ZMA 19 [Tidak Rela.]

597 27 0
                                    

Follow akun instagram author: wp.aydya_11

Jangan lupa vote, karena vote dari kalian adalah semangat bagi para author💚

●●●


Saat ini kedua insan berbeda kelamin sedang berhadapan dan sedang menepati janji sang istri. Raffa kini sedang menyetorkan hafalannya kepada Zaidan setelah laki-laki itu pulang dari masjid.

Raffa dengan lancar membaca doa ketika kita lupa membaca bismillah atau membaca doa makan. Zaidan tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Alhamdulillah..." ujar Raffa tersenyum senang setelah menyetorkan hafalannya.

Zaidan menatap istrinya dengan wajah sehari-harinya yaitu, datar. "Kapan kamu pulang dari kota D?" tanyanya.

Raffa menatap suaminya lalu ia tersenyum, "Weekend." jawabnya.

Zaidan mengangguk kecil. Jujur saja di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak rela jika harus berpisah dengan istrinya dengan jangka waktu yang lama.

Bisa saja Zaidan mengatakan kepada Raffa untuk berhenti bekerja di kota D sebagai dokter, namun ia takut Raffa benci atau marah kepada nya.

Zaidan lantas beranjak dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian santai lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakainnya.

Raffa menatap punggung suaminya yang kini sudah hilang tertutup oleh pintu kamar mandi.

"Okelah aku mau packing dulu." katanya dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian yang akan ia bawa.

Beberapa menit setelah mengeluarkan pakaian yang akan Raffa bawa ke kota D, Zaidan keluar dari kamar mandi menggunakan kaos putih pendek dan celana hitam.

Raffa menoleh dan melihat Zaidan seperti akan merebahkan tubuhnya di ranjang, "Jangan dulu tidur!" kata Raffa membuat Zaidan mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa?"

"Hehe, tolong ambilkan koper di atas lemari." kata nya sambil menyengir kuda.

Zaidan beranjak dan mengambil koper yang dimaksud istrinya lalu memberikannya kepada gadis itu.

"Makasih." katanya.

Zaidan mengangguk dan berjalan menuju nakas yang berada di samping ranjangnya, ia membuka nakas dan mengambil beberapa peralatan untuk menyalakan bukhur.

Suasana hati Zaidan sedang tidak baik kala istrinya besok akan pergi ke kota D, ia butuh ketenangan sekarang.

Setelah menyalakan bukhur ia menghela nafas lega menghirup aroma bukhur yang sangat menenangkan hatinya. Zaidan menaruh kembali peralatan bukhur tersebut di tempat semula lalu tangannya terulur mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

Zaidan mengotak-atik ponselnya lalu tidak lama kemudian menatap punggung istrinya yang sedang sibuk dengan kegiatannya.

"Berapa nomor rekeningmu?"

Raffa menoleh dan menatap Zaidan dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Buat apa?" tanyanya.

"Berapa?" Zaidan kembali bertanya.

Raffa mengerjabkan matanya lalu mengambil ponsel yang berada di saku baju tidur nya. Ia mengotak-atik ponselnya untuk memberikan nomor rekeningnya kepada Zaidan melalui pesan.

"Sudah aku kirim." kata Raffa menaruh ponselnya di lantai lalu ia kembali fokus pada kegiatannya yang sempat tertunda.

Zaidan menatap layar ponselnya. Tidak lama kemudian ada sebuah notif dari ponsel Raffa membuat gadis itu mengerutkan dahinya.

ZMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang