36. Malam terakhir

58 31 5
                                        

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Nabastala indah di sore hari, merampungkan lembayung senja yang perlahan mulai kelabu, menyaksikan indahnya pergantian rona merah di bawah kukungan semesta. Terlihat kedua insan tengah duduk menikmati senja di pantai, saling menatap, ingin bersama saling menetap tanpa ada kata cukup.

"Kenapa harus senja?" Tanya gadis itu, pada sang tuan penyuka senja.

"Indah, tapi ada yang lebih indah dari lembayung senja." Kata pemuda itu, seraya menatap gadis di depan nya.

"Memangnya apa yang lebih indah dari itu?"

'ISTRI ORANG.' batin pemuda itu.

|•|

"Nares, tolong bawain kesini kayunya."

"Sebentar."

"Nataya, Genta, jangan pacaran terus. Itu ada yang perlu bantuan, tolong samperin ibu-ibu yang ada di posko, katanya mereka sedang tidak enak badan, tolong periksalah dahulu."

"Ku lempar pakai kayu bakar, mau? Biar sekalian, kau habis di lahap api." Ketus nya, Nataya menatap nyalang ke arah Wanda, lalu ia bergegas bangkit dari duduknya.

"Kau ini jahat sekali." Ujar Wanda.

"Genta, kau pacaran dengan Nataya?" Tanya Riko.

Sontak ia mendapatkan tatapan tajam dari gentara, yang sedari tadi tengah mengangkat kayu bakar.

"Mau aku pukul kamu?" Sentak Gentara.

"Mereka cocok sekali memang, sama-sama sangar!"

"Sudah, kerjakan tugas kalian. Keburu malam nanti."

Suasana sorak-sorai sahutan dari beberapa orang yang sedang bahu-membahu terdengar di lapangan, saling membantu untuk acara api unggun nanti malam. Tak terasa sudah 5 bulan lebih 14 hari para TNI, Tim SAR, Dokter, perawat dan relawan bertugas disini. Semua nya sudah mulai membaik, dari mulai sarana prasarana yang di bangun untuk para warga yang kehilangan tempat tinggalnya, tempat ibadah dan juga beberapa perbaikan lain nya sudah hampir selesai di bangun. Total keseluruhan biaya itu mencakup sebagian besar dari hasil donasi, dan juga bantuan dari pemerintah.

Malam ini menjadi malam terakhir yang tak akan terlupakan, para petugas dan pengabdi negara itu sudah selesai menjalankan tugas, mereka harus pulang dengan hati riang, semoga tak ada lagi bencana yang terjadi di bumi ini, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan sang pencipta.

Mereka disini untuk mengadakan acara perpisahan, sekaligus penghargaan dan tak lupa ucapan terimakasih atas ketersediaan para relawan, yang mau berbakti terhadap negeri, dengan membantu sesama.

"Sudah siap semua?" tanya Benua.

"Sudah bang, kami pun sudah memeriksa ulang, beberapa kebutuhan yang sekiranya akan di butuhkan nanti."

JATUKRAMA  |  Park Sunghoon [ SELESAI ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang