Prolog

772 52 22
                                    

!!WARNING!!
[Disarankan untuk pembaca dengan usia 16+]

Selamat Membaca!


DUA MAWAR || Prolog
🥀🥀

"Sudah dua tahun, ya?"

Dengan mata biru yang memancarkan kesedihan, gadis itu menatap lurus ke arah langit malam. Dinginnya angin ternyata kalah dengan hatinya yang sudah lama mati.
Waktu, selalu menjadi pembelenggu. Tutur katanya seolah menyalahkan waktu yang berjalan cepat. Namun, kenyataannya dia tersiksa lebih lama dibandingkan waktu yang telah dilampaui.

Wanita di depannya tersenyum manis, sama seperti dua tahun yang lalu. "Kau benar. Sudah dua tahun sejak pertama kali aku bertemu dengan pria itu."

Gadis blonde di depannya berdecak. "Ck! Bahkan di saat seperti ini, kau hanya mengingat si berengsek itu?! Cintamu memang sejati, ya! Kau memberi kasih sayang, tapi dibalas dengan luka dan pengasingan."

"Aku tahu aku bodoh. Aku hanya mengemis cinta pada pria yang tak pernah menganggapku hidup. Tapi, aku juga perempuan, aku percaya dan berharap pada hal-hal yang tak terlihat seperti cinta. Kupikir ... dia akan luluh. Atau setidaknya, dia menyanyangi anaknya kelak-"

"Tunggu!" Sang gadis menyanggah dengan wajah terkejut. "Maksudmu, kau hamil pria berengsek itu?! Kau melakukan hubungan itu tanpa dasar cinta? Bagaimana bisa? Memangnya kalian ini binatang?!"

"Itu tidak penting sekarang. Toh, anak yang kumaksudkan sudah tiada," sendu sang wanita sembari mengusap perut datarnya.

Senyumnya tak berubah. Dia tetap tersenyum manis seperti gadis naif yang tak mengerti bahwa terdapat benci di antara emosi yang dia sebut cinta.

Sedangkan lawan bicaranya bersusah payah menahan emosi kebencian yang sudah dia pelihara sejak dua tahun silam. Kebencian itu semakin membesar setelah fakta kembali terkuak.

Angin berhembus lagi. Kini, memanggil deburan ombak untuk menerjang karam. Seolah tak mengizinkan langit sunyi mengitari dua perempuan itu. Di ujung bukit itu, salah seorang wanita membalikkan badan. Gaun mewahnya bersinar lewat cahaya rembulan.

"Jangan membencinya, Kak. Mau bagaimana pun, dia yang mengeluarkanku dari tempat itu. Dia juga yang memberikan harapan untuk hidup," ucapnya lirih dengan penekanan. Wanita itu memberi perintah, bukan pernyataan. "Meskipun, aku kini sudah sadar akan kebodohanku."

"Hah! Baguslah!"

"Iya, aku bersyukur karenanya."

Saat itu, sang gadis blonde hanya membuang muka sebab kebencian yang dia pupuk akan memberontak ketika melihat wajah sang saudari. Sebab itulah dia tidak menyadarinya. Langkah saudaranya yang semakin menjauh, angin malam yang semakin dingin, dan ombak yang bergerak dengan gila.

"Selamat tinggal, Kakak."

Byur!

Suara air yang berulang kali gadis blonde yakini hanyalah ombak mengacaukan pikirannya. Dia bahkan berulang kali menyebut nama sang saudari yang masih berdiri di depannya. Namun, ternyata itu hanya bayangannya saja.

"Naufa?"

Malam bulan purnama itu adalah pertemuan pertama mereka setelah dua tahun. Sekaligus perpisahan mereka, yang kali ini untuk selamanya.

"Kenapa, Nau? Setelah kau meninggalkanku seorang diri karena mengejar cinta bodohmu. Sekarang kau juga pergi hanya karena pria berengsek itu?!"

Gadis blonde itu merengek sambil mengeluarkan amarah. Namun, dia tak tahu kepada siapa lagi kebencian itu harus dituju. Hingga dia teringat sebuah nama yang membuat saudarinya menderita hingga akhir hayatnya.

"Harlord ... pria itu ... akan kubuat menyesal!"

***
Bersambung ...

Halo! Berjumpa lagi dengan cerita fantasi baruku hehe~

Aku deskirpsikan latar cerita secara singkat, ya. Karena diikutkan event Writora, semua cerita pakai latar negara Tora. Jadi, kalau kalian nemuin cerita yang pakai latar yang sama bukan berarti plagiat, ya! Wkwkwk

Dan, jangan berharap bakal jadi romantis, saya bukan pakarnya🙏

Selamat Membaca, semoga kuat sampai tamat *uhuk nyindir author uhuk*

DUA MAWAR || 🥀🥀

© Nafa Azizah

Dua Mawar [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang