Menikah di usia muda, dengan segala kecerobohan yang ku punya, tentang hati yang tak memungkinkan dalam menghadapi situasi dan pahitnya kehidupan yang ada.
"Kapan kamu akan membawaku pada keluarga mu?dan mengenalkanku sebagai istri mu?."
"Nanti, tun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
KAJESHA dan Rajendra sudah menikah kurang lebih dua tahun, banyak sekali halang rintang yang menerpa rumah tangga mereka, di mulai dari hal kecil bahkan hal besar tak segan-segan menyenggol rumah tangga mereka.
Kini Kajesha telah bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di bandung, dia pun sambil melanjutkan pendidikan S3 nya agar bisa lulus sebagai dokter bedah di usia yang terbilang masih cukup muda.
Hari sudah larut malam, kini Kajesha tengah duduk di meja makan dengan menopang dagunya, ia tampak melamun melihat lilin yang ada di kue yang terlihat acak-acakan, karena ia hanya mampu membeli sisa-sisa potongan kue bekas adonan yang terpotong akibat pembeli di toko kue tersebut memesan kue dengan desain setengah-setengah, maka dari itu kue yang Kajesha beli tampak berbeda-beda warna serta wujudnya. Namun kue itu masih bagus dan layak dimakan, karena memang itu hanya sisa potongan yang tidak di pakai, dia membelinya dengan harga murah, setidaknya agar dia bisa memakan kue enak di hari ulang tahun nya.
Bukan karena tidak mampu untuk membeli kue yang bagus, akan tetapi dirinya harus menghemat sebagian uangnya karena Rajendra yang tidak bekerja, hal itu membuatnya harus ekstra hati-hati dalam menggunakan uang, agar mereka bisa makan di hari esok.
Tak berselang lama, datang seorang pria dengan headbands di kepalanya, ia tampak membawa bingkisan di tangannya.
"Happy birthday to you... happy birthday to you...selamat ulang tahun, istriku tercantik." Ujar pria itu seraya menyanyikan lagu ulang tahun,ia mengulurkan tangannya yang memegang bingkisan kepada Kajesha yang tampak murung tanpa reaksi.
"Sayang, ini kado ulang tahun untukmu." Imbuhnya.
"Maaf aku hanya bisa memberikanmu ini, aku kehilangan pekerjaan, dan aku tak punya uang sepeser pun untuk membelikanmu sebuah kado." Sambung Rajendra.
Kajesha meniup lilin nya dengan raut wajah nya yang datar, ia menerima uluran kado dari pemuda itu.
Kajesha membuka bingkisan itu dan ternyata isinya adalah sebuah novel miliknya sendiri yang di pajang di rak buku, Kajesha sangat kecewa akan hal itu.
Lihatlah, seberapa menyedihkan nya pemuda di hadapannya, membeli kado saja tidak mampu. Oh ayolah, kado tidak perlu mahal, tapi tidak perlu juga membeli kado, dia sudah sangat bisa memahami, tidak perlu berbohong seperti ini, ini sangat membuatnya kecewa.
Kajesha bangkit dan kemudian ia berjalan dengan marah ke arah tempat cucian piring, banyak piring-piring kotor, plastik bekas makanan berserakan di ruang tamu. Selalu saja keadaan rumah seperti ini saat ia pulang bekerja, rumah tampak kotor dan berantakan.
Bisa tidak, untuk sekali ini saja, ia bisa merasakan ketenangan, dia ingin istirahat saat pulang setelah merasa lelah selepas pulang bekerja.
Rajendra menatap gadis itu yang kini mencuci piring dengan asal, ia terlihat begitu marah.