Menikah di usia muda, dengan segala kecerobohan yang ku punya, tentang hati yang tak memungkinkan dalam menghadapi situasi dan pahitnya kehidupan yang ada.
"Kapan kamu akan membawaku pada keluarga mu?dan mengenalkanku sebagai istri mu?."
"Nanti, tun...
Ini alurnya aku buat maju mundur, jadi tiap kata yang tadi terpotong oleh pembahasan masa lalu mereka, aku gabungkan lagi dengan percakapan yang ada di masa kini, jadi aku ketik ulang-ulang seperti ini, biar kalian tidak bingung nantinya, biar lebih jelas juga pernyataannya, semoga dapat dimengerti, love.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Kajesha meraih gagang sapu dan mencoba mengendap-endap masuk ke dalam rumah, terlihat seorang pria yang tengah melihat buku-buku di atas nakas dan membolak-balik salahsatunya.
"SIAPA KAU?!" Teriak Kajesha.
Pria itu berbarik, betapa terkejutnya mereka berdua dan tersentak kaget atas apa yang ada di hadapan mereka masing-masing, hai orang lama?
"KAU SEDANG APA DISINI?!"
"KENAPA KAU DISINI?!" Kata mereka berbarengan.
"Ini rumahku!" Decak Kajesha.
"Tapi, ini rumah ku juga!" Desak Rajendra tak mau kalah.
Ada apa dengan mereka? Serta peperangan yang baru saja akan di mulai.
"Permisi tuan, ini adalah rumahku!"
"Hei nona, dengar. Secara teknis ini adalah rumah ku juga."
"Cih. Berani sekali kau berkata seperti itu. Pergi! Kau tidak di butuhkan disini." Sanggah Kajesha.
Kajesha meraih Rumah Barbie plastik yang ada di atas meja nakas, hendak melempar nya ke arah pria itu.
"Kajes! plis, itu aku yang membelinya."
"Fyuhh. Kau mungkin membelinya, tapi kau memberikan nya kepadaku sebagai hadiah. Maka secara teknis adalah, milik ku."ujar Kajesha sembari mengangkat Rumah Barbie kecil tersebut.
Kajesha melempar nya ke arah Rajendra.
Fyuh, meleset
Hampir saja
Bugh
Boneka Barbie yang ada di genggaman Kajesha berhasil mengenai jidat Rajendra, sontak pria itu menggosok jidat nya.
Kayanya bakal keluar jin ya di mulutnya?
Kajesha berkecak pinggang, ia menatap nyalang ke arah Rajendra.
"Owid!kau pasti ada di rumah ini kan?coba lihatlah tingkah laku cucu tercantik mu itu. Dia menyakiti ku dan mencoba untuk mengusir ku juga."ujar Rajendra dengan berteriak.
Owid adalah panggilan kesayangan mereka berdua pada Oma Widia, nenek dari Kajesha.
Rajendra berteriak seakan-akan arwah sang Oma bisa menyadarkan wanita pemarah itu.
"Tapi ini adalah kesalahan mu sendiri."
Perdebatan dimulai, akan kah ada kedamaian, untuk hari ini saja, setelah perpisahan selama 5 tahun. Setidaknya mereka bisa bersikap manis saat bersama, untuk satu detik saja.