24. Akan berusaha

47 26 0
                                    

•••Jalanan pedesaan di Amsterdam yang asri di penuhi dengan pepohonan rindang di sisi kanan dan kirinya  membuat suasana terasa begitu sejuk, suara arus di hulu sungai terdengar nyaring membuat telinga terasa damai tatkala mendengarnya, suara buru...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Jalanan pedesaan di Amsterdam yang asri di penuhi dengan pepohonan rindang di sisi kanan dan kirinya membuat suasana terasa begitu sejuk, suara arus di hulu sungai terdengar nyaring membuat telinga terasa damai tatkala mendengarnya, suara burung-burung berkicau di pepohonan terdengar mengalun merdu.

Seorang pemuda dengan mobil BMW putih melesat membelah jalanan pedesaan dengan suasana hati yang terlihat sendu entah ada apa gerangan.

Tak berselang lama dari itu, ia pun telah sampai di salah satu rumah yang jauh dari pemukiman warga, karena memang orang tua tercintanya memilih untuk tinggal di rumah yang jauh dari pusat kota, agar bisa menghabiskan masa tua dengan tenang katanya.

Di sebuah rumah mewah yang berada di tengah hamparan tanah lapang yang luas, dengan di sisi bagian kanan nya terlihat ladang bunga yang begitu cantik, mekar dengan sempurna.

Terlihat seorang wanita setengah baya tengah duduk disofa dekat jendela, ia melihat ke arah luar jendela besar yang ada di ruang tamu itu, ia membenarkan kacamata nya agar bisa melihat dengan jelas ke arah luar, dia memperhatikan mobil yang baru saja tiba dengan sesekali ia menyesap teh hangat di gelasnya.

Tak lama terlihat seorang pemuda dengan menyeret koper di tangan kanan nya, ia melenggang masuk ke dalam rumah, tentunya di sambut hangat oleh wanita setengah baya tadi.

Wanita setengah baya itu berdeham,"Ekhem, si pahlawan penakluk sudah kembali rupanya?"ujar wanita setengah baya itu seraya bangkit dari duduknya, menyambut kepulangan sang putra yang telah lama meninggalkan rumah.

"Hei, Rossie." Sapanya pada wanita setengah baya itu.

"Kau ini sangat tidak sopan, ingin sekali aku membuangmu ke laut, tapi walau bagaimanapun kau putraku satu-satunya." Tegur wanita setengah baya itu, yang di ketahui bernama Rossana Admer Geswara, sang ibu dari pemuda itu.

Anaknya memang selalu memanggil namanya dengan sebutan Rossie, katakanlah dirinya tak sopan, tapi ya mau bagaimana lagi, ngikut sang ayahanda sih.

Rossie adalah panggilan kesayangan sang ayah pada istri tercintanya, makanya anaknya ngikut sampai sekarang.

Walaupun sang anak terkesan menyebalkan, Rossie tetap menyambut kepulangan sang anak dengan senang hati seraya memeluknya sekilas.

"Kau mau sandwich?" Tanya sang ibu pada sang anak yang kini tengah menaruh koper di samping sofa.

"Tidak, terimakasih." Jawabnya pada sang ibu.
"Oh iya, si tua bangka kemana?" Imbuhnya bertanya.

"Ayahmu sedang di rumah rosemerry. Johannes hari ini merayakan ulang tahun."

"Oh. Aku pikir dia merayakan kematian istri ketiga yang paling ia cintai itu." Ujarnya dengan acuh sambil duduk di sofa.

Sedangkan Rossana hanya di buat geleng-geleng kepala atas perkataan sang anak.

JATUKRAMA  |  Park Sunghoon [ SELESAI ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang