Follow akun instagram author: wp.aydya_11
Jangan lupa vote, karena vote dari kalian adalah semangat bagi para author💚
●●●
"Jangan pernah merasa tertinggal, semua orang punya prosesnya masing-masing."
•Zaidan Muhammad Al-Farizqi●●●
Suara ketukan pintu terdengar dari pintu utama, membuat seorang gadis dengan rambut diikat satu berjalan dari dapur menuju ruang tamu. Namun gadis itu mengintip dari gorden untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya.
Raffa tersenyum dan berlari menuju kamar untuk mengambil jilbab nya, setelah itu ia kembali berlari menuju ruang tamu untuk membukakan pintu untuk tamunya.
"Umi." ucap Raffa mengecup punggung tangan umi.
Umi Hani tersenyum simpul. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Zaidan menyusul ke ruang tamu setelah dari kamar mandi kamarnya, saat ia keluar dari kamar mandi Zaidan melihat Raffa berlari sambil memakai jilbabnya, membuat Zaidan menyusul gadis tersebut.
"Umi." Zaidan mengecup punggung tangan sang umi.
"Ayok masuk umi, duduk dulu." kata Raffa.
Umi Hani menurut dan mendaratkan bokong nya di sofa ruang tamu, lalu di susul oleh Zaidan dan Raffa.
"Maksud kedatangan umi kesini, umi mau ngajak kamu sholat ashar di masjid."
"Sekalian mau umi kenalin ke pengurus pesantren." lanjut umi Hani.
Raffa tersenyum kecil. "Boleh umi, nanti Raffa ke rumah umi."
"Umi mau minum apa?" Zaidan bertanya.
Umi Hani menatap Zaidan dengan tatapan yang tak bisa di artikan. "Emang kamu mau buatin buat umi?" tanyanya.
Zaidan mengangguk. "Kalo air putih, tapi." sahutnya.
Umi Hani menggeleng kecil. Inilah Zaidan, ia tidak bisa membuat teh ataupun jus dan berbagai minuman lainnya dan hanya bisa menyajikan air putih kepada tamunya saat tidak ada sang umi.
Zaidan sempat diajarkan oleh umi Hani untuk membuat teh, tapi saat itu tangannya terkena air panas saat akan dituangkan ke dalam gelas. Hal itu membuat umi Hani melarang Zaidan untuk membuat teh.
"Umi mau apa?" tanya Raffa.
"Air putih aja, nak." Umi Hani melirik anaknya yang berekspresi datar.
"Tadi kayak ngeremehin, tapi tetep aja umi mau air putih." sahut Zaidan.
Umi Hani terkekeh kecil. Ia sangat suka mengerjai Zaidan, karena Zaidan tipikal orang yang mudah kesal. "Iya, gus. Yasudah sana kalo mau ngasih umi air putih." Zaidan beranjak dan berjalan menuju dapur.
Umi Hani kembali menatap Raffa yang keheranan dengan tingkah Zaidan. "Dia emang kayak gitu, nak. Ngambekan anaknya."
°°°°
Raffa berjalan di samping kyai Hamzah, kini mereka hanya berdua untuk mengelilingi pesantren Al-Farizqi. Sesekali ada santriwan yang mendekati mereka hanya untuk mengecup punggung tangan kyai Hamzah.
Selama mengelilingi pesantren Raffa terus di buat kagum dengan bangunan asrama dan adab para santri saat ia lewat di hadapan mereka.
Raffa dulu selalu berpikir bahwa pesantren itu seram dan tidak nyaman. Namun nyatanya ia salah, pesantren adalah tempat ternyaman menurutnya. Karena banyaknya pohon untuk siang hari supaya bisa berteduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZMA
Fiksi UmumZMA by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ ~~~ Pernikahan memang suatu hal yang membahagiakan. Tapi... Bagaimana dengan dua orang asing yang tidak pernah bertemu, tidak saling mengenal, namun harus memiliki ikatan pernikahan. Ini bukan kemauan keduan...