ZMA 8 [Fitting Baju?]

648 18 1
                                    

Follow akun instagram author: wp.aydya_11

Jangan lupa vote, karena vote dari kalian adalah semangat bagi para author💚

●●●

Suasana pagi yang indah, langit yang cerah disertai dengan kicauan burung, membuat pagi ini semakin indah. Namun tidak dengan seorang gadis yang sedang panik menatap dirinya sendiri di kaca.

Raffa, gadis itu sedang bingung untuk memilih pakaian gamis yang akan di pakai. Sesudah sholat subuh sang bunda menelponnya untuk meminta izin selama dua minggu kepada atasan Raffa.

Awalnya Raffa menolak permintaan sang bunda, namun setelah di jelaskan ia menjadi menurut dan meminta izin kepada atasannya. Setelah mendapat kabar bahwa dirinya di izinkan selama dua minggu, Raffa langsung bersiap-siap untuk ke kota sebelah.

Sang bunda menjelaskan kepada Raffa bahwa hari ini akan fitting baju pernikahan Raffa dengan Zaidan. Tentu awalnya Raffa syok mendengar penjelasan bundanya.

Setelah memakai gamis yang pas, ia langsung menutup koper yang berisi semua pakaiannya. Raffa menghela nafas panjang dan berjalan keluar kost dan mengunci pintu kost nya.

Di dalam perjalanan hati Raffa tidak karuan, ia tidak menyangka akan menikah secepat ini dan sama sekali tidak berkenalan lama dengan calonnya. Raffa hanya tau nama dan orang tua calonnya, selebihnya tidak.

Sementara itu di rumah kedua orang tua Raffa. Bunda Gea sedang membuat teh untuk calon menantunya, Zaidan sudah datang lebih awal karena perintah dari uminya. Kini laki-laki itu sedang bermain asyik dengan Farel.

"Di minum dulu, Gus." Bunda duduk di sofa setelah menaruh nampan berisi gelas air teh.

Zaidan menoleh lalu mengangguk. "Terimakasih, tante."

"Bunda aja Gus, jangan tante."

Zaidan tersenyum kikuk lalu kembali mengangguk. "Iya bunda."

Farel tersenyum lebar menatap calon kakak iparnya. Ayah Usman sudah menceritakan bahwa Raffa akan di jodohkan dengan seorang laki-laki pilihannya yaitu, Zaidan.

Setelah memakan waktu 30 menit, Raffa sampai di rumah orangtuanya. Ia mengucap salam tanpa mengetuk pintu karena pintu sudah terbuka lebar. Raffa sedari tadi terus melirik sebuah kendaraan roda empat milik seseorang.

"Assalamualaikum."

"Wassalamu'alaikum, lama banget sih." Bunda Gea memukul lengan anaknya yang baru sampai. Sedangkan sang anak memutar bola matanya malas.

"Ini juga Raffa ngebut."

"Udah sekarang kamu ke kamar simpan koper kamu. Tapi--"

Raffa mengangguk mantap. "Iya bunda sayang!" potong Raffa.

Raffa berjalan masuk ke dalam rumah. Namun terhenti kala melihat seorang laki-laki yang sedang menunduk sambil memegang mobil mainan. Sedangkan Farel berlari kecil menghampiri Raffa.

Farel menarik tangan Raffa untuk ia kecup. "Kak Raffa kenapa bengong?" tanyanya.

Raffa tersadar dari lamunannya, ia buru-buru mengalihkan pandangannya dari laki-laki itu. "E-eh Farel. Kak Raffa ke atas dulu ya..."

Farel mengangguk mantap dan mempersilahkan Raffa untuk naik ke lantai atas. Ia kembali menghampiri Zaidan yang kini sudah kembali mendongak.

"Kak Zaidan tadi kenapa nunduk pas ada kak Raffa. Bukannya kalian mau menikah ya?" pertanyaan itu berhasil keluar dari bibir Farel.

Zaidan tersenyum kecil mendengar pertanyaan polos dari Farel. "Dijelaskan dalam surat An-Nur ayat 30. 'Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'."

ZMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang