ZMA 5 [Anak Kecil.]

648 18 0
                                    

Follow akun instagram author: wp.aydya_11

Jangan lupa vote, karena vote dari kalian adalah semangat bagi para author💚

~~~

"Aku belajar dari seorang anak kecil, bahwa yang harus di banyakin adalah bersyukur, bukan gengsi."
▪︎Raffaella Jolicia.

●●●

Seorang pemuda memakai baju koko hitam dengan sarung batik berwarna hitam sedang mengajar di sebuah MA pesantren Al-Farizqi. Dia Zaidan. Selain menjabat sebagai wakil kepala sekolah, Zaidan juga menjabat sebagai guru bk dan guru IPS.

Kini Zaidan sedang menunggu para santri yang sedang mengerjakan tugas yang baru ia berikan. Tugas di kumpulkan hari ini dan di tunggu sampai jam istirahat.

Zaidan membuka layar ponselnya dan membuka aplikasi chat sembari menunggu para santri mengerjakan tugas. Ia mendapatkan sebuah pesan dari sang abi, lalu ia membuka pesan tersebut.

أبي

-Setelah mengajar, langsung ke ruangan abi.

-Na'am abi.

Bel istirahat sudah berbunyi dan para santri saatnya mengumpulkan tugas mereka mau selesai atau tidak kepada Zaidan. Setelah di rasa semuanya mengumpulkan, Zaidan beranjak.

"Kalian boleh istirahat, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam gus."

Zaidan berjalan menaiki anak tangga untuk menuju ruangan kepala sekolah, atau ruangan sang abi. Zaidan menatap pintu ruangan sang abi, ia menarik nafas dan mengetuk pintu.

"Masuk!" sahut seseorang dari dalam.

Zaidan membuka pintu ruangan, ia tersenyum sambil menunduk. Zaidan mengecup punggung tangan sang abi.

"Duduk, nak." Zaidan mengangguk dan duduk di hadapan abi Jafar yang hanya terbatas oleh meja.

"Ini sudah lebih dari tiga hari, jadi, apa jawaban kamu, nak?" tanya abi Jafar menatap dalam anaknya.

"Jawab dari hati nak, jangan merasa keberatan jika kamu menerima perjodohan ini. Lagipula abi tidak memaksa kamu, Zaidan." sambung abi Jafar melihat kegugupan anaknya.

Zaidan tersenyum mendengar penuturan sang abi, ia mengangguk kecil. "Zaidan tidak terpaksa abi dengan perjodohan ini. Dan dari sholat istikharah, Zaidan mendapatkan jawaban." Zaidan menjeda perkataannya.

"Zaidan menerima perjodohan itu."

Abi Jafar menghela nafas lega, ia tersenyum menatap anaknya. "Kamu tidak terpaksa kan, Zaidan?" tanya abi Jafar hati-hati.

Zaidan menggeleng kuat. "Sama sekali tidak terpaksa, abi. Ini adalah jawaban dari istikharah Zaidan."

"Alhamdulillah.."

°°°°

Setelah melaksanakan sholat isya, Raffa langsung merebahkan tubuhnya di ranjang empuk. Gadis itu merasa kelelahan hari ini, karena jadwalnya sangat padat, dari mulai operasi, dan lain-lain.

ZMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang