. Adalah salah satu provinsi yang ada di negara Tora. Negara yang menggunakan sistem monarki konstitusional dengan raja sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Negara ini membagi wilayahnya menjadi empat; bagian utara, timur, barat, dan selatan. Dan Itya adalah provinsi yang berada di bagian selatan.

Itya merupakan wilayah kecil. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut. Sebab itu juga pencaharian sebagian penduduknya bergantung pada hasil laut. Menggunakan mata uang Utra, wilayah ini cenderung stabil berkat kepemimpinan gubernur mereka yang terkenal bijaksana.

Mendukung nelayan, mengekspor hasil laut ke seluruh negara, mencukupi pangan dengan mendatangkan banyak pedagang, mendongkrak pariwisata di sepanjang pantai, hingga mengajukan kerja sama dengan negara-negara lain yang memiliki perairan yang cukup besar.

Namun, sang gubernur tak puas hanya dengan memajukan wilayahnya. Dia menginginkan kekuasaan yang lebih besar. Karena tak mungkin menjadi raja, sang gubernur berambisi menjadi perdana menteri. Gubernur itu tak lain adalah Harlord Amartya.

Pria berengsek yang membuang istrinya, pria yang menikah muda karena dipaksa keluarga, pria gila yang menjadi target balas dendam Nafa.

Kini, Nafa dalam perjalanan menuju Ibukota Itya, Kulipa. Selama lebih dari empat jam duduk di dalam mobil, Nafa menyadari betapa pelosoknya tinggalnya selama ini. Namun, itu berarti rasa benci yang dimiliki Harlord sangat besar kepadanya.

“Aku benci kau,” ucapnya blak-blakan pada pria yang duduk di sampingnya. Terpaksa, karena mobil hanya satu dan Frank sudah duduk berdampingan dengan sopir.

“Karena aku memisahkan kekasihmu?”

Jika yang dimaksud adalah Aroon, Nafa membenarkan. Setelah perdebatan panjang, Harlord berhasil menyeret Nafa bahkan melarangnya bertemu dengan Aroon tanpa seizinnya. Sayangnya, rasa benci Nafa tidak sedangkal itu. Semua yang dilakukan pria dingin itu dibenci olehnya.

Melihat Nafa yang enggan memberikan jawaban, Harlord seenaknya menyimpulkan. “Bertahanlah sampai sembilan bulan ke depan. Setelah itu, kau akan kubebaskan. Toh, kau sudah menahan dua tahun belakangan ini. Sembilan bulan hanya sebentar, aku yakin.”

“Nyenyenye!”

Nafa semakin menekuk bibirnya ke atas. Membuat senyum yang terbalik pada wajah yang berpaling ke jalanan. Ini bukan pertama kali dia ke ibukota, tapi tetap dia merasa takjub. Walau tak semegah ibukota negara, Kulipa memiliki pesonanya tersendiri.

Keberadaan air yang melimpah dimanfaatkan dengan dekorasi kota yang mengusung tema air. Air mancur di tengah kota, sungai-sungai kecil yang terhubung dengan laut, hingga aquarium raksasa yang menjadi ikonik kota tersebut.

Sepuluh menit berlalu, mobil yang mereka tumpang berhenti. Frank dan Harlord bergegas masuk ke rumah di depannya karena harus segera mengurus pekerjaan yang tertinggal. Mengambil beberapa dokumen sebelum akhirnya meluncur ke kantor. Beberapa pelayan datang menyambut, membantu mengemas barang, dan menatap heran pada Nafa.

“Wah? Dia kembali?

“Udah nggak tahu diri.”

“Aku udah duga saat Tuan pergi ke sana, sih. Pasti dia merengek minta untuk kembali.”

Dua Mawar [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang