ZMA 3 [Di Jodohkan?]

624 21 0
                                    

Follow akun instagram author: wp.aydya_11

●●●

Raffa memutuskan untuk kembali ke rumah kedua orangtuanya. Dan kini gadis itu sedang berada dalam perjalanan, Raffa terus menangis hingga matanya sembab dan hidungnya merah.

Raffa mengusap hidungnya menggunakan tangannya. Setelah memakan waktu sekitar 40 menit, Raffa sampai di garasi rumah kedua orangtuanya. Raffa mengusap kasar wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Raffa menghela nafas panjang dan mengambil tasnya lalu masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum." salamnya.

"Wa'alaikumussalam. Sini ke dapur, sayang. Bunda masak makanan kesukaan kamu!" pekik sang bunda dari arah dapur.

Raffa tersenyum kecil dan berjalan menuju dapur. Setelah sampai dapur, Raffa mendaratkan bokongnya di kursi meja makan.

Pandangan ayah Usman teralih menatap anaknya yang tampak beda dari biasanya. Ia menatap anaknya dengan tatapan penuh kebingungan. Sedangkan yang ditatap hanya mampu menundukkan kepalanya.

"Angkat kepalamu, Raffa." perintah sang ayah yang tidak bisa Raffa bantah.

Raffa dengan berat hati mendongakkan kepalanya menatap sang ayah lalu memberikan senyum terbaiknya. Ayah Usman menggeleng kecil melihat hidung anaknya yang merah, dan mata anaknya yang sembab.

"Ya Allah! Kamu kenapa, sayang?!" Bunda Gea datang membawa mangkuk berisi buah semangka yang dipotong menjadi dadu.

Raffa menggeleng, "R-raffa gak papa, bun."

"Cerita sama ayah, nak." Raffa menoleh ke arah ayahnya sambil meneguk ludahnya sendiri.

Jika Raffa bercerita tentang kekasihnya, maka ia yang akan mendapatkan amarah dari kedua orangtuanya. Karena kedua orangtuanya telah melarang dirinya untuk berpacaran, dan Raffa malah tidak menuruti perintah kedua orangtuanya.

"Cerita, nak."

"T-tapi, ayah sama bunda jangan marah ya?" ucap Raffa mewanti-wanti kepada kedua orangtuanya agar tidak marah.

Ayah Usman dan bunda Gea saling menatap satu sama lain dan kembali menatap anaknya. Ayah Usman mengangguk, "InsyaAllah."

Raffa memejamkan matanya, "Raffa pacaran."

"Terus pacarmu selingkuh?" tebak ayah Usman yang masih terlihat tenang.

Raffa mengangguk kecil. Ia pasrah sekarang, ia pasrah mendengar ocehan ayahnya, ia pasrah mendengar bentakan ayahnya, dan ia pasrah apa yang akan dilakukan ayahnya.

"Sudah terasa bagaimana rasanya?" Raffa menunduk sambil mengangguk.

"Sudah ayah bilang, jauhi laki-laki yang bukan mahram kamu, karena mereka datang kepada kamu hanya untuk menorehkan luka."

"Yang ayah maksud yaitu, kamu jangan terlalu dekat dengan seorang laki-laki yang bukan mahram kamu, apalagi sampai berpacaran, karena itu perbuatan dosa."

"Qur'an surah Al-Isra ayat 32. 'Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk'. Paham, nak?"

Raffa mendongak mendengar jawaban ayahnya yang terlihat santai dan tidak terdengar nada marah sedikitpun. Ia tersenyum menatap ayahnya lalu mengangguk mantap.

"Ayah ada hadiah spesial buat kamu."

Raffa mengerutkan dahinya, ada rasa senang dalam hatinya, namun juga ada rasa tidak enak dalam hatinya. "Apa itu, ayah?"

ZMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang