Follow akun instagram author: wp.aydya_11
Jangan lupa vote, karena vote dari kalian adalah semangat bagi para author💚
●●●
Raffa mengetuk pintu utama rumah tersebut yang bertingkat dua.
Ceklek!
Pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya dengan jilbab bergo hitam yang melekat di kepalanya.
Wanita itu menatap Farel. Sedangkan yang ditatap hanya mampu menunduk. "Kamu siapa?"
Raffa mendecak sebal melihat bundanya yang seperti menatap tak suka kepada Farel. "Bun. Gak usah gitu deh."
"Kamu siapa?" tanya kembali bunda Gea menghiraukan perkataan anaknya.
Farel semakin menunduk. Keringat dingin kembali membasahi dahinya, dan tangannya yang saling bertautan. "F-farel t-tante. A-anak jalanan." jawab Farel gelagapan.
"Tatap mata tante, Farel." tegas bunda Gea.
Farel meneguk ludahnya sendiri dan mendongak dengan ragu. Bunda Gea tersenyum simpul sambil merentangkan kedua tangannya kepada Farel.
"Peluk tante, sayang." kata bunda Gea yang membuat Raffa terkejut bukan main.
Farel langsung memeluk bunda Gea. Air matanya lolos begitu saja saat kembali merasakan kehangatan pelukan seorang ibu. Farel menjadi teringat saat ibunya memeluk dirinya dengan penuh kasih sayang, ia paling tidak bisa melupakan momen dimana terakhir kalinya sang ibu memberinya pelukan.
Bunda Gea mengelus punggung Farel dan membawa anak itu masuk ke dalam. Sedangkan Raffa mengusap air matanya yang akan jatuh. Ia kira bundanya akan marah kepada Farel, namun dugaannya salah. Ini benar-benar di luar ekspektasi nya.
Raffa mengikuti bunda Gea yang sudah berada di ruang keluarga. Di sana sudah ada ayah Usman yang terlihat khawatir kepada Farel. Raffa tersenyum kecil melihat Farel yang kedua kalinya kembali ceria.
Raffa menghampiri mereka dan meraih tangan ayahnya lalu mengecup punggung tangan ayahnya, berikutnya kepada bunda Gea, karena tadi dirinya tidak sempat salam.
"Farel tinggal sama ayah saja ya?" kata ayah Usman menatap penuh harapan kepada Farel.
Farel melirik Raffa yang mengangguk kecil untuk menyetujui permintaan ayah Usman. "T-tapi om--"
"Ayah, nak." ralat ayah Usman.
Farel meneguk ludahnya sendiri. Ia gugup berada di keluarga Raffa yang harmonis. "I-iya ayah."
"Bagaimana? Kamu setuju tidak, tinggal bersama bunda dan ayah." sahut bunda Gea datang dari dapur membawa camilan serta dua gelas air susu hangat.
Farel menunduk cukup lama untuk memikirkan keputusan ini. Farel kembali mendongak dan menatap manik mata ayah Usman yang terdapat ketulusan di mata pria paruh baya itu. "F-farel setuju, ayah."
"Alhamdulillahirrabbil'alamin." ayah Usman, bunda Gea, dan Raffa mengucap kalimat hamdalah secara bersamaan.
Ayah Usman tersenyum lalu mengecup puncak kepala Farel.
°°°°
Kini di ruang keluarga sudah ada Raffa, bunda Gea, dan ayah Usman. Farel sudah terlelap dalam alam bawah sadarnya. Farel di beri kamar oleh ayah Usman depan kamar Raffa, berada di lantai dua.
Raffa tersenyum canggung saat kedua orangtuanya menatap dirinya. "Apa jawaban kamu, nak?" tanya ayah Usman.
Raffa mengangguk, ia menarik nafas lalu membuangnya. "Raffa menerima perjodohan ini, dengan lapang dada." ucapnya, tentu membuat bunda Gea dan ayah Usman mengucap hamdalah bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZMA
Fiksi UmumZMA by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ ~~~ Pernikahan memang suatu hal yang membahagiakan. Tapi... Bagaimana dengan dua orang asing yang tidak pernah bertemu, tidak saling mengenal, namun harus memiliki ikatan pernikahan. Ini bukan kemauan keduan...