45. Solo bercerita

49 22 2
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Di sebuah kamar hotel terlihat sahutan orang yang tengah berselisih, teriakan penuh amarah terdengar menggema di seluruh penjuru ruangan.

"Mau sampai kapan sha? Mau sampai kapan kamu kaya gini terus, hah? Kamu tahu sendiri gimana dia perlakukan kamu, cara dia buang kamu saat kamu lagi hamil muda, dan dia engga pernah jagain kamu dengan baik Kajesha. Dia bahkan sudah mengambil semua impian kamu, semuanya sha, membuat kamu jadi hilang harap dan bego kaya gini!" Jelas Nataya dengan emosi yang meledak-ledak.

"Aku harap kamu pikirin lagi baik-baik sha, kita sayang sama kamu, kita mau yang terbaik buat kamu, terserah apa kata kamu, kita hanya berusaha mengingatkan karena kita peduli, setidaknya kamu sayangi diri kamu sendiri sha." Timpal Ayunda.

"Kalian engga pernah ngerti, gimana rasanya hidup tanpa orang yang selama ini menjadi alasan kalian buat bertahan hidup, aku udah mati rasa jauh setelah Rajendra menghilang dari kehidupanku." Paparnya dengan mengepal erat kedua tangannya.

"Kalian ga pernah tau gimana rasanya bisa bernafas bebas setelah merasa hidup tapi terasa mati, kembalinya Rajendra dalam hidupku, menjadi salah satu alasan aku tuk bertahan hidup walau seringkali aku menyerah." Sambungnya.

"Kajesha, kamu harus sadar, Rajendra udah ninggalin kamu, dan dia yang udah menyebabkan kamu menderita selama ini!" Tutur Nataya.

"Ini bukan salah Jendra, Nat. Bukan salah dia, dia pasti ada alasan tersendiri kenapa dia ninggalin aku."

"Tapi, Kajesha. Kamu udah kehilangan banyak hal, kamu udah cukup terkuras habis-habisan, lihat diri kamu yang sekarang, masih belum menjadi apa-apa, itu semua karena dia!" Geram Nataya.

"Nat, udah Nat. Biarkan Kajesha memutuskan apa yang menurutnya baik, dan kamu, Kajesha. Aku harap, kamu bisa memikirkan baik-baik dalam membuat keputusan."

"Dia mana bisa berfikir jernih! Otak nya hanya Jendra Jendra dan Jendra! Bego! Lihat, masih ada Abimanyu yang dengan setia nunggu kamu! Mulai hidup baru, bukan tersesat ke jurang yang sama lagi! Udah lah, urus tuh bocah, saya udah muak." Ujar Nataya dengan segera pergi dari hadapan mereka berdua, menyisakan sisaan amarah mereka.

"Bisa ga nat sekali aja kamu mikirin perasaan aku kaya gimana?! Aku juga engga mau kaya gini nat! Di satu sisi aku pun ingin melupakan semuanya, melakukan masa-masa pahit saat aku ditinggal olehnya, di sisi lain aku pun tak bisa menutupi bahwa aku masih mengharapkan nya kembali." Kajesha menarik nafasnya berat, Ayunda berusaha untuk menenangkan nya, ia mengusap lengan gadis itu pelan, menepuk-nepuk pundaknya yang naik turun akibat lautan emosionalnya yang membuat sesak.

Bagaimana mungkin aku melupakan sosok yang selalu menjadi sandaran di saat dunia terus menghujam ku habis-habisan, di saat aku lelah berjuang di tengah lelahnya aku berjalan, dia selalu menjadi sandaran saat lelah, dia selalu mencoba mengusahakan segala yang aku inginkan, aku tak pernah merasa kesal bahkan marah saat dia pergi dari hidupku, malah aku selalu menyalahkan diriku sendiri yang tak pernah bisa mendengar penjelasannya. Aku yang tak pernah bisa menjadi pendengar yang baik bagi dia yang tengah berjuang demi impiannya, aku yang selalu menyalahkannya sebagai penghancur hidupku, padahal aku jugalah yang menyebabkan hidupnya hancur berantakan, kita saling menyakiti, namun aku selalu merasa akulah yang paling tersakiti.

JATUKRAMA  |  Park Sunghoon [ SELESAI ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang