Bab 7 Pelayan

192 12 6
                                    

Selamat Membaca!


DUA MAWAR || Bab Pelayan
🥀🥀


“Anda tidak cocok menjadi gubernur, Tuan Harlord. Apalagi seorang perdana menteri. Memahami satu perempuan saja tak mampu. Menyedihkan.”

Sorot mata merah itu beradu dengan mata biru dengan tajam. Cahaya lampu yang terang membuat warna mata keduanya berkilau. Padahal Harlord sudah bersabar diri karena Aroon termasuk keluarga berpengaruh. Namun, pria muda itu memang menginginkan perkelahian. Atau jiwa mudanya saja masih berkobar?

“Apa maksudmu berkata seperti itu? Kau benar-benar ingin kubekukan?” ucap Harlord mengarahkan tongkat sihirnya ke lantai. Membuat udara dingin yang menusuk air yang terkandung dalam udara lalu menciptakan es yang menahan kaki Aroon. Es itu meruncing ke atas seperti sebuah jebakan yang mematikan dan dingin.

Namun, Aroon menanggapinya dengan santai. “Selama ini, Anda pasti berpikir jika penduduk membutuhkan Anda, bukan? Padahal kenyataannya Andalah yang membutuhkan mereka.”

Tongkat sihir Harlord berhenti bergerak. Awalnya dia berniat memberikan sihir tingkat tinggi jika Aroon memberikan omong kosong lagi.

“Anda dipilih menjadi gubernur karena Anda menguntungkan dan disenangi mayoritas penduduk. Tapi, jika Anda tidak memiliki semua itu, Anda pasti akan dilengserkan lalu diganti dengan gubernur yang baru.”

Dengan sekali hentakkan kaki, es di sekitar Aroon terpecah. Dia lantas memutar tubuhnya membelakangi Harlord yang masih merenungi ucapan Aroon.

“Istri Anda juga begitu. Selama ini dia bertahan sebab dia membutuhkan Anda. Sekarang, situasinya berubah. Anda yang membutuhkan dia, tapi Anda tidak menunjukkan sikap hormat sebagai orang yang meminta pertolongan.”

“Omong kosong! Sudah kubilang hidup dan matinya ada di tanganku!”

“Tapi, Anda bahkan tidak tahu keberadaannya sekarang, bukan?” sela Aroon menatap langit malam yang masih menitikkan air mata. “Ingatlah, Tuan Harlord. Apa yang istri Anda lakukan sebelumnya sehingga Anda mau tak mau menerimanya. Meskipun terpaksa, istri Anda mengorbankan banyak hal, bukan? Anda juga harus begitu jika ingin istri Anda kembali.”

Harlord terdiam. Ingatan tentang sang istri adalah ingatan yang paling tak mau dia ingat. Namun, anehnya istrinya itu tak pernah lepas dari pikirannya selama dua tahun belakangan. Atau, justru lebih lama daripada itu.

“Jika sudah mengerti, datanglah ke mari lagi. Saya akan memberitahu di mana istri Anda.”


***


Tuan! Saya tidak masalah berada di mana saja. Tapi, saya mohon untuk mengizinkan saya tinggal di sini!”

“Tidak apa, Tuan. Saya akan memenuhi kebutuhan saya sendiri. Tuan tidak perlu memberikan uang.”

“Saya berjanji tidak akan merepotkan Tuan Harlord.”

Samar-samar, senyuman manis yang penuh kebodohan itu muncul di pikiran Harlord. Ucapannya yang sopan, tatapan mata yang penuh pendambaan, serta suaranya yang lembut. Lama sekali rasanya Harlord tidak mendapat perlakuan semacam itu.

Perempuan itu berubah. Terlalu beda hingga Harlord merasa tak mengenalnya lagi. Namun, memangnya Harlord pernah mencoba mengenal perempuan yang menjadi istrinya itu?

Pria itu kan selalu mengabaikannya. Tutup mata atas segala yang menimpa. Dan menganggap perempuan itu seperti mayat hidup. Mau mati atau tidak, itu bukan urusannya.

Dua Mawar [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang