21. Rumah

47 32 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


DI sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kayu, suasana yang hangat, dengan bunga-bunga yang di tanam di pekarangannya. Aku bertanya pada oma, kenapa rumah ini terbuat dari kayu?biar adem katanya. Setidaknya, rumah ini bisa melindungi kita di kala musim dingin dan akan menghangatkan kita disini.

Setelah pertemuan Rajendra bersama keluargaku, tak berselang lama setelah hari itu, Rajendra bertandang ke rumah bersama keluarganya, ia datang bersama kakak dan juga paman dan bibinya, mereka terbilang sangatlah baik, ramah serta tutur katanya yang membuat hati menghangat, namun sayangnya kedua orang tua Rajendra tidak dapat hadir, karena memang sibuk dengan urusan bisnis mereka. Kami memaklumi hal itu, karena beliau mengirimkan tanda ucapan kasih sayang mereka dengan memberi cincin berlian yang terukir nama saya dan Rajendra disana.

•••

Dan kini, mereka tengah menempati rumah Oma yang sudah di kosongkan, barang-barang Oma telah tidak ada, karena memang Oma yang memutuskan untuk pindah ke rumah bapak yang ada di Cihampelas, karena memang bapak pun telah kembali ke bandung untuk mengurus toko furniture cabang yang ada disini, sedangkan yang ada di Semarang di urus oleh om Mahdi, adik dari bapak Waluya.

"Kajesha, maaf. Aku hanya bisa membeli ini untuk di rumah kita, tabunganku hanya cukup untuk membeli ini saja, maaf." Ungkap Rajendra.

"Mengapa kau terus meminta maaf sepanjang hari,ndra? ini saja sudah cukup bagiku." Tandasnya.

Gadis itu tengah membuka plastik kursi serta membenahi ruang tamu nya yang sekaligus ruang keluarga, ya mau bagaimana lagi, rumah nya begitu sederhana, space nya kecil, kata orang zaman dahulu sih biar deket sama keluarga, lebih terkesan private dan hangat, itu sih katanya ya.

"Aku berjanji,saat aku sudah memiliki banyak uang, aku akan membelikan apapun untukmu." Tegas Rajendra, sembari mendekat ke arah Kajesha dan mengecup puncak kepala gadis itu.

Kajesha tersenyum,"Ahh, kau sangat manis." Ujar Kajesha.

Rajendra bergumam,"kita akan mengisi ruangan ini, sedikit-demi sedikit." Tukasnya.

"Aku akan meletakkan meja kecil di sini, tepat di depan sofa, ada tv di pojok kanan, dan juga rak buku di sebelah sini." Jelas pria itu dengan bersemangat menunjuk dimana ia akan meletakkan barang yang akan ia sebutkan tadi.

"Dan kita akan menonton tv disini, bersantai menikmati hari libur kita, bersama keluarga kecil kita." Imbuhnya.

"Saat kita sudah memiliki uang." Sanggah Kajesha, sembari menoel dagu pria itu.

"Suatu saat, setelah kita memiliki banyak uang, kita akan pergi ke negeri kincir angin dan pergi ke taman bunga yang menyajikan hamparan bunga tulip yang luas dan indah. Berdua,bersamamu." Tutur Kajesha.

Gadis itu sangat menyukai bunga tulip, karena bunga tersebut melambangkan kesempurnaan, cinta abadi, kasih sayang yang tak terhingga.

Semenjak kepindahan oma, ia memintaku untuk terus bersama dengan Jendra, karena memang Oma mengharapkan aku untuk cepat-cepat menikah, agar tanggungjawab Oma tidak terlalu berat ujarnya seraya bergurau, karena dengan setelahnya aku menikah, Oma tinggal mengurus bang Patra yang tak kunjung membawakan dirinya menantu, karena terlalu fokus mengurus urusan negara.

Rajendra telah bekerja di salah satu perusahaan, dia mendapatkan pekerjaan yang sangat bagus, aku senang mendengarnya, semoga saja dia selalu mendapatkan kebahagiaan serta keberuntungan dalam hidupnya.

Aku sempat bertanya padanya, dia ambil jurusan hukum kan? Mengapa dia tidak menjadi hakim saja?karena setahuku memang jurusan hukum kan jadi hakim? Jawabannya tidak teman-teman, karena Rajendra membutuhkan ilmu hukum untuk kelangsungan hidup saja agar lebih paham hukum-hukum yang ada di dunia ini, agar tidak salah kaprah katanya, maka dari itu dia pun sekarang lebih fokus pengelolaan karir nya dalam manajemen bisnis.

Loh, kok manajemen bisnis? Iya, karena Rajendra  sewaktu kuliah ambil double degree, hebat kan?

Program double degree disini maksudnya mendapat dua gelar dalam satu waktu, jadi Rajendra ambil dua jurusan semasa kuliah waktu itu, dia ambil hukum dan juga manajemen, di kampus yang sama.

•••

Kajesha kini tengah memasak untuk lauk makan malam hari ini, sedangkan Rajendra belum pulang bekerja.

Wanita itu terlihat dengan lihai dengan alat perang nya di dapur, terlihat dia sedang memasak udang goreng tepung dengan saus asam manis dan juga sambal cumi Pete.

Tak berselang lama Rajendra telah pulang dengan seragam kantoran nya, dasi nya sudah tertanggal entah kemana, sungguh bekerja sangat melelahkan.

"Eh, kamu sudah pulang?" Tanya Kajesha yang tersentak sesaat karena merasakan tangan yang melingkar di perutnya.

Rajendra melingkarkan lengannya di pinggang Kajesha, seraya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri seraya sesekali mengecupnya dengan sayang.

"Ndra, minggir dulu aku ini lagi masak loh, nanti kamu kena minyak." Tegur Kajesha, karena memang dia belum selesai memasak namun terganggu atas kelakuan pria itu.

"Biarin gini dulu, sebentar aja." Rajendra mengelak, sambil terus memeluknya dengan erat.

Kajesha tahu, suaminya kelelahan, dia pun hanya bisa pasrah dengan sesekali mengelus punggung tangan nya yang melingkar di perutnya itu.

Rajendra membalik tubuh Kajesha dengan sekali hentakkan, dia langsung melumat bibir wanita itu dengan lembut, melumatnya dengan penuh nafsu, tangannya menangkup wajah sang istri seraya terus memperdalam lumatannya.

Kajesha melenguh keras tatkala cumbuan Rajendra turun ke lehernya, memberikan kecupan singkat dan juga tanda kepemilikan disana.

Kajesha menepuk-nepuk pundak suaminya, kini ia merasakan kehabisan oksigen akibat tidak diberikan kesempatan tuk bernafas, karena Rajendra terus-menerus memberikan lumatan di bibirnya itu.

"RAJENDRA!!! UDANG NYA GOSONG!" Teriak Kajesha menggema di seluruh ruangan.

"TUH KAN, KAMU SIH! UDANG NYA JADI GOSONG DEH, MASA KITA MAU MAKAN SAMA SAMBEL DOANG APA?!" Geram Kajesha yang tak di gubris oleh suaminya karena ia sudah lari terbirit-birit ke dalam kamar.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JATUKRAMA  |  Park Sunghoon [ SELESAI ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang