Follow akun instagram author: wp.aydya_11
Jangan lupa vote, karena vote dari kalian adalah semangat bagi para author💚
●●●
Seperti kata Zaidan saat sahur, Cia kini sedang menghadap dokter kandungan untuk memeriksa kehamilan nya, tentu di dampingi oleh suaminya.
"Ibu, sekarang puasa?" tanya dokter kandungan wanita tersebut.
Cia tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak dok."
Dokter kandungan tersebut mengangguk, "Saya sarankan ibu jangan puasa terlebih dahulu, dikarenakan kehamilan ibu baru 5 hari."
Cia mengangguk. "Iya dok, terimakasih saran nya."
Sedangkan Zaidan sedari diam dan menyimak apa yang di bicarakan dokter kandungan dan istrinya. Namun pandangan nya sedari tadi terus tertuju pada istrinya, entah Cia sadar atau tidak.
Setelah pamit keluar dari ruangan, Zaidan kembali menggenggam tangan istrinya berjalan menuju parkiran.
"Aku gak bakal ilang kok." celutuk Cia.
Zaidan menoleh lalu mengusap puncak kepala istrinya gemas.
"Na'am sayang. Tapi badan kamu kecil nanti kalau hilang bisa ribet."
Cia memutar bola matanya malas, "Kecil dari mana nya? Kamu aja yang kayak tiang listrik."
"Gak usah cemberut gitu, jelek."
"Gapapa jelek yang penting gus suka."
Zaidan menaikkan sebelah alisnya ingin menggoda sang istri.
"Kata siapa?"
Sebelum menjawab pertanyaan Zaidan, Cia terlebih dahulu masuk ke dalam mobil saat Zaidan membukakan pintu untuknya. Cia melipatkan kedua tangannya sambil bersandar pada kursi. Ia menatap sinis suami nya.
Setelah memakai seat belt, Zaidan menyalakan mesin mobil nya dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit.
"Kalo gak suka pasti aku udah kamu talak."
Citt!!
Zaidan menginjak rem mendadak dan langsung menatap tajam istrinya. Sedangkan yang di tatap tidak merasa takut namun menatap tajam suaminya
"Apa?!" sinis Cia.
"Saya gak suka kamu berkata seperti itu." ucap Zaidan dengan tekanan di setiap kata nya.
"Masalah buat lo?" Sungguh, Cia sangat berani kali ini. Entah keberanian dari mana yang bisa membuat nya seperti ini.
"Al-Baqarah atau Al-Waqiah?" ancam Zaidan dengan tatapan yang masih tajam.
Deg!
Nyali Cia menciut mendengar ancaman dari suaminya yang langsung menyebutkan kedua surat. Ia tahu maksud dari ancaman tersebut.
Cia menunduk mengingat baru saja dua hari yang lalu ia menyetor hafalan surat An-Nazi'at kepada suami nya. Kini ia kembali di suguhkan dengan ancaman untuk menghafal kedua surat yang di sebut oleh suaminya.
Kalian tahu? Cia paling tidak suka soal menghafal, namun ingatan nya kuat jika sudah ia hafal.
"Jawab."
Melihat istrinya mengusap mata sambil menunduk. Lantas Zaidan menggeleng kecil.
"Tatap saya, Cia."
Bukannya mendongak akan tetapi cia malah semakin menunduk takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZMA
General FictionZMA by aydya_11 FOLLOW DULU SEBELUM BACA❗ ~~~ Pernikahan memang suatu hal yang membahagiakan. Tapi... Bagaimana dengan dua orang asing yang tidak pernah bertemu, tidak saling mengenal, namun harus memiliki ikatan pernikahan. Ini bukan kemauan keduan...