ZMA 15 [Teman SMA.]

651 21 0
                                    

Follow akun instagram author: wp.aydya_11

Jangan lupa vote, karena vote dari kalian adalah semangat bagi para author💚

●●●

Suasana yang cukup cerah, tidak terlalu panas ataupun mendung. Sangat mendukung bagi para ibu rumah tangga untuk menjemur pakaian keluarga mereka.

Begitupun dengan umi Hani yang menjemur pakaiannya serta pakaian abi Jafar di ruangan tertutup namun atasnya menggunakan kaca agar sinar matahari bisa masuk ke dalam rungan tersebut. Memang sengaja di desain seperti itu agar umi Hani lebih leluasa menjemur pakaian.

Setelah menjemur semua pakaian umi Hani berjalan keluar ndalem untuk memeriksa setiap asrama putri ketika semua santri sedang belajar di sekolah, rutin setiap bulan. Biasanya ia selalu di temani oleh salah seorang kepala pengurus asrama putri dan sebentar lagi kepala pengurus tersebut akan segera ke ndalem.

Saat sedang menatap sekitar yang damai dan asri, umi Hani melihat seorang gadis yang sangat ia kenali sedang berjalan sendirian, lantas ia memanggil gadis tersebut.

Gadis tadi menoleh lalu menghampiri umi Hani dengan senyuman manis di bibir nya. Sesampainya di hadapan umi Hani ia mengecup punggung tangan wanita paruh baya tersebut.

"Mau kemana, nak?" umi Hani bertanya.

Gadis itu menggeleng sambil tersenyum. "Enggak umi, tadi Raffa cuman jalan-jalan aja, bosen." kata gadis tadi adalah Raffa.

Umi Hani mengangguk kecil. "Mau ikut umi keliling asrama putri?" tawarnya merasa kasihan kepada menantunya yang bosan.

Lantas Raffa mengangguk mantap. Ia sangat bosan jika harus berada di rumah, ia juga tadi berjalan tidak ada tujuan dan hanya untuk menghilangkan rasa bosannya.

"Mau umi!"

Umi Hani tersenyum simpul melihat antusias sang menantu, ia menyuruh Raffa untuk masuk sebentar sambil menunggu kepala asrama.

"Duduk dulu, nak. Kita tunggu dulu teh Fitri."

Kening Raffa bertaut, ia tidak tahu siapa yang disebut umi Hani. "Siapa teh Fitri umi?" tanyanya sambil masuk ke dalam ndalem menyusul umi Hani.

"Kepala asrama putri, dia yang bertanggung jawab untuk mengurus asrama dan melaporkan kejadian atau kebutuhan." jelas umi Hani membuat Raffa menganggukkan kepalanya.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamualaikum..."

Raffa serta umi Hani menoleh serentak ke arah pintu dan terdapat seorang wanita memakai gamis serta jilbab segi empat yang ukuran jumbo.

"Waalaikumsalam."

"Masuk teh Fitri, sini masuk dulu." kata umi Hani.

Raffa memberikan senyuman terbaiknya kepada Fitri yang merupakan kepala semua asrama putri.

Lantas Fitri membalas senyuman Ning-Nya. "Mohon maaf bu nyai, ning. Saya merasa tidak enak."

"Ya Allah teh Fitri, ayok masuk dulu. Kita ngobrol dulu sebentar." umi Hani berdiri begitupun dengan Raffa.

Fitri dengan berat hati mendaratkan bokongnya di kursi karena paksaan dari umi Hani. Bukan tidak nyaman atau sebagainya, tapi ia merasa canggung duduk di antara keluarga ndalem. Meskipun ia sangat dekat dengan bu nyai, tapi ia juga masih memiliki etika dan tidak boleh seenaknya.

°°°°

Kini umi Hani, mbak Fitri, dan Raffa sedang mengecek satu persatu kamar santri putri untuk memastikan bahwa tidak ada atap yang bocor ataupun lain sebagainya.

ZMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang